Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Komposisi Kimia Hidrolisat Protein Jeroan Ikan dengan Konsep Autolisis Menggunakan Enzim Internal pada Ikan Made Suhandana
Jurnal FishtecH Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/fishtech.v7i2.6624

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi asam amino yang terkandung pada hidrolisat protein jerona ikan yang di autolisis menggunakan enzim internal pada ikan. Hidrolisis protein jeroan ikan optimum terjadi pada suhu 60°C dengan waktu 4 jam. Hasil analisis menunjukkan bahwa kadar protein hidrolisat protein jeroan ikan sebesar 54,36%. Hidrolisat jeroan ikan yang diautolisis menggunakan enzim internal memiliki kandungan sebesar 18,12%.  Proses defatting sangat dibutuhkan untuk menurunkan kandungan lemak pada bahan baku sehingga proses hidrolisis bisa berjalan dengan baik. Hidrolisat protein jeroan ikan mengandung beberapa jenis asam amino seperti histidin, treonin, prolin, tirosin,leusin, asam aspartat, lisin, glisin, argini, alanin, valin, isoleusin, fenilalanin, asam glutamat dan serin. Kadar asam amino yang paling tinggi adalah asam glutamat yang diikuti oleh leusin. Asam amino yang paling rendah adalah tirosin
Evaluation of Body Lotion from Seaweed (Kappaphycus alvarezii) and Jicama (Pachyrhizus erosus) Ginanjar Pratama; Azni Novshally; Azwin Apriandi; Made Suhandana; Aidil Fadli Ilhamdy
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol 10, No 1 (2020)
Publisher : JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33512/jpk.v10i1.8979

Abstract

The combination of natural ingredients derived from the sea and land for cosmetics has not been done much. Natural ingredients that are known to have good properties for the skin are jicama and seaweed so the objective of this study was to formulate seaweed (Kappaphycus alvarezii) and jicama (Pachyrhizus erosus) as a body lotion. The objective in this study was to determine the best body lotion preparations from seaweed (K. alvarezii) and jicama (P. erosus). The combination of seaweed and jicama as much as 15% with the formulation of seaweed and jicama were F1 (1:2), F2 (1:1), and F3 (2:1) with Completely Randomized Design, respectively. Organoleptic test results from body lotion including aroma, color, texture, and absorption in all treatments were not significantly different, except in controls. In all treatments, the type of emulsions was O/W and homogeneous. The pH values at F0, F1, F2, and F3 were 7.82; 7.97; 8.04 and 8.09. The viscosity test results found that the best treatment was F1 (16,941 cPs), while for antioxidant activity was the F3 treatment (1,656 µg/ml). Based on antioxidant performance, it was best to treat F3 for body lotion from K. alvarezii seaweed and jicama powder.
PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP KERNAS NATUNA Emil Samara; R. Marwita Sari Putri; Made Suhandana
JURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN Vol. 7 No. 1 (2018)
Publisher : Prodi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/jtp.v7i1.108

Abstract

Kernas merupakan makanan khas natuna yang terbuat dari daging ikan tongkol (Thunnus tonggol) dan sagu butir dengan bahan tambahan seperti tepung maizena dan bumbu pelengkap lainnya. Penelitian ini mengenai tentang penerimaan konsumen terhadap kernas natuna, yang bertujuan untuk mengetahui tingkat penerimaan atau kesukaan konsumen terhadap kernas. Tahapan penelitian ini meliputi persiapan bahan baku dan bumbu, pengolahan dan uji organoleptik. Dari hasil penelitian uji tingkat kesukaan terhadap kernas dengan bahan tambahan tepung maizena tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap beberapa parameter uji organoleptik. Perlakuan terbaik berdasarkan hasil uji tengkat kesukaan terdapat pada perlakuan K2 ( maizena 2%) dengan nilai rata-rata kenampakan 131.75, aroma 127.78, rasa 127.45 dan tekstur 123.38. Penutup hasil uji organoleptik berdasarkan tingkat kesukaan dari 80 panelis tidak terlatih.