Sri Mulyati
Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Malang

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING DI KELAS VIII SMP Toni Hidayat; Sri Mulyati; Abd. Qohar
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 2, No 8: AGUSTUS 2017
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (499.221 KB) | DOI: 10.17977/jptpp.v2i8.9882

Abstract

This study was a classroom action research which aims to investigate how the implementation of guided discovery learning can improve students’ activeness and attainment in the class VIII of Laboraturium UM Senior High School Malang city. The study subject was Class VIII that consists of 36 students, year 2016/2017. This study consisted of two cycles, and the data was collected from the result of the final test, observation, and interview. Based on the research of cycle I, the students’ activeness with mean scores of the meeting I, II, III was 78.88%, 79%, 86.6% respectively. The students’ activeness on cycle II, the mean scores of analyst meeting V and VI were 89.22% and 92.24% respectively. The result of Mathematics learning was increased, it is shown on the test mean of the cycle I that was achieved by 36 students with the percentage of successful learning 83 %. On the cycle test II, the average of 36 gained 82 (score) with 7.2 increased from the score mean of the cycle I and with classical mastery learning cycle II 88.88%.Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan metode penemuan terbimbing yang dapat meningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Laboratorium UM Kota Malang. Subjek penelitian ini ialah siswa kelas VIII yang berjumlah 36 siswa tahun pelajaran 2016/2017. Penelitian ini terdiri atas dua siklus dan data dikumpulkan dari hasil tes akhir tindakan, observasi, dan wawancara. Berdasarakan hasil penelitian pada siklus I, keaktifan siswa siswa dengan skor rata-rata pertemuan I, II, III adalah 78,88% 79,%, dan 86,6%. Aktivitas siswa pada siklus II, rata-rata skor pengamat pertemuan V dan VI berturut-turut 89,22 % dan 92,24%. Hasil belajar matematika siswa meningkat, hal ini terlihat bahwa rata-rata tes siklus I yang diperoleh 36 siswa sebesar 74,8 dengan presentase keberhasilan belajar 83,33%. Pada tes siklus II rata-rata nilai menjadi 82 dengan peningkatan sebesar 7,2 dari rata-rata nilai siklus I dan dengan ketuntasan belajar klasikal siklus II 88,88%.
PROSES ASIMILASI DAN AKOMODASI DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN KECERDASAN EMOSIONAL Eka Kurniawan; Sri Mulyati; Swasono Rahardjo
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 2, No 5: Mei 2017
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (614.994 KB) | DOI: 10.17977/jptpp.v2i5.8999

Abstract

This study aimed to describe students’ thinking process on the 7th grade of junior high school in solving mathematics problem based on the case study of Polya steps for several students on high, medium, and low emotional quotient. This study is qualitative descriptive research. It was done in SMPN 2 Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). The research findings are students whose emotional quotient is high use assimilation thinking process in identifying the problems, creating the plan of problem solving, doing the plan of problem solving, and reviewing or evaluating the answers. Students’ thinking process whose emotional quotient is medium use assimilation thinking process in identifying the problems, creating the plan of problem solving, and doing the plan; while in reviewing or evaluating the answers, they use accommodation or assimilation thinking process. In addition, students’ thinking process whose emotional quotient is low use assimilation thinking process in identifying the problems, and creating the plan of problem solving; and use accommodation or assimilation thinking process in doing the plan of problem solving. Meanwhile, there is imperfection accommodation thinking process in reviewing or evaluating the answers.Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan proses berpikir siswa kelas VII SMP dalam memecahkan masalah matematika berdasarkan langkah Polya studi kasus untuk beberapa siswa dengan kecerdasan emosional tinggi, sedang, dan rendah. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif.  Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 2 Mataram Nusa Tenggara Barat (NTB). Hasil penelitian ini adalah siswa dengan kecerdasan emosional tinggi dalam memahami masalah, merencanakan penyelesaian, melaksanakan penyelesaian, dan melihat kembali melakukan proses berpikir asimilasi. Proses berpikir siswa dengan kecerdasan emosional sedang dalam memahami masalah, merencanakan masalah, dan melaksanakan rencana penyelesaian melakukan proses berpikir asimilasi, sedangkan untuk melihat kembali melakukan proses berpikir akomodasi atau asimilasi. Kemudian untuk siswa dengan kecerdasan emosional rendah dalam memahami masalah melakukan proses berpikir asimilasi, dalam merencanakan penyelesaian melakukan proses berpikir asimilasi, dalam melaksakan rencana penyelesaian melakukan proses berpikir akomodasi dan asimilasi, sedangkan dalam melihat kembali melakukan proses berpikir akomodasi tidak sempurna.
MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN STAD Amos Patiung; Sri Mulyati; Akbar Sutawidjaja
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 2, No 4: April, 2017
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (963.742 KB) | DOI: 10.17977/jptpp.v2i4.8847

Abstract

The aim of this study is to describe STAD cooperative learning model improves the students activeness and mathematics achievements. This study use action research approach. The subject of this study is researcher selft and 37 eight-th grade student of SMPN 2 Malinau as participants. Framework of this study consist of plan, do, observation, and reflection. Collecting data method use observation, test, and interviews method. Analysing data use description analysis. Based on the result, it is concluded that STAD that improve student activiness and mathematics achievements include: (1) using power point to serve information, (2) setting heterogent group, (3) advice and guiding students while discussion, (4) using PPT for group presentation, (5) giving quiz in last section, (6) explaining miss understanding problem, and (7) giving awards. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar matematika siswa SMP. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan subjek siswa kelas VIII-1 SMPN 2 Malinau Kota sebanyak 37 siswa. Rancangan dalam penelitian meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, tes, dan wawancara. Analisis data menggunakan analisis deskripsi. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa STAD yang dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa meliputi: (1) menyajikan informasi dengan menggunakan bantuan power point, (2) pembentukan kelompok secara heterogen, (3) bimbingan dan arahan selama diskusi kelompok dilaksanakan, (4) presentasi kelompok menggunakan media power point, (5) pemberian kuis disetiap akhir pembelajaran, (6) pembahasan soal-soal yang masih kurang dipahami siswa, dan (7) pemberian penghargaan.
Penerapan Langkah-langkah Pembelajaran Van Hiele Berbantuan Media Manipulatif sebagai Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Segiempat Siswa Kamaliyah Kadir; Sri Mulyati; Tjang Daniel Chandra
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 3, No 1: JANUARI 2018
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1067.82 KB) | DOI: 10.17977/jptpp.v3i1.10434

Abstract

This study is a classroom action research which aim to describe the phases of van Hiele learning aided by manipulative that can improve seventh grade student’s conceptual understanding of quadrilateral in SMP Negeri 2 Sampit. The study was conducted in two cycles with the result of the study showed an improving student’s conceptual understanding of quadrilateral in each cycle. The phases of van Hiele learning are (1) information: through doing answer and question, the researcher checked the previous materials, the research provided informations about the purpose of the learning by powerpoint, (2) guided orientation: the researcher asked students to disscuss with their groups to solve the worksheet, in this activity, the students used manipulative media to understand the concept, (3) explicitation: the teacher asked students to describe the reason in solving the problems in the worksheet, (4) free orientation: the research given the the complex problems in the worksheet according the materials, (5) integration: the teacher provided opportunities for students to present their result of discussion and make conclusion.Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk menggambarkan langkah-langkah pembelajaran van Hiele dengan bantuan media manipulatif yang dapat meningkatkan pemahaman konsep segiempat siswa kelas VII H di SMP Negeri 2 Sampit. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus dengan hasil penelitian menunjukkan terjadinya peningkatan pemahaman konsep segiempat siswa setiap siklusnya. Tahap-tahap pembelajaran van Hiele yang dilakukan yaitu (1) informasi: melalui tanya jawab peneliti mengecek materi prasyarat siswa, memberikan informasi melalui tayangan slide powerpoint berupa tujuan pembelajaran, (2) orientasi terarah: peneliti memberikan kesempatan siswa untuk berdiskusi menyelesaikan LKK, dalam tahap ini siswa menggunakan media manipulatif untuk memahami konsep (3) uraian: peneliti meminta siswa untuk menguraikan alasan-alasan yang tepat di dalam menyelesaikan kegiatan dalam LKK dan menjawab soal-soal pada LKK,  (4) orientasi bebas peneliti memberikan soal yang menantang berkaitan dengan materi, (5) integrasi: guru memberi kesempatan siswa untuk menyampaikan hasil diskusi dan membuat kesimpulan.