Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERENCANAAN CASING DESIGN UNTUK SUMUR MSH X1, LAPANGAN MAD Bambang Kustono; Puri Wijayanti; Pauhesti Rusdi
PETRO:Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan Vol. 2 No. 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/petro.v2i2.294

Abstract

Perencanaan casing dalam suatu perencanaan sumur sangat penting karena jika salah dalam melakukan perencanaan casing dapat menyebabkan kendala operasional yang berakibat realisasi biaya sumur menjadi jauh lebih mahal, misalnya terjadi lost in hole, hilang lubang, sidetrack, atau bahkan blow out. Masalah yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah mengenai perencanaan casing pada sumur MSH – X1 dengan adanya penurunan tekanan di beberapa lapisan pada sumur tersebut. Rencana pemboran sumur MSH – X1 dilakukan dengan menentukan casing setting depth dengan menggunakan metode offset wells dan perhitungan Hubbert and Willis. Setelah mendapatkan casing setting depth, dilakukan perhitungan grade casing dengan metode lapangan dan metode maximum load. Pertimbangan casing setting depth yang digunakan, serta grade casing yang sesuai adalah H – 40 dengan berat 94 ppf untuk casing 20” pada kedalaman 150 m, H – 40 dengan 48 ppf untuk casing 13 3/8” pada kedalaman 470 m, H – 40 dengan 32 ppf untuk casing 9 5/8” pada kedalaman 935 m dan H – 40 dengan 20 ppf untuk liner 7” pada kedalaman 1300 m.PERENCANAAN CASING DESIGN UNTUK SUMUR MSH X1, LAPANGAN MAD
Analisa Polimer AN 125 Vhm Untuk Lapangan Suhu TinggiDengan Salinitas Tinggi, dan Permeabilitas Rendah Alesya Hanifan; Havidh Pramadika; Pauhesti Rusdi
AT-TAKLIM: Jurnal Pendidikan Multidisiplin Vol. 2 No. 1 (2025): At-Taklim: Jurnal Pendidikan Multidisiplin (Edisi Januari)
Publisher : PT. Hasba Edukasi Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71282/at-taklim.v2i1.98

Abstract

Polimer memiliki peran penting dalam meningkatkan efisiensi ekstraksi minyak bumi di lapangan dengan kondisi ekstrem seperti suhu tinggi, salinitas tinggi, dan permeabilitas rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menyaring dan menguji berbagai jenis polimer guna menemukan kandidat terbaik yang tahan terhadap kondisi tersebut. Metodologi yang digunakan mencakup uji laboratorium pada sifat termal, kemampuliran, dan stabilitas kimia dari polimer yang dipilih. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa polimer memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan yang lain, dengan indikator stabilitas yang tinggi dan kemampuan bertahan di lingkungan ekstrem. Penemuan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan teknologi ekstraksi minyak yang lebih efisien dan berkelanjutan
ANALISIS PEMANFAATAN SURFAKTAN MINYAK JELANTAH KONSENTRASI RENDAH UNTUK PROSES PENINGKATAN PEROLEHAN MIGAS Ibnu, Muhammad; Lestari Said; Puri Wijayanti; Pauhesti Rusdi; Samsol; Yulia, Prayang Sunny
Jurnal Eksakta Kebumian Vol. 3 No. 2 (2022): JURNAL EKSAKTA KEBUMIAN (JEK)
Publisher : Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/jek.v3i2.10078

Abstract

Abstrak Pada tahap pengembangan untuk meningkatkan perolehan minyak bumi terdiri dari 3 tahapan yaitu:primary recovery, secondary recovery, dan tertiary recovery (Enhanced Oil Recovery). Penelitian menggunakan metode Enhanced Oil Recovery di laboratorium Enhanced Oil Recovery Universitas Trisakti. EOR (Enhanced Oil Recovery). terdiri dari injeksi kimia,injeksi uap panas, injeksi gas, dan injeksi microbial. Metode EOR yang dilakukan pada penelitian adalah injeksi surfaktan. Konsentrasi surfaktan yang digunakan 0,3%, 0,4%, dan 0,75% dengan variasi temperatur 30o C dan 70o C. Prosedur penelitian diawali dengan pembuatan brine dan pembuatan surfaktan. Kemudian perhitungan sifat fisik larutan dan perhitungan sifat fisik batuan sampel. Pada Surfaktan konsentrasi 0,2%, 0,3%, 0,4%, 0,5%, dan 0,75% dilakukan uji IFT (Interfacial Tension) untuk mendapatkan nilai CMC (Critical Micelle Concentration). Nilai CMC berada di 0,4% pada temperatur 30o C dan 70o C. Kemudian dilakukan saturasi minyak, dilanjutkan dengan injeksi brine dan injeksi surfaktan didapat recovery faktor. Dari penelitian, didapat hasil Recovery faktor yang dilakukan pengujian di konsentrasi 0,3%, 0,4%, dan 0,75% di temperatur 30o C didapat RF sebesar 33%, 45,8%, dan 42,2%. Recovery factor pada konsentrasi 0,3%, 0,4%, dan 0,75% di temperatur 70o C sebesar 37,2%, 55%, dan 46,7%. Dihasilkan recovery faktor yang paling bagus di konsentrasi 0,4% di temperatur 30o C dan 70o C   Kata kunci: Enhanced Oil Recovery,injeksi kimia,injeksi surfaktan, minyak jelantah.   Abstract At the development stage to increase oil recovery, it consists of 3 stages, namely: primary recovery, secondary recovery, and tertiary recovery (Enhanced Oil Recovery). The study used the Enhanced Oil Recovery method in the Enhanced Oil Recovery laboratory at Trisakti University. EOR (Enhanced Oil Recovery). consists of chemical injection, hot steam injection, gas injection, and microbial injection. The EOR method used in this study is surfactant injection. The surfactant concentrations used were 0.3%, 0.4%, and 0.75% with variations in temperature of 30o C and 70o C. The research procedure began with making brine and making surfactants. Then the calculation of the physical properties of the solution and the calculation of the physical properties of the rock samples. At 0.2%, 0.3%, 0.4%, 0.5%, and 0.75% surfactants, the IFT (Interfacial Tension) test was performed to obtain the CMC (Critical Micelle Concentration) value. The CMC values were at 0.4% at 30oC and 70oC. Then oil saturation was performed, followed by brine injection and surfactant injection to obtain recovery factor. From the research, it was found that the recovery factor was tested at concentrations of 0.3%, 0.4%, and 0.75% at a temperature of 30o C. The RF was 33%, 45.8%, and 42.2%. Recovery factors at concentrations of 0.3%, 0.4%, and 0.75% at a temperature of 70o C were 37.2%, 55%, and 46.7%. The best recovery factor was obtained at a concentration of 0.4% at temperatures of 30o C and 70o C.   Keywords: Enhanced Oil Recovery, chemical injection, surfactant injection, waste cooking oil