Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

SOSIALISASI PEMANFAATAN LIMBAH MINYAK JELANTAH DENGAN KULIT PISANG KEPOK DALAM PERSKEPTIF KOMUNIKASI DI KELURAHAN KEBON JERUK Apriandi Rizkina Rangga Wastu; Ghanima Yasmaniar; Ridha Husla; Firman Herdiansyah; Havidh Pramadika
Jurnal AKAL : Abdimas dan Kearifan Lokal Vol. 2 No. 2 (2021): Jurnal AKAL : Abdimas dan Kearifan Lokal
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1874.55 KB) | DOI: 10.25105/akal.v2i2.9594

Abstract

Sebagian besar pengguna minyak goreng kerap kali langsung membuang minyak bekas ke tempat-tempat pembuangan seperti selokan ataupun tanah. Minyak jelantah yang dibuang secara sembarangan dan tidak diuraikan terlebih dahulu akan menyebabkan minyak tersebut menjadi limbah yang berdampak buruk pada lingkungan sehingga kegiatan PKM berupa sosialiasi ini penting dilakukan agar membangkitkan kesadaraan masyarakat mengenai bahaya penggunaan minyak jelantah secara terus menerus dan dampak pembuangan minyak jelantah secara sembarangan, serta pemanfataan limbah minyak jelantah hingga menjadi sabun cuci piring yang dapat digunakan oleh masyarakat. Kegiatan ini dilakukan melalui kerjasama dengan warga ibu-ibu PKK RT 009 RW 003 Kelurahan Kebon Jeruk. Setelah kegiatan dilakukan, diharapkan adanya peningkatan kesadaran masyarakat mengenai kebersihan lingkungan untuk tidak membuang limbah minyak jelantah secara sembarangan. Selain itu, wawasan masyarakat mengenai pemanfaatan limbah minyak jelantah meningkat sehingga masyarakat dapat memanfaatkan limbah minyak jelantah ini menjadi sabun cair cuci piring yang dapat digunakan oleh mereka sendiri.
EVALUASI PENGGUNAAN SISTEM LUMPUR SYNTHETIC OIL BASE MUD DAN KCL POLYMER PADA PEMBORAN SUMUR X LAPANGAN Y Abdul Hamid; Apriandi Rizkina rangga Wastu
PETRO:Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan Vol. 6 No. 1 (2017): April
Publisher : Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.972 KB) | DOI: 10.25105/petro.v6i1.2499

Abstract

Dalam operasi pemboran, lumpur pemboran memainkan peranan yang sangat penting karena memiliki fungsi-fungsi yang tak tergantikan. Pada pelaksanan operasi pemboran sumur x lapangan y ini menggunakan lumpur Synthetic Oil Base Mud dan KCL Polymer selama pemboran berlangsung, sifat dan rheology lumpur pemboran harus di perhatikan dan dipertimbangkan kondisi serta karateristik dari formasi yang akan di bor. Adapun penyebab terjadinya masalah masalah tersebut adalah disebabkan karena factor formasi yang mempunyai permeabilitas yang cukup besar sehingga memungkinkan terjadinya masalah hilangnya lumpur. Seperti adanya formasi yang mengandung gua-gua (cavernous formation), formasi yang mengandung rekahan-rekahan secara vertical maupun horizontal. Dalam menganalisa hal ini akan mengakibatkan kerugian baik dari segi waktu, finansial , maupun kesalamatn kerja.nOleh karena itu,sebelum proses pemboran dilaksanakan perlu dibuat sebuah perencaan yang matang untuk penenruan program lumpur. Perencaan diantaranya berkaitan dengan jenis lumpur, densitas, viskositas, daya agar, derajat keasaman, laju tapisan dan lain-lain yang disesuaikan dengan lithology tiap lapisan formasi yang di tembus. Perencanaan tersebut juga mencakup analisa potensi permasalahan yang akan dihadapi pada tiap lapisan formasi beserta solusi untuk mengantisipasinya. Namun demikian, pada saat pelaksanaanya sangat umum terjadi beberapa permasalahan di luar analisa tersebut. Dari suatu pendesaianan lumpur diharapkan penggunaannya dapat mengoptimalkan kegiatan pemboran dengan biaya serendah mungkin untuk menekan biaya per barrel nantiSystem lumpur Sythetic Oil Base Mud adalah disperse mud dan biasanya berbiaya lebih mahal , sedangkan lumpur KCL polymer adalah lumpur non disperse yang biasanya lebih murah. Melihat hambatan yang terjadi pada saat pemboran yang berlangsung yaitu adnaya gumbo, shloughing shale, differential pressure sticking, lost, terjepit pipa, swelling clay, partial lost, lumpur Synthetic Oil Base mud dapat mengatasi masalah di atas. Kejadian hilang lumpur dapat diakibatkan oleh beberapa sebab, seperti : kondisi formasinya, dapat menimbulkan kick dan blow out apabila tekanan hidrostatik kolom lumpur dalam sumur turun dan tidak segera di tanggulangi. Meskipun jika dilihat dari segi biaya meskipun Synthetic Oil Base Mud lebih mahal dari KCL Polymer lumpur tersebut dapat digunakan kembali atau dilakukan treatment pada saat digunakan berbeda dengan KCL Polymer dan dapat mengatasi masalah di atas. Pada penulisan paper ini akan dievaluasi sejauh mana pemakaian lumpur Synthetic Oil Base Mud lebih dan KCL Polymer efektif dalam mengatasi permasalahan-permasalahan di formasi shale yang sangat reaktif.
OPTIMASI HIDROLIKA DENGAN METODE BHHP PADA TRAYEK 8 ½ INCH SUMUR X LAPANGAN Y Apriandi Rizkina Rangga Wastu; Onnie Ridaliani; Beta Resqy Avianti
PETRO: Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan Vol. 9 No. 3 (2020): SEPTEMBER
Publisher : Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (111.74 KB) | DOI: 10.25105/petro.v9i3.8031

Abstract

Lumpur pemboran merupakan faktor yang penting dalam operasi pemboran. Kecepatan pemboran, efisiensi, keselamatan dan biaya pemboran sangat tergantung dari lumpur pemboran yang dipakai. Lumpur merupakan semua jenis fluida yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan seperti tertinggalnya cutting di dasar lubang dengan mengangkat cutting kepermukaan sehingga proses pemboran dapat berjalan dengan lancar. Pada sumur X Lapangan Y akan dilakukan optimasi hidrolika untuk mengetahui hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam memilih parameter  pemboran yang digunakan, serta faktor yang berpengaruh pada kinerja hidrolika pemboran dalam proses pengangkatan serbuk bor pada saat kegiatan pemboran.             Penelitian ini menggunakan metode BHHP (bit hiydraulic horse power) dimana hidrolika pemboran akan dievaluasi, apabila nilai yang diperoleh kurang dari 50% perlu dilakukan optimasi hidrolika. Pada metode CCI (cutting carrying index) akan digunakan dalam melihat seberapa baik lumpur dalam mengangkat cutting hingga ke permukaan, batas minimum  metode ini adalah 1.            Penelitian dilakukan dengan mengevaluasi trayek 8 ½ inch kedalaman 1924,26 hingga 2141,8 ft pada sumur X lapangan Y. Evaluasi hidrolika pemboran pada kedalaman yang diteliti memilki nilai persentase tekanan di bit kurang dari 50% sehingga perlu dilakukan optimasi hidrolika dengan data pompa yang dimilki. Pada trayek ini nilai yang sebelumnya berkisar antara 4% naik hingga 60% dan nilai Cutting Carrying Index berkisar di angka 4, laju alir optimum juga didapatkan yang berkisar pada nilai 373 GPM.             Berdasarkan hasil penelitian ini terdapar beberapa faktor seperti laju alir lumpur, densitas lumpur, rheology lumpur akan sangat memengaruhi hidrolika pemboran. Tekanan yang diberikan oleh pompa yang disalurkan hingga ke bit harus tepat untuk meminimalisir kehilangan tekanan yang mungkin terjadi, serta tekanan yang digunakan akan berpengaruh pada laju alir optimum lumpur didalam lubang sumur sebagai salah satu media yang digunakan dalam pengangkatan serbuk bor.Kata kunci: Lumpur, cuttings, hidrolika, BHHP, nozzle, daya.
STUDI LABORATORIUM PENGGUNAAN LUMPUR SMOOTH FLUID 05 DAN SARALINE PADA TEMPERATUR TINGGI Apriandi Rizkina Rangga Wastu; Ridha Husla; Lilik Zabidi; Abdul Hamid
PETRO:Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan Vol. 9 No. 4 (2020): DESEMBER
Publisher : Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.174 KB) | DOI: 10.25105/petro.v9i4.8171

Abstract

Dalam operasi pemboran, lumpur pemboran mempunyai peranan yang sangat penting karena memiliki fungsi-fungsi yang tak tergantikan. Kegiatan pemboran berhubungan dengan masalah-masalah yang disebabkan oleh kondisi yang kompleks di formasi karena adanya perubahan temperatur, tekanan, dan kontaminasi dari fluida formasi. Penggunaa lumpur pemboran diperlukan untuk dapat menghadapi permasalahan-permasalahan tersebut.            Pada penelitian mempunyai latarbelakang untuk mengetahuai seberapa berhasilkan penggunaan system lumpur Oil Base Mud berupa Saraline dan Smooth Fluid 05. Diketahui pada pemboran offshore pengaruh tekanan dan temperatur sangat mempengaruhi kualitas dari lumpur yang digunakan. Pada saat sirkulasi lumpur akan mendapat pengaruh temperatur tinggi dari formasi tersebut. Pada pembuatan lumpur pemboran ini dilakukan untuk memperoleh suatu hasil formulasi yang tahan terhadap perubahan temperatur, tekanan, dan kontaminasi oleh karena itu pemilihan aditif sangat penting, terutama jika terjadi perubahan temperatur pada lapangan tersebut serta kompatibel satu sama lain. Pengujian pada lumpur ini yaitu untuk mengetahui apakah terjadi perubahan pada sifat fisik lumpur tersebut seperti densitas, rheology lumpur, filtration loss, dan electrical stability jika lumpur tersebut diberikan perubahan temperatur tinggi.            Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa semakin tinggi temperatur maka nilai densitas dan rheology lumpur (plastik viskositas, yield point dan gel strength),  tersebut akan semakin menurun dikarenakan faktor dari suhu tersebut yang membuat lumpur semakin encer. Pada nilai Filtration loss pada kedua sample tersebut menunjukan kenaikan sebesar 4,6 – 5,5 cc/30 menit namun masih dalam batas wajar karna masih sesuai dengan standarisasi yang digunakan. Pada nilai electrical stabilitas pada kedua sample lumpur tersebut menunjukkan semakin tinggi temperatur maka nilai electrical stabilitas pada sample lumpur tersebut akan semakin menurun, namun hasil pada sample lumpur ini mempunyai hasil diatas 500 volt maka komposisi lumpur minyak saraline dan smooth fluid 05 dengan nilai oil water ratio 85:15 mempunyai kandungan oilwet yang sangat baik Kata kunci: Lumpur Pemboran, Oil Base Mud, Temperatur, rheology, Filtration loss, Electrical Stability,  Saraline, Smooth Fluid 05
Effect of High Temperature on Rheology and Electrical Stability of Saraline and Smooth Fluid 05 Mud Apriandi Rizkina Rangga Wastu; Muhammad Taufiq Fathaddin; Abdul Hamid
Journal of Earth Energy Science, Engineering, and Technology Vol. 2 No. 1 (2019): JEESET VOL. 2 NO. 1 2019
Publisher : Penerbitan Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (39.691 KB) | DOI: 10.25105/jeeset.v2i1.4650

Abstract

In drilling operations, drilling mud plays a very important role because it is irreplaceable functions. Drilling activities relate to problems caused by complex conditions in formation due to changes in temperature, pressure, and contamination from formation fluids. Using Oil Base Mud (OBM) mud systems in the form of Saraline and Smooth Fluid 05 is tested for drilling fluid performance and the results can be a reference for drilling operation. This research consist of two parts, the first: determining the drilling mud rheology value in the form of (Plastic Viscosity, Yield Point and Gel Strength) in each drilling mud of Saraline and Smooth fluid 05 mud using various high temperature parameters of 350oF, 300oF, and 270oF. The results of the mud rheology tests show at the higher the temperature, the values of rheology decreases. The second experiment is to determine the level of electrical stability in the mud which functions of oil-wet content in oil sludge (Saraline and Smooth fluid 05). The electrical stability value has a minimum limit value in OBM, which is 500 volts. In this experiment showed that the higher the temperature value, the electrical stability value in the mud will decrease, but in this study the value of electrical stability in Saraline mud and Smooth fluid 05 has a value above 500 volts, the composition OBM of Saraline and Smooth Fluid 05 sludge has very good oilwet content.
PENGUJIAN SIFAT FISIK LUMPUR PEMBORAN BERBAHAN DASAR MINYAK JELANTAH SEBAGAI PENGGUNAAN LUMPUR PEMBORAN YANG RAMAH LINGKUNGAN Apriandi Rizkina Rangga Wastu; Ghanima Yasmaniar; Ridha Husla; Aqlyna Fattahanisa
PETRO:Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan Vol. 11 No. 3 (2022): SEPTEMBER
Publisher : Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/petro.v11i`3.9929

Abstract

The well drilling process is highly dependent on the performance of the drilling mud that is  used. The use of oil-based mud that is more environmentally friendly continues to grow by utilizing environmentally friendly or biodegradable materials. This research was conducted to determine whether the use of used cooking oil or waste oil can be reused as a type of oil-based mud that has the same characteristics as Saraline mud or palm oil-based mud. The mud will be tested at several temperatures by testing the physical properties of the mud in the form of density and viscosity. The reference used in this study is the API 13B-2 standard laboratory specification. The result of this research is that the used cooking oil mud is successfully made if the oil water ratio (OWR) is changed to 90:10 and mix used cooking oil with saraline oil in a ratio of 50:50. Based on the tests that have been carried out on the physical properties of density, for samples of saraline mud and samples of used cooking oil mud at temperature of 100oF, there is no addition of barite because it is in accordance with the desired specifications, but for samples of saraline mud at temperatures of 200oF and 300oF, additives of barite are added of 25 gr and 40 gr, respectively, and for used cooking oil mud at temperatures of 200oF and 300oF, the addition of barite additives are 60 gr and 75 gr, respectively, so that all mud can meet the desired specifications. Meanwhile, in viscosity testing, the viscosity values of the samples of saraline mud and used cooking mud at temperatures of 100oF, 200oF, and 300oF, met the desired standard specifications.
ANALISIS DENSITAS LUMPUR STARCH DAN DRISPAC TERHADAP PROSES PENGANGKATAN CUTTING DENGAN MENGGUNAKAN METODE CUTTING TRANSPORT RATIO Apriandi Rizkina Rangga Wastu; Ridha Husla; Ghanima Yasmaniar; Prayang Sunny Yulia; Mario Valentino Dio; Tedy Subardja
PETRO: Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan Vol. 12 No. 2 (2023): JUNI
Publisher : Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/petro.v12i2.16427

Abstract

The use of the right drilling mud in a drilling well has a good ability to clean the hole so that the process of removing the cutting to the surface can run optimally.. Aim: In this research, we will analyze the physical properties of density mud using starch and Drispac mud samples which are natural. The two mud samples are used to find out whether the two mud samples can carry cuttings optimally. Cutting Transport Ratio is one of the cutting removal methods used in the cutting lifting process using the average speed and slip speed of the mud. The cutting removal process can be said to be successful if it has a percentage of > 50%. Methodology and Results: The starch and Drispac sludge samples will be tested using several temperatures, namely 150°F, 200°F and 250°F. Both samples will be tested for their physical properties, namely the density value. The selected density value is one of the parameters needed in the slip speed calculation process in the cutting lifting process. The density value obtained in the starch mud sample was 8.7-9.1 ppg while in the Drispac sample it was 8.65 - 9 ppg. These results are the initial results obtained, but because the results on the 200°F and 250°F samples are not in accordance with the specifications, an additional barite is needed for each of these samples. Both starch and drispac sludge added 60 grams of barite at a sample temperature of 200°F and 120 grams at a sample temperature of 250°F. The results of the density values ​​obtained when barite was added were 10-10.7 ppg for starch mud samples and 9.9-10.65 ppg for Drispac mud samples. The results of the density test will be carried out by testing the removal of cuttings using the Cutting Transport Ratio. The results obtained for the two samples, for starch sludge, obtained a value of 98.31-99.19% while for drispac mud 98.61-99.18%.m. Conclusions: The increase in temperature causes the value of the filtration loss to decrease because the water content in the filtrate also evaporates, causing the filtration loss to decrease. The mudcake value in this experiment was also influenced by the results of the filtration loss value. The higher the filtration loss value, the thicker the value of the mudcake is due to the large number of precipitated particles.
PELATIHAN PEMBUATAN STARCH (TEPUNG JAGUNG) DARI LIMBAH BONGGOL JAGUNG DI LAGOA, JAKARTA UTARA Ghanima Yasmaniar; Ridha Husla; Apriandi Rizkina Rangga Wastu; Fadliah Fadliah; Havidh Pramadika
Jurnal AKAL: Abdimas dan Kearifan Lokal Vol. 4 No. 2 (2023): Jurnal AKAL : Abdimas dan Kearifan Lokal
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/akal.v4i2.13875

Abstract

Jagung merupakan salah satu bahan makanan yang mudah ditemukan dengan manfaat yang sangat beragam, mulai dari bagian batang, daun, kulit, dan biji. Sementara itu, bonggol jagung seringkali hanya menjadi limbah yang tidak dapat dimanfaatkan dan dibuang begitu saja. Oleh karena itu perlu ada upaya untuk memanfaatkan limbah bonggol jagung dengan meningkatkan nilai tambahnya, salah satunya dengan mengekstraknya menjadi starch (tepung jagung). Upaya ini juga perlu diperkenalkan kepada masyarakat agar mereka dapat memanfaatkan limbah bonggol jagung menjadi starch (tepung jagung) yang kemudian dapat diolah sebagai bahan makanan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk melatih masyarakat agar dapat memanfaatkan limbah bonggol jagung dan mengolahnya menjadi starch (tepung jagung) yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan, sehingga masyarakat dapat membantu mengurangi limbah bahan organik, serta mereka dapat mengurangi anggaran pengeluaran belanja rumah tangga karena dapat membuat tepung jagung sendiri dari limbah.