Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pemanfaatan Satelit Himawari-8 dengan Metode NWP dan RGB untuk Menganalisis Kondisi Atmosfer Saat Banjir di Sidoarjo Tanggal 28 Mei 2020 Estri Diniyati; Dhiyaul Qalbi Syofyan; Aditya Mulya
JPIG (Jurnal Pendidikan dan Ilmu Geografi) Vol. 6 No. 1 (2021): Maret
Publisher : Geography Education Study Program, Universitas Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1409.876 KB) | DOI: 10.21067/jpig.v6i1.5252

Abstract

Hujan sangat lebat dengan intensitas mencapai 73,6 mm/jam di Kabupaten Sidoarjo tanggal 28 Mei 2020 menyebabkan bencana banjir. Hujan lebat disebabkan oleh adanya aktivitas awan konvektif cumulonimbus. Aktivitas awan ini dapat dianalisis dengan memanfaatkan penginderaan jauh satelit Himawari-8 dengan metode NWP dan RGB yang diolah dengan aplikasi SATAID. Hasil menunjukkan terdapat pola konvergensi dan siklonik di wilayah Jawa Timur yang mengakibatkan potensi pertumbuhan awan konvektif semakin meningkat. Awan mulai terbentuk pada pukul 03.00 UTC dan mulai menutupi wilayah Sidoarjo pada pukul 04.30 UTC. Dengan metode RGB, terpantau awan cumulonimbus yang tinggi dan tebal serta mengandung kristal es. Berdasarkan metode NWP, adanya awan cumulonimbus ini ditandai dengan kondisi atmosfer yang labil dan berpotensi mengalami cuaca buruk dengan nilai SSI -0,1 ℃, CAPE 663 J/kg, CIN 20 J/kg, SWEAT 338 pada pukul 06.00 UTC. Selain itu, berdasarkan data reanalisis Copernicus ECMWF diperoleh nilai divergensi -0,02 s-1 dan nilai kelembapan mencapai >100%. Hal ini menunjukkan bahwa analisis dengan menggunakan metode NWP, metode RGB dan data reanalisis Copernicus ECMWF memiliki kesesuaian dan saling mendukung satu sama lainnya.
Pemanfaatan Satelit Himawari-8 dengan Metode NWP dan RGB untuk Menganalisis Kondisi Atmosfer Saat Banjir di Sidoarjo Tanggal 28 Mei 2020 Estri Diniyati; Dhiyaul Qalbi Syofyan; Aditya Mulya
JPIG (Jurnal Pendidikan dan Ilmu Geografi) Vol. 6 No. 1 (2021): Maret
Publisher : Geography Education Study Program, Universitas Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21067/jpig.v6i1.5252

Abstract

Hujan sangat lebat dengan intensitas mencapai 73,6 mm/jam di Kabupaten Sidoarjo tanggal 28 Mei 2020 menyebabkan bencana banjir. Hujan lebat disebabkan oleh adanya aktivitas awan konvektif cumulonimbus. Aktivitas awan ini dapat dianalisis dengan memanfaatkan penginderaan jauh satelit Himawari-8 dengan metode NWP dan RGB yang diolah dengan aplikasi SATAID. Hasil menunjukkan terdapat pola konvergensi dan siklonik di wilayah Jawa Timur yang mengakibatkan potensi pertumbuhan awan konvektif semakin meningkat. Awan mulai terbentuk pada pukul 03.00 UTC dan mulai menutupi wilayah Sidoarjo pada pukul 04.30 UTC. Dengan metode RGB, terpantau awan cumulonimbus yang tinggi dan tebal serta mengandung kristal es. Berdasarkan metode NWP, adanya awan cumulonimbus ini ditandai dengan kondisi atmosfer yang labil dan berpotensi mengalami cuaca buruk dengan nilai SSI -0,1 ℃, CAPE 663 J/kg, CIN 20 J/kg, SWEAT 338 pada pukul 06.00 UTC. Selain itu, berdasarkan data reanalisis Copernicus ECMWF diperoleh nilai divergensi -0,02 s-1 dan nilai kelembapan mencapai >100%. Hal ini menunjukkan bahwa analisis dengan menggunakan metode NWP, metode RGB dan data reanalisis Copernicus ECMWF memiliki kesesuaian dan saling mendukung satu sama lainnya.
Analisis Kondisi Atmosfer Saat Banjir dan Tanah Longsor (Studi Kasus : Nganjuk, 14 Februari 2021) Estri Diniyati; Muhammad Fa’iz Dwitrisna; Aditya Mulya
Sainstek (e-Journal) Vol. 9 No. 1 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan negara yang rentan terhadap bencana hidrometeorologi karena memiliki potensi pembentukkan awan konvektif yang besar. Pada tanggal 14 Februari 2021, bencana banjir dan longsor melanda wilayah Nganjuk yang menyebabkan kerugian baik harta maupun jiwa. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi atmosfer saat kejadian banjir dan tanah longsor di wilayah Nganjuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat fenomena La Nina yang sedang aktif di wilayah Indonesia dengan ditandai anomali suhu muka laut di Indonesia menjadi lebih hangat sebesar 1-2?. Selain itu, terdapat juga pola konvergensi angin yang melewati wilayah Nganjuk sehingga memperbesar potensi pembentukkan awan konvektif pada wilayah tersebut. Berdasarkan citra satelit Himawari-8, dengan menggunakan teknik RGB dan teknik CCO menunjukkan bahwa terdapat awan cumulonimbus yang berinisiasi menjadi awan cumulonimbus multisel. Awan multisel ini menutupi sebagian besar wilayah Jawa Timur pada pukul 08.00-18.00 UTC dengan suhu puncak di wilayah Nganjuk mencapai -77,4?. Nilai indeks labilitas atmosfer sebelum terbentuknya awan yaitu CAPE sebesar 1600-2200 J/kg dan TT index sebesar 43,5-44. Pada pukul 08.00 UTC, divergensi di lapisan 1000-900 mb menunjukan nilai -0,027s-1 hingga -0,013s-1, kemudian vortisitas sebesar 0,013-0,04 s-1. Nilai kelembapan di permukaan sebelum terbentuknya awan sebesar 80-85% kemudian meningkat saat awan telah memasuki fase tumbuh hingga punah yaitu sebesar 90-100%. Dari hasil tersebut menandakan kondisi atmosfer sedang labil sehingga mendukung terjadinya pertumbuhan awan konvektif. Hasil ini didukung dengan data pengamatan hujan pada wilayah Nganjuk dimana sebagian besar intensitas curah hujan pada wilayah tersebut termasuk dalam kategori hujan lebat hingga hujan sangat lebat mencapai 162 mm/hari.
Pengaruh Penerapan Quality Control Data Radar Terhadap Akurasi Estimasi Curah Hujan Di Wilayah Pontianak Dan Sekitarnya Aditya Mulya; Anisa Budi Lestari
JFT : Jurnal Fisika dan Terapannya Vol 9 No 2 (2022): DESEMBER
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jft.v9i2.25435

Abstract

Weather radar operational have a limitation that leads to a quality reduction of radar rainfall estimation, such as interference at Pontianak’s weather radar. The application of 3D Clutter Map and Data Processing (3DCDP), Brightband Echo Correction (BBC), and Z–Based Attenuation Correction (ZATC) which include in post–processing QC is the common procedure of radar limitation mitigation. This procedure applied to data of Pontianak weather radar over 1 January 2019 – 31 December 2019. The QC implemetation effect observed qualitatively and quantitatively by compare radar’s product before and after QC implementation. Data of radar rainfall estimation compared with rainfall observation data from AWS/ARG, and validated with RMSE and ME values. The comparison of the weather radar image shows that the interference and clutter around the weather radar is reduced. According to 19 validation value on the 10 cases of chosen rain, 18 value shows QC’s increased the accuracy of radar rainfall estimation, though insignificant and still underestimate.
Analisis Kondisi Atmosfer Saat Kejadian Hujan Lebat dan Angin Kencang di Probolinggo Berdasarkan Citra Satelit dan Citra Radar Nur Habib Muzaki; Estri Diniyati; Rizaldo Raditya Pratama; Aditya Mulya
JIIF (Jurnal Ilmu dan Inovasi Fisika) Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1557.397 KB) | DOI: 10.24198/jiif.v5i2.31333

Abstract

Fenomena cuaca ekstrem hujan lebat dan angin kencang melanda empat kecamatan di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur pada tanggal 3 Januari 2020 pukul 17.00 WIB. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, kejadian hujan lebat disertai angin kencang ini mengakibatkan sebanyak 204 rumah warga mengalami kerusakan. Penelitian ini menggunakan data pengindraan jauh berupa Radar C-Band dan Satelit Himawari-8 serta data renalisis Copernicus ECMWF. Data diolah menjadi peta spasial dan grafik yang kemudian di analisis secara deskriptif. Hasil analisis data radar menunjukan bahwa nilai reflektivitas maksimum mencapai 43 dBZ serta kecepatan angin yang mencapai 13.57 m/s dengan curah hujan sebesar 15.83 mm/jam pada pukul 10.00 WIB. Berdasarkan analisis Satelite Himawari-8 suhu puncak awan mencapai –73.1oC serta data labilitas atmosfer yang menunjukan bahwa kondisi atmosfer labil  dimana hal ini dapat mengindikasikan peluang terjadinya hujan lebat disertai angin kencang. Nilai vortisitas pada lapisan 1000 mb – 500 mb bernilai negatif dan nilai kelembapan berkisar antara 85% - 90% serta nilai anomali suhu permukaan laut yang positif dan adanya windshear mengakibatkan konvergensi massa udara yang dapat memicu adanya pertumbuhan awan konvektif sebagai penyebab kejadian hujan lebat serta angin kencang di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.Kata kunci: Hujan Lebat, Angin Kencang, Himawari-8, Radar C-Band