In the 2019 general election, many students were disqualified and took a stand of apathy towards the interests of the nation and the state, because they got information from social media whose existence could not be accounted for so it was very necessary to carry out political education through civic education by utilizing digital literacy. This research aims to find out 1) the importance of political education for students through civic education courses, 2) political education strategies through digital literacy in the learning process, and 3) obstacles to political education through digital literacy in the learning process. This research uses a qualitative approach with a descriptive research method. The data collection technique uses interviews, observations, and document studies, and the data analysis used is interactive. The results showed that the civic education course is very effectively used as a vehicle for political education for students, considering that the content of the material is related to the rights and obligations of citizens, the state of law, democracy, and so on. A lecturer's strategy in providing political education through digital literacy is that lecturers present material related to political education by utilizing digital technology, using varied learning methods, utilizing political issues that are currently hot to be discussed and analyzed, providing space for students to discuss, utilizing social media as a learning medium, and providing motivation and inspiration. The obstacles experienced in the political education process are that some students still use their mobile phones to play games, limited time in the learning process, limited student knowledge related to the technology used, and lack of focus when the learning process is carried out online. AbstrakPemilihan umum tahun 2019 banyak mahasiswa yang golongan putih dan mengambil sikap apatis terhadap kepentingan bangsa dan negara, karena mendapatkan informasi dari media sosial yang keberannya belum bisa dipertanggungjawabkan sehingga sangat perlu dilakukan pendidikan politik melalui pendidikan kewarganegaraan dengan memanfaatkan literasi digital. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui 1) pentingnya pendidikan politik bagi mahasiswa melalui mata kuliah pendidikan kewarganegaraan, 2) strategi pendidikan politik melalui literasi digital dalam proses pembelajaran, dan 3) kendala pendidikan politik melalui literasi digital dalam proses pemebelajaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode peneltian deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan studi dokumen serta analisis data yang digunakan adalah analisis data interaktif. Pendidikan kewarganegaraan sangat penting dan efektif digunakan sebagai wahana pendidikan politik bagi mahasiswa, mengingat muatan materinya berkaitan dengan hak dan kewajiban warga negara, negara hukum, demokrasi dan lain sebagainya. Strategi seorang dosen dalam memberikan pendidikan politik melalui literasi digital yaitu dosen mempresentasikan materi terkait pendidikan politik dengan memanfaatkan media digital, menggunakan metode pembelajaran yang bervariatif, memanfaatkan isu-isu politik yang sedang hangat untuk didiskusikan dan dianalaisis, memberikan ruang kepada mahasiswa untuk berdiskusi, memanfaatkan media sosial sebagai media pembelajaran, dan memberi motivasi dan inspirasi. Kendala yang dialami dalam proses pendidikan politik yaitu masih ada beberapa mahasiswa yang memanfaatkan ponselnya untuk bermain game, keterbatasan waktu dalam proses pembelajaran, keterbatan pengetahuan mahasiswa terkait teknologi yang digunaka, dan kurang fokus ketika proses pembelajaran dilakukan secara daring.