Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Art as a catharsis medium for people with bipolar disorder and synesthesia Palupi, Galih Ratna Puri; Rahmanto, Septian Wahyu; Lestari, Sri
Indigenous Vol. 5 No. 2, 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/indigenous.v5i2.11229

Abstract

Bipolar merupakan gangguan perubahan mood dengan fase manik dan depresif yang mengganggu aktivitas individu. Bipolar  berkontribusi pada kejadian kasus bunuh diri, sehingga penting mendapat perhatian. Untuk menjaga kondisi psikologis orang dengan bipolar dapat digunakan beragam terapi, diantaranya adalah terapi seni. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami pengalaman orang dengan bipolar yang memanfaatkan terapi seni untuk menjaga kondisinya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan interpretative phenomenological analysis (IPA). Informan penelitian ini adalah satu orang  dengan bipolar (ODB) yang mempertahankan kondisinya dengan menggunakan terapi seni. Dari hasil analisis data muncul lima tema yakni: (1) gambaran fase depresi, 2) cara katarsis saat depresi, 3) gambaran sinestesia yang dialami, 4) seni sebagai media katarsis, dan 5) dampak katarsis melalui seni. Kepekaan dan kesadaran yang dimiliki ODB terhadap kondisi dirinya menjadi kunci penting, agar mampu memilih aktivitas yang pas guna menghadapi perubahan afek. Implikasi dari penelitian ini adalah terapis perlu membangun kepekaan dan kesadaran klien terhadap kondisi dirinya, agar klien dapat bertahan dengan perubahan afek yang dapat terjadi secara tiba-tiba.  
Art as a catharsis medium for people with bipolar disorder and synesthesia Palupi, Galih Ratna Puri; Rahmanto, Septian Wahyu; Lestari, Sri
Indigenous Vol 5, No 2 (2020): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/indigenous.v5i2.11229

Abstract

Bipolar merupakan gangguan perubahan mood dengan fase manik dan depresif yang mengganggu aktivitas individu. Bipolar  berkontribusi pada kejadian kasus bunuh diri, sehingga penting mendapat perhatian. Untuk menjaga kondisi psikologis orang dengan bipolar dapat digunakan beragam terapi, diantaranya adalah terapi seni. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami pengalaman orang dengan bipolar yang memanfaatkan terapi seni untuk menjaga kondisinya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan interpretative phenomenological analysis (IPA). Informan penelitian ini adalah satu orang  dengan bipolar (ODB) yang mempertahankan kondisinya dengan menggunakan terapi seni. Dari hasil analisis data muncul lima tema yakni: (1) gambaran fase depresi, 2) cara katarsis saat depresi, 3) gambaran sinestesia yang dialami, 4) seni sebagai media katarsis, dan 5) dampak katarsis melalui seni. Kepekaan dan kesadaran yang dimiliki ODB terhadap kondisi dirinya menjadi kunci penting, agar mampu memilih aktivitas yang pas guna menghadapi perubahan afek. Implikasi dari penelitian ini adalah terapis perlu membangun kepekaan dan kesadaran klien terhadap kondisi dirinya, agar klien dapat bertahan dengan perubahan afek yang dapat terjadi secara tiba-tiba.  
Perceived social support as a mediator between coping and stress in first-year students during the COVID-19 Pandemic Rahmanto, Septian Wahyu; Nuryanti, Lusi; Asyanti, Setia
Insight: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol. 26 No. 2 (2024): AUGUST 2024
Publisher : Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26486/psikologi.v26i2.3574

Abstract

The COVID-19 pandemic has impacted the education sector and caused stress for first-year students who have to adapt to a period of continence in higher education. Students can deal with stress using coping methods, but the coping mechanisms they choose may not always reduce stress. Coping strategies are not the only way to deal with stress; perceived social support also contribute to students’ stress levels. This study aims to determine the role of perceived social support as a mediator between coping and stress in first-year students during the COVID-19 pandemic. Using the cluster random sampling technique , 437 first-year students were selected, comprising 111 men and 326 women, as participants. The instruments for data collection were DASS-21, Brief COPE-28, and ISEL-16. The data were analyzed using the Sobel test technique. The indirect effect results show that perceived social support is a mediator between problem-focused coping (PFC) with stress (p < 0.001; β = -0.027), emotion-focused coping (EFC) with stress (p < 0.001; β = -0.020), and avoidant coping (AVC) with stress (p < 0.001; β = 0.035). Perceived social support has a full mediation effect on the relationship between PFC and stress, the relationship between EFC and stress, and a partial mediation effect on the relationship between AVC and stress. PFC and EFC will not be able to play a significant role in reducing stress levels if there is no perception of social support. This study provides findings that when first-year students use AVC, the environment needs to provide positive social support. Therefore, the role of AVC is reduced and stress levels are reduced. The findings of the mediating role of perceived social support are beneficial because they provide empirical evidence for theoretical and practical implications. Keyword: Stress, coping, perceived social support, COVID-19 Pandemic, isel-16
Memutus Rantai Kekecewaan Karir: Mencegah Ketidaksesuaian Jurusan Siswa SMK Hertinjung, Wisnu Sri; Qatrunnada, Rizqi Zulfa; Rahmanto, Septian Wahyu; Praditya, Ihza Risqi; Ajiputra, Alfian Faqih
Nuansa Akademik: Jurnal Pembangunan Masyarakat Vol. 9 No. 2 (2024)
Publisher : Lembaga Dakwah dan Pembangunan Masyarakat Universitas Cokroaminoto Yogyakarta (LDPM UCY)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47200/jnajpm.v9i2.2479

Abstract

Ketidaksesuaian jurusan terbukti membawa dampak negatif seperti ketidakpuasan akademik, penurunan motivasi, dan kesejahteraan psikologis yang rendah pada siswa. Salah satu cara untuk mencegah adalah melalui asesmen bakat minat. Tujuan kegiatan untuk memetakan bakat dan minat siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X di SMK Muhammadiyah K berjumlah 37 siswa. Instrumen yang digunakan yaitu Intelligence Structure Test (IST) dan Rothwell Miller Interest Blank (RMIB). Hasil psikotes diskor, diinterpretasi, dan direkap dalam format excell yang disertai dengan rekomendasi jurusan serta saran tindak lanjut. Hasil analisis data menunjukkan bahwa mayoritas siswa memiliki IQ pada kategori dull normal (rentang IQ 80-90), mayoritas cara berpikir yang dimiliki siswa adalah fleksibel dan seimbang, masing-masing 48%. Siswa yang memiliki ketidaksesuaian antara bakat dan minat hanya 16%, namun ketidaksesuaian antara minat kerja dan jurusan di SMK sebesar 47%. Terdapat 3 jenis rekomendasi yang diberikan dari kegiatan ini, yaitu melanjutkan studi ke jenjang S1; melanjutkan ke jenjang D3/wirausaha; dan bekerja di bawah supervisi untuk siswa dengan IQ kurang dari 80. Hasil kegiatan ini dapat ditindaklanjuti oleh siswa dalam memilih jalur karir setelah lulus, sekolah untuk menetapkan kebijakan dalam seleksi dan penempatan siswa baru, dan guru BK untuk menyusun program konseling dan psikoedukasi.