Armelia Sari
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH AIR PERASAN BUAH LEMON (Citrus limon)TERHADAP VIABILITAS BIOFILM Streptococcus sanguinis SECARA IN VITRO Janice Dharmago; Trijani Suwandi; Armelia Sari
PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN Prosiding Seminar Nasional Cendekiawan 2017 Buku II
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/semnas.v0i0.4594

Abstract

Prevalensi penyakit periodontal mencapai 90% dari jumlah populasidunia.Gingivitis merupakan penyakit periodontal yang disebabkan oleh akumulasi plak.Salah satu bakteri pemicu pembentukan plak adalah Streptococcus sanguinis.Lemon memiliki sifat antioksidan, anti-inflamasi, antitumor, dan antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh air perasan buah lemon (Citrus limon) terhadap viabilitas biofilmS. sanguinis secara in vitro. Lemon yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari perkebunan Naga, Lembang.Penelitian dilaksanakan di Laboratorium MiCore Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti menggunakan metode uji biofilm. Digunakan Brain Heart Infusion-Broth(BHI) sebagai kontrol negatif, klorheksidin0.2% sebagai kontrol positif, air perasan buah lemon dengan konsentrasi 100%, 50%, 25%, 12.5%, 6.25%, 3.12%, 1.5%, dan 0.78%. Microplate diinkubasi selama 1 jam, 6 jam, dan 24 jam dalam suasana anaerob.Hasil kerapatan populasi bakteri (Optical density) dibaca dengan microplate reader pada panjang gelombang 490nm.Hasil penelitian menunjukkan terjadinya penurunan OD setelah diberikan air perasan lemon.Uji normalitas menunjukkan bahwa data terdistribusi normal antar konsentrasi (p>0,05). Uji one way ANOVA dan uji Post Hoc menunjukkan adanya perbedaan signifikan antar konsentrasi (p< 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa air perasan buah lemon mampumenghambat viabilitas biofilmS. sanguinis secara in vitrosehingga dapat digunakan sebagai salah satu upaya mencegah gingivitis.
Efek Antibakteri Ekstrak Keladi Tikus (Typhonium Divaricatum (L.) Decne) terhadap Pertumbuhan Staphylococcus Aureus Josephine Yessi; Hartono Pudjowibowo; Armelia Sari; Rizka Aisyah
Jurnal Farmasetis Vol 12 No 3 (2023): Jurnal Farmasetis: Agustus 2023
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/far.v12i3.1146

Abstract

Infeksi paska ekstraksi merupakan salah satu faktor risiko utama infeksi. Pasien biasanya mulai dengan dry socket, yang dapat mengakibatkan bakteremia, sehingga menimbulkan konsekuensi yang lebih serius, seperti alveolitis dan endokarditis. Typhonium divaricatum biasa disebut 'keladi tikus' merupakan tanaman dari keluarga Araceae. Secara tradisional, tanaman ini digunakan sebagai obat alternatif untuk kanker. Ini juga telah menunjukkan bahwa tanaman memiliki sifat tambahan, termasuk antibakteri dan aktivitas antioksidan. Tujuan: Dalam penelitian ini, kami meneliti efek dari ekstrak keladi tikus pada pertumbuhan Staphylococcus aureus, salah satu dari beberapa organisme diketahui berkontribusi untuk infeksi paska ekstraksi. Metode: Zat uji standar ekstrak dari keladi tikus dan kontrol kemudian ditambahkan ke piring Staphylococcus aureus lalu diinkubasi 48 jam, diikuti dengan konsentrasi hambat minimum (MIC) ditentukan dari zona yang jelas. Hasilnya: Pengamatan diameter zona hambatan yang terbentuk, diameter zona hambatan yang dihasilkan oleh ekstrak keladi tikus dengan konsentrasi 50% sebesar 22,46 mm diikuti dengan konsentrasi 25% sebesar 20,49 mm, konsentrasi 12,5% sebesar 14,83 mm, konsentrasi 6,25% sebesar 11,17 mm, konsentrasi 3.125% pada 11,13 mm. Kesimpulan: Data ini menunjukkan bahwa ekstrak keladi tikus memiliki efek antibakteri yang jelas pada Staphylococcus aureus. Semakin tinggi konsentrasi yang digunakan penghambatan aktivitas bakteri lebih tinggi, tetapi dibandingkan dengan aktivitas antibiotik, aktivitas antibakteri ekstrak keladi tikus masih di bawah aktivitas antibakteri antibiotik.