Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PENGARUH FAKTOR TEKNIS PENANGKAPAN TERHADAP PRODUKTIVITAS BAGAN PERAHU DI PERAIRAN KABUPATEN MAMUJU TENGAH, SULAWESI BARAT Wiwik Oktaviani; Alfa F.P Nelwan; Muhammad Kurnia
Jurnal IPTEKS Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Vol. 5 No. 9 (2018)
Publisher : Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.323 KB) | DOI: 10.20956/jipsp.v5i9.6190

Abstract

Efektivitas suatu alat tangkap, ditentukan oleh faktor teknis penangkapan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan produktivitas bagan perahu, menganalisis faktor teknis penangkapan yang berpengaruh terhadap produktivitas penangkapan, dan mendeskripsikan komposisi hasil tangkapan. Penelitian ini dilakukan di Desa Tobinta, Kecematan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah dari bulan Juni sampai Agustus 2018. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus, dengan menggunakan analisis spearman untuk mengetahui faktor teknis yang berpengaruh. Hasil penelitian ini menunjukkan produktivitas bagan perahu yang mengalami tren peningkatan dari hauling I ke hauling II. Faktor teknis memiliki kedekatan hubungan atau cukup berpengaruh terhadap produktivitas bagan perahu, dan proporsi jenis ikan hasil tangkapan bagan perahu yang terbesar adalah tembang (Sardinella fimbriata) dan proporsi terendah adalah tongkol (Euthynnus affinis). Kata Kunci: Bagan perahu, Produktivitas, Teknis penangkapan.
PENGARUH FAKTOR TEKNIS PENANGKAPAN TERHADAP JUMLAH HASIL TANGKAPAN POLE AND LINE DI PERAIRAN TELUK BONE Delvi Yustina Sari; Faisal Amir; Alfa F. P. Nelwan
Jurnal IPTEKS Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Vol. 5 No. 10 (2018)
Publisher : Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.283 KB) | DOI: 10.20956/jipsp.v5i10.6207

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor teknis penangkapan yang berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan pole and line di perairan Teluk Bone dan mendeskripsikan sebaran daerah penangkapan ikan pole and line di perairan Teluk Bone. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2018 sampai Agustus 2018. Pengambilan data dilakukan dengan mengikuti secara langsung operasi penangkapan ikan menggunakan kapal pole and line sebanyak 30 trip penangkapan. Analisis data hubungan antara jumlah hasil tangkapan dengan faktor teknis penangkapan (bahan bakar, jumlah umpan, lama waktu pemancingan, dan jarak penangkapan) yaitu menggunakan analisis uji statistik non-parametrik korelasi Spearman. Faktor teknis penangkapan merupakan serangkaian aktivitas penangkapan untuk memperoleh hasil tangkapan optimal serta mempermudah kegiatan operasi penangkapan ikan. Hasil penelitian menunjukkan faktor teknis penangkapan yang berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan pole and line di perairan Teluk Bone yang paling berpengaruh adalah lama waktu efektif pemancingan. Sebaran daerah penangkapan ikan pole and line di perairan Teluk Bone terlihat tersebar di bagian tengah perairan Teluk Bone. Kata Kunci: Pole and line, Faktor teknis, Teluk Bone, Ikan Cakalang
STUDI TENTANG KOMPOSISI JENIS HASIL TANGKAPAN PURSE SEINE BERDASARKAN LOKASI PENANGKAPAN DI PERAIRAN TANAH BERU KECAMATAN BONTO BAHARI KABUPATEN BULUKUMBA Mirnawati Mirnawati; Alfa F.P Nelwan; Mukti Zainuddin
Jurnal IPTEKS Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Vol. 6 No. 11 (2019)
Publisher : Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (690.498 KB) | DOI: 10.20956/jipsp.v6i11.6274

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memetakan lokasi penangkapan ikan di perairan Tanah Beru kecamatan bonto bahari kabupaten bulukumba serta mendeskripsikan komposisi jenis hasil tangkapan purse seine berdasarkan lokasi penangkapan ikan. Penelitian ini diharapkan memberikan informasi jenis ikan yang tertangkap berdasarkan daerah penangkapan khususnya diperairan Tanah Beru kecamatan bonto bahari kabupaten bulukumba. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus, data dikumpulkan dengan mengikuti operasi penangkapan ikan secara langsung selama 30 trip operasi penangkapan. Parameter yang diamati adalah deskripsi alat tangkap, alat bantu, metode pengoperasian, jenis ikan dan jumlah hasil tangkapan, dan komposisi jenis hasil tangkapan. Hasil penelitian menjelaskan bahwa komposisi hasil tangkapan tertinggi berada pada interval jarak 1,07- 1,88 km dengan berat total mencapai 1527 kg. sedangkan terendah berada pada interval jarak 1,88 - 2,69 km dengan total hasil tangkapan sebanyak 60 kg. Kata kunci: Perairan Tanah Beru, Kabupaten Bulukumba, Komposisi jenis hasil tangkapan, Purse Seine
PRODUKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis) MENGGUNAKAN PURSE SEINE DI PERAIRAN BONTOBAHARI KABUPATEN BULUKUMBA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KONDISI OSEANOGRAFI Nuraisyah Nuraisyah; Alfa F P Nelwan; St Aisjah Farhum
Jurnal IPTEKS Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Vol. 6 No. 12 (2019)
Publisher : Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.598 KB) | DOI: 10.20956/jipsp.v6i12.6677

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menghitung produktivitas hasil tangkapan dan hubungannya dengan kondisi oseanografi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2018 yang bertempat di Desa Tana Beru, Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus, pengambilan data dilakukan dengan mengikuti operasi penangkapan selama 30 trip. Meliputi pengukuran dan penimbangan hasil tangkapan, perhitungan waktu penarikan tali kolor dan parameter oseanografi. Analisis data dilakukan terhadap produktivitas hasil tangkapan ikan tongkol (E.affinis) dan hubungan produktivitas hasil tangkapan dengan kondisi oseanografi menggunakan uji cobb douglas. Hasil penelitian menunjukkan ikan tongkol yang tertangkap dengan purse seine hidup pada kisaran suhu 27-30OC. Produktivitas penangkapan ikan tongkol dengan purse seine berkisaran antara 1.87 kg/menit - 14.50 kg/menit, dan berdasalkan analisis regresi diketahui bahwa suhu memiliki hubungan yang signifikan terhadap produktivitas penangkapan.
PEMETAAN ZONA POTENSI PENANGKAPAN IKAN CAKALANG PERIODE APRIL-JUNI DI TELUK BONE DENGAN TEKNOLOGI REMOTE SENSING Mukti Zainuddin; Alfa Nelwan; St Aisjah Farhum; Najamuddin Najamuddin; M.A. Ibnu Hajar; M. Kurnia; Sudirman Sudirman
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 19, No 3 (2013): (September 2013)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (515.757 KB) | DOI: 10.15578/jppi.19.3.2013.167-173

Abstract

Satelit penginderaan jauh dapat memberikan informasi sistematis tentang kondisi oseanografi. Penelitian ini bertujuan memetakan zona potensial penangkapan ikan (ZPPI) cakalang di Teluk Bone selama April-Juni 2012 menggunakan citra suhu permukaan laut (SPL) dan klorofil-a yang dikombinasikan dengan data penangkapan pole and line.  ZPPI dipetakan menggunakan teknik sistem informasi geografis yang dikonstruksi dari hasil analisis fungsi distribusi kumulatif empiris dan generalized additive model (GAM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama bulan April-Juni di Teluk Bone, ZPPI cenderung berada pada area 120.5-121.5° BT dan 3.5-5° LS. Lokasi dengan nilai Catch per unit effort (CPUE) yang tinggi tersebut diindikasikan dengan kondisi SPL dan konsentrasi klorofil-a masing-masing antara 28.75-31.5° C dan antara 0.10 dan 0.2 mg m-3.  Kombinasi nilai preferensi faktor oseanografis tersebut diduga kuat merefleksikan kondisi kelimpahan makanan yang cukup tinggi dimana zona tersebut pada gilirannya menjadi daerah tempat berkumpulnya gerombolan ikan cakalang dan menjadi zona target bagi penangkapan pole and line di Teluk Bone. Satellite remote sensing provides systematically important information on oceanographic conditions. Sea surface temperature (SST) and sea surface chlorophyll-a concentration (Chl-a) derived from Aqua/ Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS) data together with skipjack catch data during April-June 2012 were used to map potential fishing zones for skipjack tuna in the Bone Bay.  Geographic information system was then employed to map out of the potential fishing zones generated by non-linear model (Generalized Additive Model/GAM) and the empirical cumulative distribution function (ECDF) analyses.  Results indicated that the highest catch per unit efforts (CPUE) mostly occurred in areas of 120.5-121.5° E dan 3.5-5° S. These areas were significantly associated with SST and chlorophyll-a concentration ranged from 28.75- 31.5°C and 0.10 - 0.20 mg m-3, respectively.  The locations of occurrence of the preferred oceanographic factors suggested the area where feeding opportunity for skipjack schools enhanced and then provided potential fishing grounds for pole and line fishery in Bone Bay.
Potensi dan Tingkat Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Pelagis Provinsi Kalimantan Utara Abd Rasyid Jalil; Alfa Nelwan; Nurjannah Nurdin; Mukti Zainuddin; Ilham Jaya; M. Akbar AS
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan Vol. 6 (2019): PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL VI KELAUTAN DAN PERIKANAN UNHAS
Publisher : Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP), Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.187 KB)

Abstract

Potensi ikan pelagis di perairan Indonesia adalah 3,2 juta ton/tahun dengan tingkat pemanfaatan46,59% sehingga peluang untuk pengembangannya masih 43,41% namun pemanfaatannya harusmemperhatikan lokasi penangkapannya karena penangkapan ikan pelagis di Indonesia sebagianbesar telah memperlihatkan tingkat penguasaan yang berlebih seperti di Laut Jawa dan SelatMalaka kecuali untuk Laut Arafura dan Laut Sulawesi serta Samudera Pasifik. Tujuan penelitianxini adalah menganalisis potensi dan tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis di perairanProvinsi Kalimantan Utara. Pendekatan metode yang digunakan adalah metode “SurplusProduksi”. Metode ini berfungsi sebagai estimator kelimpahan relatif suatu sumberdaya ikan padaperairan provinsi Kalimantan Utara yang didasarkan pada hasil tangkapan per unit upayapenangkapan. Hasil kajian menunjukkan bahwa kemampuan armada perikanan pelagis besar diProvinsi Kalimantan Utara belum dapat menjangkau daerah penangkapan ikan pelagis besar yangpotensial. Sumberdaya ikan pelagis besar yang memiliki habitat di perairan laut lepasmembutuhkan kemampuan armada yang lebih besar untuk menjangkau lokasi penangkapan ikanyang potensial. Tren hasil tangkapan per unit upaya penangkapan (CPUE) kelompok ikan pelagisbesar di perairan Kalimantan Utara menunjukkan tren menurun dengan laju penurunan sebesar0,02 ton/unit dalam kurun waktu tahun 2010-2014 adalah 3,8 ton/unit, sedangkan CPUE yangtertinggi sebesar 10,1 ton unit dengan jumlah upaya standar sebesar 256 unit.Kata kunci : ikan pelagis, CPUE, armada, Kalimantan Utara
Struktur Ukuran Ikan Madidihang (Thunnus albacares) Berdasarkan Rumpon di Teluk Bone Kabupaten Luwu Femiliani Novitasari; Alfa F.P. Nelwan; Aisjah Farhum
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan Vol. 6 (2019): PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL VI KELAUTAN DAN PERIKANAN UNHAS
Publisher : Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP), Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2144.924 KB)

Abstract

Rumpon merupakan alat bantu penangkapan yang banyak digunakan dalam penangkapan ikantuna. Kepastian penangkapan menyebabkan penggunaan rumpon semakin meningkat, hal inidikhawatirkan berdampak pada perikanan tuna di masa akan datang. Pengelolaan perikanan tunamemerlukan data atau informasi awal tentang kondisi saat ini, seperti porsi tuna yang tertangkapdalam kategori baby tuna (tuna berukuran kecil). Informasi ini dapat dijadikan rujukan dalampengelolaan rumpon sebagai alat bantu penangkapan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuidistribusi ukuran panjang dan bobot ikan serta menghitung presentasi ikan madidihang (Thunnusalbacares) layak tangkap di daerah rumpon di teluk bone. Data yang digunakan adalah hasiltangkapan pancing ulur di lima rumpon berbeda pada bulan september – april 2019. Analisismencakup perhitungan frekuensi panjang dan berat ikan berdasarkan kategori ukuran dan beratikan, penghitungan porsi ikan yang layak tangkap berdasarkan length at firstmaturity. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa ikan madidihang yang tertangkap di daerah rumpon di dominasipanjang cagak 60 – 85 cm dan berat ≤ 10 kg dengan pola pertumbuhan allometrik positif,kelompok ikan ini sebagian besar belum layak tangkap.Kata kunci: Struktur ukuran, madidihang, rumpon, teluk bone
Penentuan Hasil Tangkapan Rawai Dasar Berdasarkan Perbedaan Jenis Umpan (Pari, Buntal dan Hiu ) di Perairan Bulukumba, Sulawesi Selatan Yuyun Prastika; Fahrul; Alfa F.P Nelwan; Muhammad Kurnia; Baharuddin Dg. Nompo; Abduh Ibnu Hajar
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan Vol. 8 (2021): PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL VIII KELAUTAN DAN PERIKANAN UNHAS
Publisher : Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP), Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Efesiensi suatu alat tangkap diperlukan untuk mengoptimalkan usaha penangkapan. Umpan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan alat tangkap rawai dasar, karena itu penentuan jenis umpan yang lebih disenangi oleh target tangkapan sangat di butuhkan. penelitian ini menggunakan metode eksperiental fishing dengan 45 total pengulangan pengoperasian rawai dasar pada Oktober – Desember 2020 di perairan Bulukumba. Hook rate tertinggi diperoleh pada umpan ikan pari totol biru (Dasyatis kuhli) yaitu 10,81% dengan komposisi hasil tangkapan sebanyak 38,46 % dimana ikan jenis kakap merah (Lutjanus malabaricus) merupakan jenis ikan yang paling dominan tertangkap. Sedangkan hook rate terendah diperoleh pada umpan ikan buntal (Arothron hispidus), yaitu 7,14% dengan komposisi hasil tangkapan sebanyak 28,84%, ikan kakap batu (Lutjanus bohar), dan hiu sirip putih (Triaenodon obesus), merupakan jenis yang paling dominan tertangkap pada umpan ini. Sedangkan Pada umpan ikan hiu (Carcharhinus limbatus) memperoleh nilai hook rate sebesar 8,25% dengan komposisi hasil tangkapan sebanyak 32,7%, jenis ikan hiu sirip hitam (Carcharhinus limbatus) merupakan jenis yang paling banyak tertangkap. Terlihat secara kualitatif terdapat perbedaan penggunaan umpan yang berbeda akan tetapi secara statistik uji kruskal wallis tidak menjukkan perbedaan siginifikan (0,459>0,05). Berdasarkan uji analisis satitistik mengindikasikan bahwa hasil tangkapan tidak memilih jenis umpan sebagai makanannya, penelitian lanjutan dibutuhkan dengan pengulangan yang lebih banyak untuk mengkonfirmasi ketertarikan ikan pada umpan yang berbeda
KAPASITAS PENANGKAPAN IKAN PELAGIS KECIL DI PERAIRAN PANTAI BARAT SULAWESI SELATAN Alfa Nelwan
Fish Scientiae Vol 1 No 2 (2011): Issue December-Fish Scientiae Journal
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Resources of Lambung Mangkurat University-South Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (979.38 KB)

Abstract

Fishing capacity can be regarded as a total mobilized capability made byfishing fleet to produce catch. This research analyze trend and fishing capacities ofsmall pelagic fish in off west coast of South Sulawesi. There are 8 significant fishingunit operated in off west coast of South Sulawesi ; these are payang, beach seine,purse seine, drift gill net, encircling gillnet, fixed gill net, boat liftnet, fixed liftnet. Thefish production data cover 6 types of fish, i.e. Indian mackerel, anchovy, sardines,scads, and trevally caught by 8 types fishing unit. Annual fishing effort and CPUEover a period of 30 years (1977-2006) were calculated after a standardizationconsidering variability in capture capability and fisheries development. Analysis wasconducted for identifyng CPUE trend and fishing capacities of small pelagic fish using Peak to Peak Analysis. The study area was divided into three regions, i.e, aroundSpermonde Island (zone A), off Polman and Pinrang district (zone B) and off Majenedan Mamuju district (zone C). CPUE trend in three water zone showed to decreasefor 30 year of period, where decreasing CPUE trend at zone C was higher than otherzones. Fishing capacities in zone A need to be reduced of fishing effort for 6%, whereas in zone B was 5% and zone C was 11%.
Keanekaragaman Jenis dan Produktivitas Penangkapan di Ekosistem Padang Lamun pada Waktu Siang dan Malam Hari Menggunakan Alat Tangkap Minnow Trap di Desa Parak Pulau Selayar Nursalam Saputra; Andi Assir Marimba; Alfa F.P. Nelwan
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan Vol. 9 (2022): PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL IX KELAUTAN DAN PERIKANAN UNHAS
Publisher : Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP), Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertempat di perairan padang lamun Desa Parak, Pulau Selayar pada bulan Oktober hingga Desember 2021. Tujuan dari penelitian ini (1) mengetahui komposisi jenis hasil tangkapan siang dan malam (2) mengetahui frekuensi kemuculan siang dan malam (3) melihat nilai indeks keanekaragaman spesies siang dan malam (4) mengetahui produktivitas hasil tangkapan siang dan malam. Metode penelitian yang digunakan yaitu studi kasus pada pengoperasian 6 buah minnow trap secara langsung di lapangan selama 15 trip. Hasil penelitian menujukkan total 148 ekor tertangkap, dimana 33 ekor tertangkap pada waktu siang dan 115 tertangkap pada waktu malam. Jumlah hasil tangkapan pada malam hari jauh lebih tinggi dibandingkan siang hari. Total spesies yang tertangkap sebanyak 10 family yang terdiri atas 13 spesies. Hasil tangkapan terdiri atas 3 kelompok yaitu gastropoda, ikan dan krustasea. Komposisi jenis spesies yang tertangkap pada malam hari lebih tinggi dibandingkan siang hari. Proporsi kemunculan spesies per trip di dominasi lebih tinggi pada malam hari. Nilai indeks keanekaragaman jenis menujukkan waktu siang dan malam termasuk kategori sedang. Indeks keanekaragaman siang lebih tinggi dibandingkan malam hari. Produktivitas penangkapan berdasarkan waktu menujukkan pada malam hari lebih tinggi dibandingkan siang hari.