This Author published in this journals
All Journal Sari Pediatri
Corry Wawolumaya
Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Prevalensi Anemia Defisiensi Besi pada Bayi Usia 4 – 12 Bulan di Kecamatan Matraman dan Sekitarnya, Jakarta Timur Rini Sekartini; oedjatmiko oedjatmiko; Corry Wawolumaya; Irene Yuniar; Rismala Dewi; Nycane Nycane; Imam D; Imam N; Adam Adam
Sari Pediatri Vol 7, No 1 (2005)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp7.1.2005.2-8

Abstract

Latar belakang: prevalensi anemia defisiensi besi masih tinggi terutama pada bayi. Deteksidini terhadap anemia pada bayi terutama bayi dengan risiko tinggi sangat diperlukanuntuk mencapai tumbuh kembang optimal.Tujuan: untuk mengetahui prevalensi anemia defisiensi besi.Bahan dan cara metode: studi deskriptif belah lintang dilakukan di empat Puskesmasdi Jakarta Timur. Populasi sampel adalah bayi umur 4-12 bulan yang tinggal di wilayahKecamatan Matraman dan sekitarnya pada bulan Maret 2004. Sampling diambil denganmetode convenient, pengumpulan data dengan pengisian kuesioner oleh ibu bayi secaraterpimpin. Pengukuran di lakukan pada panjang badan, berat badan, lingkar kepalabayi. Pemeriksaan kadar hemoglobin menggunakan Hemocue®, sedangkan serum feritindiperiksa di laboratorium SEAMEO-TROPMED FKUI.Hasil: sampel terdiri dari 55 bayi, 63,6% laki-laki, 58,2% berumur 8-12 bulan, dan87,3% berasal dari keluarga dengan pendapatan per kapita per bulan rendah. Sebagianbesar berstatus gizi kurang (60%), 96,4% lahir cukup bulan, 3,6% bayi lahir denganberat badan rendah pemberian ASI ekslusif 94,5%. Diantara 55 bayi 38,2% mengalamianemia dan 71,4% bayi anemia tersebut menderita anemia defisiensi besi. Prevalensianemia defisiensi besi lebih besar pada bayi 8-12 bulan daripada bayi yang lebih muda,yaitu 73,3%.Kesimpulan: tidak didapatkan hubungan bermakna antara anemia defisiensi pada bayidengan jenis kelamin, umur, tingkat pendapatan orang tua, usia gestasi, berat lahir,pemberian ASI ekslusif, susu formula yang difortifikasi besi, dan makanan pendampingASI, serta infeksi yang diderita bayi.
Faktor–Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Hidup Pasien Thalassemia Mayor di Pusat Thalassemia Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM Daniel Nugraha Aji; Christopher Silman; Citra Aryudi; Cynthia Cynthia; Centauri Centauri; Damara Andalia; Desi Astari; Diah Pitaloka DMP; Corry Wawolumaya; Rini Sekartini; Pustika Amalia
Sari Pediatri Vol 11, No 2 (2009)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp11.2.2009.85-9

Abstract

Latar belakang. Transfusi darah dan terapi kelasi yang diberikan seumur hidup pada anak dengan thalassemiamayor memberikan harapan hidup yang sama dengan anak sehat. Kualitas hidup menjadi hal yang pentingdengan bertambahnya angka harapan hidup pasien thalassemia.Tujuan. Mengetahui kualitas hidup anak dengan thalassemia mayor di Pusat Thalassemia Departemen IlmuKesehatan Anak FKUI-RSCM serta faktor-faktor yang berhubungan.Metode. Penelitian menggunakan rancangan cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan secara konsekutifpada bulan Juli 2009. Subjek penelitian adalah anak berusia 13-18 tahun di Pusat Thalassemia DepartemenIlmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM yang datang selama periode penelitian. Penilaian kualitas hidupmenggunakan kuesioner baku PedsQL yang diisi sendiri oleh subjek. Analisis data dengan metode univariatdengan tingkat kemaknaan􀀀􀁁=0,05.Hasil. Dari 97 subjek, 49 (50,5%) memiliki kualitas hidup buruk. Sebaran usia, jenis kelamin, dan pendapatanorang tua berturut-turut didapatkan pada 53 subjek (54,6%) berusia 13-15 tahun, 49 subjek (50,5%) perempuan,dan 53 subjek (54,6%) memiliki orang tua berpendapatan menengah. Kelompok suku bangsa terbanyakadalah Sunda-Sunda (32%). Perubahan fisis dialami oleh 78% subjek yang terdiri dari facies Cooley (58%),hiperpigmentasi (64%), dan perut membuncit (26%). Faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup adalahtingkat pendapatan orang tua (p=0,037), suku bangsa (p=0,019), dan tampilan facies cooley (p=0,006).Kesimpulan. Separuh anak dengan thalassemia mayor di Pusat Thalassemia RSCM (50,5%) memiliki kualitashidup yang buruk. Kualitas hidup tersebut berhubungan dengan tingkat pendapatan orang tua, suku, dantampilan facies Cooley.