Supeno Supeno
Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, Universitas Jember

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

LKS BERBASIS VIRTUAL LAB UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI ELASTISITAS DAN HUKUM HOOKE Ratih Hendrawati; Sri Handono Budi Prastowo; Supeno Supeno
FKIP e-PROCEEDING Vol 3 No 2 (2018): Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sekolah, guru, dan siswa memegang peran penting dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran senantiasa terjadi kegiatan interaksi antara dua unsur manusia yaitu siswa sebagai pihak belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar. Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan media pembelajaran yang dicetak dan dikemas sedemikian rupa, sehingga siswa diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan LKS berbasis Virtual Lab. Jenis penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Dalam penelitian ini, penentuan daerah penelitian menggunakan purposive sampling area. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan ketersediaan sekolah sebagai tempat penelitian di SMA Muhammadiyah 3 Jember pada kelas XI IPA. Teknik pengambilan yang dipakai dalam penentuan sampel ini adalah teknik purposive sampling area. Pengambilan sampel untuk menentukan kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan dengan menggunakan uji homogenitas pada populasi. Uji homogenitas menggunakan uji One Way Anova pada SPSS (Statisical Package for Sosial Science). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan pre-test dan post-test. Metode analisis data hasil belajar menggunakan Normalized Gain (Ng). Berdasarkan penelitian yang dilakukan setelah adanya LKS berbasis Virtual Lab dengan materi Elastisitas dan Hukum Hooke mengalami peningkatan.
MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DISERTAI TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA Evi Durotun Nasihah; Supeno Supeno; Albertus Djoko Lesmono
FKIP e-PROCEEDING Vol 3 No 2 (2018): Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berpikir kritis merupakan proses yang digunakan dalam kegiatan memecahkan masalah, mengambil keputusan, menganalisis, dan melaksanakan penelitian. Keterampilan berpikir kritis merupakan salah satu keterampilan tingkat tinggi yang penting dimiliki oleh siswa untuk menghadapi tantangan sehari-hari. Selain itu, keterampilan berpikir kritis juga penting dimiliki siswa agar nantinya mampu menganalisis benar salahnya pendapat yang disampaikan oleh temannya. Fakta dilapangan membuktikan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa masih tergolong rendah, dibuktikan dengan siswa hanya mampu menyelesaikan soal yang berkaitan dengan mengingat dan belum bisa menyelesaikan soal yang berkaitan dengan menganalisis, sehingga perlu adanya pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Keterampilan berpikir kritis ini dapat diterapkan dengan memadukan model pembelajaran berbasis masalah (PBL), karena dengan memberikan permasalahan kepada siswa, maka mereka akan saling bertukar pendapat. Pengimplementasian model problem based learning ini secara kelompok, sehingga akan lebih baik jika dibantu dengan tutor sebaya pada proses pembelajarannya. Tutor sebaya akan membantu siswa dalam menganalisis dan melakukan penyelidikan sesuai dengan langkah pembelajaran problem based learning. Pemberian tutor sebaya sangat membantu siswa untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Problem based learning (PBL) disertai tutor sebaya dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.
PENGARUH LKS BERBASIS SCIENTIFIC REASONING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MAN DI JEMBER Wiena Olivia Safitri; Subiki Subiki; Supeno Supeno
FKIP e-PROCEEDING Vol 3 No 2 (2018): Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kurikulum 2013 didasarkan pada pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan bernalar peserta didik, dengan harapan kemampuan intelektual terutama keterampilan berpikir kritis peserta didik dapat tereksplorasi dengan baik. Selanjutnya dengan menggunakan penalaran ilmiah diharapkan mampu membentuk kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik, dapat mengembangkan karakter yang dimiliki oleh peserta didik tersebut, dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Untuk itu dibutuhkan suatu bahan ajar yang menunjang dalam proses pembelajaran yaitu dengan LKS berbasis scientific reasoning. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan keterampilan berpikir kritis peserta didik MAN di Jember setelah menggunakan LKS berbasis scientific reasoning, (2) mengkaji pengaruh LKS berbasis scientific reasoning terhadap hasil belajar peserta didik MAN di Jember, (3) mengetahui respons/tanggapan peserta didik MAN di Jember terhadap LKS berbasis scientific reasoning. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Keterampilan berpikir kritis peserta didik setelah menggunakan LKS berbasis scientific reasoning memiliki persentase sebesar 61,29 %, dalam kategori “cukup”. Selanjutnya Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis scientific reasoning berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Fisika di MAN. Respons peserta didik terhadap LKS berbasis scientific reasoning mencapai 71,5 %. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa peserta didik cukup merespon LKS tersebut.
IDENTIFIKASI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI HUKUM NEWTON DITINJAU DARI KEMAMPUAN MULTIREPRESENTASI Diksi Nur Rahajeng Wirgi Trisayuni; Supeno Supeno; Sudarti Sudarti
FKIP e-PROCEEDING Vol 3 No 2 (2018): Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berdasarkan hasil penelitian di SMAN 3 Jember, masih banyak siswa yang menganggap fisika merupakan mata pelajaran yang sulit karena banyak menggunakan rumus matematis dan pengembangan konsepnya. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah fisika ditinjau dari kemampuan multirepresentasi pada materi hukum newton. Data kemampuan pemecahan masalah fisika dan kemampuan multirepresentasi diperoleh dengan 3 soal uraian yang diberikan kepada siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan jika presentase kemampuan pemecahan masalah tinggi maka presentase kemampuan multirepresentasi juga tinggi. Ditunjukkan dengan presentase kemampuan pemecahan masalah siswa kelas X IPA 4 sebesar 65,13%, X IPA 5 sebesar 77,50%, dan X IPA 6 sebesar 69,24%. Presentase kemampuan multirepresentasi siswa kelas X IPA 4 sebesar 60,63%, X IPA 5 sebesar 69,17%, dan X IPA 6 sebesar 58,44%. Penelitian ini juga menemukan siswa dengan skor multirepresentasi yang tinggi di sekolah memperoleh skor pemecahan masalah yang tinggi pula dari siswa dengan skor rendah disemua soal, sehingga pembelajaran dengan melibatkan multirepresentasi perlu dilakukan untuk memecahkan masalah fisika.
PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING MENGGUNAKAN ALAT PERCOBAAN SEDERHANA TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA Mia Dwi Fitriani; Subiki Subiki; Supeno Supeno
FKIP e-PROCEEDING Vol 3 No 2 (2018): Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan keterampilan proses sains siswa SMA dalam pembelajaran fisika pokok bahasan tekanan hidrostatis melalui model quantum learning menggunakan alat percobaan sederhana. Penelitian ini dilakukan di SMAN 4 Jember pada semester ganjil tahun ajaran 2018/2019. Sampel pada penelitian ini adalah kelas XI MIPA 1 sebagai kelas eksperimen dan XI MIPA 3 sebagai kelas kontrol. Data yang diperoleh antara lain skor keterampilan proses sains siswa. Keterampilan proses sains yang diukur pada penelitian ini yaitu keterampilan proses sains dasar dan diukur melalui lembar observasi. Berdasarkan hasil analisis data keterampilan proses sains siswa melalui percobaan tekanan hidrostatis diperoleh rata-rata nilai 85% yang termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan keterampilan proses sains siswa SMA dalam pembelajaran fisika pokok bahasan tekanan hidrostatis melalui model quantum learning menggunakan alat percobaan sederhana termasuk dalam kategori sangat baik.
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI DISERTAI SCAFFOLDING PROMPTING QUESTION UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS ILMIAH SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA Annisaa’ Mardiani; Supeno Supeno; Maryani Maryani
FKIP e-PROCEEDING Vol 3 No 2 (2018): Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menulis dapat digunakan untuk melihat kemampuan seseorang dalam menganalisis dan merefleksikan hasil berpikirnya yang termasuk ke dalam kemampuan berpikir tingkat tinggi atau High Order Thinking Skills (HOTS) dan merupakan aspek penting dalam pembelajaran karena keterampilan ini dapat menjadi indikasi keberhasilan belajar salah satunya fisika. Menulis ilmiah pada pelajaran fisika dapat dilihat dari laporan kegiatan praktikum.Kegiatan menulis memerlukan kemampuan siswa untuk mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi pengetahuan yang telah diperoleh namun selama ini belum terlaksana dengan baik.Salah satu upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis ini adalah dengan menggunakan model inkuiri terbimbing, namun dalam pelaksanaanya masih terdapat kendala yaitu kesulitan yang dialami oleh siswa.Sehingga peneliti menawarkan solusi dengan membuat LKS berbasis inkuiri berbantuan scaffolding prompting question.Adapun keterampilan menulis akan dinilai menurut indikator menulis ilmiah yang dikembangkan oleh peneliti sebelumnya. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif dan dilaksanakan di kelas XI MIPA di SMA.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa LKS berbasis inkuiri berbantuan scaffolding prompting question mampu meningkatkan keterampilan menulis ilmiah fisika siswa SMA.
DIAGRAM SCAFFOLDS UNTUK MEMBELAJARKAN KEMAMPUAN SCIENTIFIC EXPLANATION SISWA SMA PADA PEMBELAJARAN FISIKA Ayu Dian Kirana; Supeno Supeno; Maryani Maryani
FKIP e-PROCEEDING Vol 3 No 2 (2018): Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Scientific explanation adalah pernyataan hubungan sebab-akibat mengenai mengapa atau bagaimana sesuatu terjadi dengan disertai catatan bahwa penyataan tersebut harus mencakup prinsip-prinsip ilmiah yang sesuai. Penjelasan ilmiah memiliki tiga komponen penting yang harus diikutsertakan dalam aplikasi penjelasan ilmiah. Komponen tersebut diantaranya klaim, bukti, dan penalaran/penjelasan. Siswa diharapkan mampu membangun dan memberikan interpretasi hasil belajar berbasis bukti terhadap fenomena alam dan menunjukkan kaitan antara bukti dan penjelasan yang diberikan pada pembelajaran fisika atau mampu memiliki kemampuan penjelasan ilmiah (scientific explanation). Banyak penelitian telah melaporkan bahwa siswa menghadapi kesulitan dalam membangun penjelasan ilmiah. Peneliti melakukan penelitian tentang solusi tersebut dengan mendiskusikan rancangan LKS berbasis diagram scaffolds untuk membelajarkan kemampuan penjelasan ilmiah. Diagram sacffolds merupakan salah satu bentuk scaffolding yang mampu menjembatani pemikiran bernalar siswa dalam menumbuhkan kemampuan menjelaskan secara ilmiah. Hasil penelitian yang diperoleh peneliti yang menggunakkan desain penelitian secara deskriptif pada materi fluida statis dengan memperhatikan langkah-langkah penyusuna LKS dan scaffolding yang tepat untuk membelajarkan kemampuan penjelasan ilmiah mampu menghasilkan sebuah kesimpulan yang sesuai dengan tjuan penelitian ini. LKS berbasis diagram scaffolds mampu membelajarkan kemampuan penjelasan ilmiah.
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KOLABORATIF UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA PADA SISWA DI SMA Risma Valentina Fitriyani; Supeno Supeno; Maryani Maryani
FKIP e-PROCEEDING Vol 3 No 2 (2018): Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan langkah-langkah pada lembar kerja siswa (LKS) yang mampu melatih keterampilan pemecahan masalah secara kolaboratif. Keterampilan pemecahan masalah digunakan untuk menghubungkan berbagai aspek yang dapat ditafsirkan dalam fisika karena memahami dan menguasai konsep, prinsip, dan teori, dan hukum fisika membutuhkan keterampilan pemecahan masalah. LKS kolaboratif dikembangkan atas dasar rendahnya index problem solving skill Indonesia dibandingkan dengan negara lain Lembar kerja siswa (LKS) berbasis kolaboratif merupakan suatu alternatif solusi untuk melatihkan keterampilan pemecahan masalah dengan berbantuan permasalahan fisika yang harus diselesaikan secara kolaboratif. Di dalam lembar kerja siswa berbasis kolaboratif tersebut telah mencakup indikator keterampilan pemecahan masalah, yaitu visualized the problem, describe the problem in physics, plan the solution, execute the plan, dan check and evaluate.
LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS INKUIRI DISERTAI ARGUMENTATIVE PROBLEMS UNTUK MELATIHKAN KEMAMPUAN ARGUMENTASI SISWA SMA Fitri Febianti Dewi; Supeno Supeno; Singgih Bektiarso
FKIP e-PROCEEDING Vol 3 No 2 (2018): Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Argumen adalah suatu pernyataan disertai dengan alasan yang komponennya meliputi klaim (kesimpulan, proposisi, atau pernyataan), data (bukti yang mendukung klaim), bukti (penjelasan tentang kaitan antara klaim dan data), dukungan (asumsi dasar yang mendukung bukti), kualifikasi (kondisi bahwa klaim adalah benar), dan sanggahan (kondisi yang menggugurkan klaim). Argumentasi penting untuk mengembangkan keterampilan menganalisis dan terlibat dalam argumen yang dapat mengkonstruksi penjelasan ilmiah, mengembangkan keterampilan kritis dan mengevaluasi berbagai alternatif. Meskipun argumentasi ilmiah sangat penting untuk siswa namun jarang diikutsertakan dalam pembelajaran fisika di kelas. Para siswa seringkali diminta untuk mengumpulkan data kemudian memahami suatu fenomena berdasarkan data tersebut ketika mereka terlibat dalam argumentasi ilmiah di kelas. Pembelajaran fisika berbasis inkuiri mampu memfasilitasi siswa dalam belajar berargumen. Sehingga tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan langkah-langkah pada Lembar Kerja Siswa (LKS) yang mampu melatih kemampuan argumentasi siswa. Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis inkuiri disertai argumentative problems merupakan suatu alternatif media pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan argumentasi siswa melalui pemberian permasalahan-permasalahan yang bersifat argumentatif dan menuntut penyelesaian dengan menggunakan pendekatan ilmiah.