p-Index From 2020 - 2025
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal ASPIRATOR
Endang Puji Astuti
Loka Litbang Kesehatan Pangandaran

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Sebaran Nyamuk Pradewasa Berdasarkan Tipe Ekosistem dan Habitat Spesifik di Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten Arda dinata; Endang Puji Astuti; Suwarno Hadisusanto
ASPIRATOR - Journal of Vector-borne Disease Studies Vol 12 No 2 (2020): Jurnal Aspirator Volume 12 Nomor 2 2020
Publisher : Loka Litbang Kesehatan Pangandaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (905.791 KB) | DOI: 10.22435/asp.v12i2.2270

Abstract

Abstract. The vector-borne disease remains a health problem in Pandeglang District. Entomological data is important in the strategy of controlling the vector-borne disease. This study aimed to determine the distribution of mosquito larvae based on specific habitat and ecosystem typea. This research is a secondary data analysis of Rikhus Vektora 2016 in Pandeglang, Banten Province. This type of observational research with cross-sectional study design. The purposive sampling technique is used based on geographical and ecosystem stratification. We found 12 types of environments of the six types of ecosystems (HDP, HJP, NHDP, NHJP, PDP, and PJP) that had larvae: forest (secondary, homogeneous, and coastal); lagoon; brackish water swamp; bamboo clumps; rice fields; plantations; and residential areas. The most ecosystem types were larvae in HJP (160 larvae) and the least larvae in NHDP (9 larvae). Species of larvae are 16 types: rice fields (Cx. vishui, Cx. tritaeniorhynchus, An. barbirostris); small hole in the ground (Anopheles sp., Culex sp.); coconut shell (Ae. albopictus, Ar. malayi, Ar. kuchingensis, Malaya sp, Culex sp.); armpit taro leaves and banana leaves (Ae. albopictus, Malaya genurostris); freshwater swamp (Cx. vishnui, Cx. gelidus) and brackish water (Anopheles sp.); riverside (Anopheles sp., Cx. quinquefasciatus); ditch (Culex sp.); pool (Cx. quinquefasciatus); lagoon (Anopheles sp., Culex sp.); bamboo stumps (Ae. albopictus); Limnocharis flava garden (Culex sp.); and used bottles (Ae. albopictus). The characteristics of larvae habitat: temperature (25-33oC); pH 8-9 (67.3%); light intensity (115-32,000 lux); vegetation (12.7%); algae (3.6%); water is temporary (61.6%), inundated (78.2%) and clear (50,9%). Abstrak. Penyakit tular vektor masih menjadi masalah kesehatan di Kabupaten Pandeglang. Data vektor penting dalam strategi pengendalian penyakit tular vektor. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sebaran jentik nyamuk berdasarkan habitat spesifik dan tipe ekosistem. Penelitian ini merupakan analisa data sekunder Rikhus Vektora 2016 di Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten. Jenis penelitian observasional dengan rancangan studi potong lintang. Teknik purposive sampling, digunakan berdasarkan stratifikasi geografis dan ekosistem. Didapatkan 12 jenis lingkungan yang berhasil diidentifikasi dari enam tipe ekosistem (HDP, HJP, NHDP, NHJP, PDP, dan PJP) dengan jentik, yaitu: hutan (sekunder, homogen, pantai); laguna; rawa air payau; rumpun bambu; sawah; perkebunan (salak, pisang, kelapa, kopi); daerah pemukiman. Tipe ekosistem terbanyak jentik di HJP (160 jentik) dan sedikit jentik di NHDP (9 jentik). Habitat spesifik jentik ada 16 jenis, yaitu: sawah (Cx. vishui, Cx. tritaeniorhynchus, An. barbirostris); kobakan (Anopheles sp., Culex sp.); tempurung kelapa (Ae. albopictus, Ar. malayi, Ar. kuchingensis, Malaya sp., Culex sp.); ketiak daun talas dan daun pisang (Ae. albopictus, Malaya genurostris); rawa air tawar (Cx. vishnui, Cx. gelidus) dan air payau (Anopheles sp.); tepi sungai (Anopheles sp., Cx. quinquefasciatus); parit (Culex sp.); kolam (Cx. quinquefasciatus); laguna (Anopheles sp., Culex sp.); tunggul bambu (Ae. albopictus); kebun genjer (Culex sp.); serta botol bekas (Ae. albopictus). Karakteristik habitat jentik pada: suhu (25-33oC); pH 8-9 (67,3%); intensitas cahaya (115-32.000 lux); vegetasi(12,7%); alga (3,6%); air bersifat sementara (61,6%), tergenang (78,2%) dan jernih (50,9%).
Pemberdayaan Keluarga Sebagai Upaya Menurunkan Kepadatan Larva Aedes spp. dalam Pencegahan Penularan Demam Berdarah Dengue Lukman Hakim; Endang Puji Astuti; Heni Prasetyowati; Andri ruliansyah
ASPIRATOR - Journal of Vector-borne Disease Studies Vol 12 No 2 (2020): Jurnal Aspirator Volume 12 Nomor 2 2020
Publisher : Loka Litbang Kesehatan Pangandaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (883.698 KB) | DOI: 10.22435/asp.v12i2.3140

Abstract

Abstract. One House One Jumantik Programme (G1R1J) has been launched by the Indonesian government since 2015. This programme emphasizes the participation of family members as jumantik rumah by monitoring and controlling larvae in their houses. Family’s coaching in the G1R1J’s programme is carried out by each jumantik coordinator. Tasikmalaya and Cimahi were Dengue endemic areas with high cases in the last five years. This study aimed to determine the effect of family empowerment by the Jumantik Coordinator in reducing the density of Aedes spp. larvae, reducing the number of DHF cases and increasing family participation in vector surveillance. The study was located in the Tasikmalaya and Cimahi areas and conducted with an intervention. The interventions included RW-level workshops, coaching, and observation by jumantik coordinator. The sample unit is a family, consist of 400 unit in the intervention area and 200 unit in the comparison area. The results showed that there were significant differences in the status of community participation in eradicating mosquito nests (PSN). The presence of dengue patients and the presence of Aedes spp mosquito larvae were different between before and after the intervention both in Tasikmalaya and Cimahi. In addition, there are significant differences in the status of community participation in PSN, the presence of dengue cases, the presence of Aedes spp. larvae and the implementation of vector surveillance by families in the intervention and comparison areas. The results concluded that family coaching interventions and observations by the Jumantik Coordinator, proved to have an effect on community participation in PSN, decreasing dengue cases, increasing larvae free index (ABJ) and vector surveillance implementation by families. Abstrak. Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J) sudah diluncurkan oleh pemerintah sejak tahun 2015. Tujuan gerakan ini adalah menekankan keikutsertaan anggota keluarga sebagai jumantik rumah dalam pemantauan dan pemberantasan jentik di rumahnya. Pembinaan keluarga dalam G1R1J dilakukan oleh masing masing koordinator jumantik. Kota Tasikmalaya dan Cimahi merupakan daerah endemis Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan kasus tinggi dalam lima tahun terakhir. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberdayaan keluarga oleh Koordinator Jumantik dalam menurunkan kepadatan larva nyamuk Aedes spp, menurunkan jumlah penderita DBD serta meningkatkan peran serta keluarga dalam surveilans vektor. Penelitian dilakukan di wilayah Kota Tasikmalaya dan Cimahi. Penelitian dilakukan dengan adanya pretest dan postest. Intervensi yang dilakukan adalah kalakarya tingkat RW serta pembinaan dan pengamatan oleh Koordinator Jumantik. Unit sampel adalah keluarga, terdiri dari 400 unit di daerah intervensi dan 200 unit di daerah pembanding. Hasil analisis data menunjukkan bahwa diantara Kota Tasikmalaya dan Cimahi, terdapat perbedaan bermakna pada status peran serta masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN), keberadaan penderita DBD dan keberadaan jentik nyamuk Aedes spp antara sebelum dan sesudah intervensi. Selain itu, terdapat perbedaan bermakna pada status peran serta masyarakat dalam PSN,keberadaan penderita DBD, keberadaan jentik nyamuk Aedes spp dan pelaksanaan surveilans vektor oleh keluarga di daerah intervensi dan pembanding. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa intervensi pembinaan keluarga serta pengamatan oleh Koordinator Jumantik, terbukti berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat dalam PSN, penurunan penderita DBD, peningkatan Angka Bebas Jentik (ABJ), serta pelaksanaan surveilans vektor oleh keluarga.