Kusuma S Lestari
Universitas Airlangga

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kualitas Udara pada Tempat Tertutup dan Aktivitas Merokok di Kota Surabaya Tahun 2015 Kusuma S Lestari; Santi Martini; Sri Widati; Hario Megatsari; Kurnia D Artanti
IPTEK Journal of Proceedings Series No 5 (2017): Simposium I Jaringan Perguruan Tinggi untuk Pembangunan Infrastruktur Indonesia (2016)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.802 KB) | DOI: 10.12962/j23546026.y2017i5.3110

Abstract

Lingkungan tidak akan terlepas dari kehidupan manusia. Perubahan di dalamnya mempengaruhi faktor kesehatan, sosial, ekonomi, dan budaya. Lingkungan yang menghasilkan particulate matter berasal dari hasil alam dan kegiatan manusia. Salah satu kegiatan manusia yang dihasilkan adalah pembakaran dari aktivitas merokok terutama di ruang tertutup. Pengaruh kesehatan adanya particulate matter adalah potensi terjadinya gangguan pernapasan. Monitoring kualitas udara diperlukan sebagai evaluasi kondisi lingkungan. Pengukuran kualitas udara dilakukan di Kota Surabaya dengan pembagian yang proporsional yaitu Surabaya pusat, Surabaya utara, Surabaya selatan, Surabaya barat, dan Surabaya timur. Pengukuran secara kuantitatif untuk megukur konsentrasi  particulate matter berukuran kurang dari 2,5 micron (PM2,5). Pengukuran  dilakukan di beberapa tempat di Kota Surabaya pada tahun 2015 menunjukkan bahwa sebesar 53% konsentrasi PM2,5 melebihi ambang batas yang ditetapkan WHO yaitu > 25µg/m3. Tempat umum merupakan tempat yang terbanyak dengan PM2,5 yang melebihi ambang batas. Pada tempat umum sebagai tempat hiburan tertutup dan adanya aktivitas merokok konsentrasi PM2,5 melebihi ambang batas yang ditetapkan yaitu 18 kali lebih besar dari standar. Potensi gangguan kesehatan tidak hanya diaami oleh perokok aktif namun dapat berdampak pada perokok pasif baik secondary smoker atau tertiary smoker. Diperlukan adanya kebijakan yang melindungi masyarakat seluruhnya terhadap potensi gangguan kesehatan yang ditimbulkan dari aktivitas merokok. Kebijakan dengan penegakan smoke-free area di tempat umum dan juga pada  sarana yang lain yang telah ditetapkan oleh pemerintah dengan adanya undang – undang atau peraturan. 
Perbedaan Hasil Pemeriksaan Kadar PM2.5 di Kota Surabaya berdasarkan Jenis Sarana Santi Martini; Kusuma S Lestari; Kurnia D Artanti; Hario Megatsari; Sri Widati
IPTEK Journal of Proceedings Series No 5 (2017): Simposium I Jaringan Perguruan Tinggi untuk Pembangunan Infrastruktur Indonesia (2016)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.952 KB) | DOI: 10.12962/j23546026.y2017i5.3127

Abstract

karena pencemaran baik pencemaran udara, air, dan tanah. Pencemaran udara dengan sumber polutan primer salah satunya adalah partikel debu. Partikel debu sering disebut Particulate Matter (PM) dengan berbagai ukuran. Penggolongan dibagi menjadi Total Suspended Particulate (TSP) ; PM10 ; dan PM2,5 yang berasal dari sumber organik dan anorganik. Parameter dalam mengukur paparan lingkungan yang dapat menimbulkan masalah kesehatan bagi manusia adalah pengukuran konsentrasi debu dan ukuran partikel 1-3 mikron akan masuk langsung sampai permukaan jaringan dalam paru - paru.Hasil pengukuran pada tujuh sarana menunjukkan rata – rata kadar PM2.5 melebihi konsentrasi standar (> 25 µg/m3) dan kadar tertinggi di sarana umum (75,7 µg/m3), kemudian di sarana kegiatan anak (41,9 µg/m3). Selanjutnya tertinggi ketiga di sarana transportasi (36,3 µg/m3) dan keempat di sarana kesehatan (33,1 µg/m3) serta tertinggi kelima di sarana pendidikan (25,9 µg/m3). Diantara ketujuh sarana maka sarana ibadah dan tempat kerja menunjukkan hasil pemeriksaan dibawah standart.