Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Struktur Ukuran Ikan Madidihang (Thunnus albacares) Berdasarkan Rumpon di Teluk Bone Kabupaten Luwu Femiliani Novitasari; Alfa F.P. Nelwan; Aisjah Farhum
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan Vol. 6 (2019): PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL VI KELAUTAN DAN PERIKANAN UNHAS
Publisher : Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP), Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2144.924 KB)

Abstract

Rumpon merupakan alat bantu penangkapan yang banyak digunakan dalam penangkapan ikantuna. Kepastian penangkapan menyebabkan penggunaan rumpon semakin meningkat, hal inidikhawatirkan berdampak pada perikanan tuna di masa akan datang. Pengelolaan perikanan tunamemerlukan data atau informasi awal tentang kondisi saat ini, seperti porsi tuna yang tertangkapdalam kategori baby tuna (tuna berukuran kecil). Informasi ini dapat dijadikan rujukan dalampengelolaan rumpon sebagai alat bantu penangkapan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuidistribusi ukuran panjang dan bobot ikan serta menghitung presentasi ikan madidihang (Thunnusalbacares) layak tangkap di daerah rumpon di teluk bone. Data yang digunakan adalah hasiltangkapan pancing ulur di lima rumpon berbeda pada bulan september – april 2019. Analisismencakup perhitungan frekuensi panjang dan berat ikan berdasarkan kategori ukuran dan beratikan, penghitungan porsi ikan yang layak tangkap berdasarkan length at firstmaturity. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa ikan madidihang yang tertangkap di daerah rumpon di dominasipanjang cagak 60 – 85 cm dan berat ≤ 10 kg dengan pola pertumbuhan allometrik positif,kelompok ikan ini sebagian besar belum layak tangkap.Kata kunci: Struktur ukuran, madidihang, rumpon, teluk bone
MUSIM PENANGKAPAN IKAN TUNA SIRIP KUNING (Thunus albacares) MENGGUNAKAN ALAT TANGKAP PANCING ULUR DI PERAIRAN TELUK BONE YANG DIDARATKAN DI KABUPATEN LUWU Femiliani Novitasari; Alfa P Nelwan; Siti Aisjah Farhum
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 28, No 1 (2022): (Maret) 2022
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jppi.28.1.2022.1-6

Abstract

Teluk Bone merupakan salah satu perairan yang memiliki potensi sumber daya ikan tuna sirip kuning yang tinggi. Hasil tangkapan dapat di tingkatkan apabila dilakukan dengan cara yang efektif. Salah satunya dengan mengetahui musim penangkapan ikan tuna sirip kuning di perairan Teluk Bone Kabupaten Luwu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui musim penangkapan ikan tuna sirip kuning di perairan Teluk Bone Kabupaten Luwu. Data yang digunakan adalah data produksi dan trip penangkapan ikan tuna sirip kuning tahun 2011 – 2017 yang didaratkan di KUB Sumber Laut Kabupaten Luwu. Dari hasil analisis di peroleh CPUE tertinggi terjadi pada tahun 2014 sebesar 0,35 ton /trip dan CPUE terendah terjadi pada tahun 2011 sebesar 0,06 ton /trip. Berdasarkan nilai IMP menunjukkan bahwa musim penangkapan Ikan tuna sirip kuning terjadi pada musim peralihan I yaitu peralihan barat ke timur (Maret – Mei) dan musim peralihan II (September – November) dengan puncak musim penangkapan berada pada musim peralihan I. Bone Bay is one of the waters that have a high potential for yellowfin tuna fish resources. Catch can be increased if conducted in an effective method. One is knowing the fishing season for yellowfin tuna in the waters of Bone Bay, Luwu Regency. This study aims to determine the fishing season for yellowfin tuna in Bone Bay waters, Luwu Regency. The data used are production data and yellowfin tuna fishing trips in 2011 – 2017, which were landed at KUB Sumber Laut, Luwu Regency. The analysis found that the highest CPUE occurred in 2014 at 0.35 tons/trip, and the lowest CPUE occurred in 2012 at 0.06 tons/trip. The IMP value shows that the yellowfin tuna fishing season occurs in the transition monsoon I, namely the west to east transition (March-May) and the transition monsoon II (September – November), with the peak of the fishing season being in the transition monsoon I.
Monitoring Coastal Line Changes Using the Digital Shoreline Analysis System (DSAS) Method in the Coastal Area of Mekkatta Village, Mejene Regency Asri, Haryanto; Novitasari, Femiliani
Jurnal IPTEKS Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Vol. 10 No. 2 (2023)
Publisher : Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jipsp.v10i2.32060

Abstract

Analysis of coastline changes in Mekkata Village from 2013 to 2023 was conducted using the baseline of the nearest coastline to the mainland. This baseline was used as a reference point for transects measuring changes. The shoreline encompasses the coastline during the research period. Net Shoreline Movement (NSM) was employed to differentiate between erosion and accretion in the study area, showing an average shoreline change value of -9.72 meters towards the mainland, indicating predominant erosion. According to DSAS, it is observed that the coastline of Mekkata Village experienced erosion along 41 transects, while 31 transects exhibited accretion, highlighting significant changes. The most notable erosion area was identified along transects 60, 61, and 62, indicating consistent land reduction. Meanwhile, the most accretion-prone transects were 11, 12, and 13, signifying substantial land addition. The predominant erosion process is suspected to be influenced by the gentle slope of the coastal area and the composition of sand material. Human activities such as deforestation and river mouths also contribute to erosion. The absence of coastal protection structures allows direct waves and currents to impact the shore, potentially causing erosion. Meanwhile, accretion areas around river mouths indicate the formation of emergent land or deltas.
Komposisi Hasil Tangkapan Bagan Tancap Di Perairan Teluk Bone Yang Di Daratkan Di Pelabuhan Tanjung Ringgit Kota Palopo Sari, Femiliani Novita; Kamaruddin, Kamaruddin; Rahim, Nurfitri
Jurnal Aquafish Saintek Vol 3 No 1 (2023): Jurnal Akuafish Saintek
Publisher : Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan perikanan tangkap di Kota Palopo di dominasi Perikanan tangkap skala kecil. Penelitian ini bertujuan mengetahui komposisi hasil tangkapan Bagan Tancap di Perairan Teluk Bone yang di daratkan di Pelabuhan Tanjung Ringgit Kota Palopo. Penelitian inimenggunakan perhitungan analisis komposisi hasil tangkapan pada bagan tancap. Perhitungan komposisi “hasil tangkapan digunakan untuk mengetahui seberapa besar keanekaragaman komposisi hasil tangkapan pada bagan tancap. Hasil dari analisis komposisi tangkapan dilakukan dilakukan untuk mengetahui perairan tersebut berpotensi sebagai daerah penangkapan ikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil tangkapan yang dominan pada alat tangkap Bagan Tancap yang dioperasikan di perairan Teluk Bone Kota Palopo adalah ikan teri (Stolephorurus) dengan total hasil tangkapan 84,5 % ( 345 ton ) selama 6 bulan, ikan peperek dengan total hasil tangkapan 12,49 % ( 51 ton ) dan cumi – cumi dengan total hasil tangkapan 2,9 % (12,2 ton).
PROCESSING OF FISHERY WASTE AS AN ALTERNATIVE SOURCE OF GELATIN PRODUCTION Sari, Femiliani Novita; Nur, Widya; Surianti, Surianti; Nurliana, Nurliana; Mawar, Ida
Jurnal Perikanan Unram Vol 15 No 2 (2025): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v15i2.963

Abstract

The Indonesian industry still relies heavily on gelatin imports from countries such as Brazil, India, China, Thailand, and the United States. Unfortunately, the majority of this imported gelatin is made from pigskin, which is haram for Muslims, the majority of Indonesia's population. The use of fish waste for gelatin production is rooted in the need to maximize the utilization of fishery resources and reduce the environmental impact of fishing industry waste. The fishing industry produces abundant waste, mainly in the form of fish bones, skin and scales. Gelatin is widely used for glue manufacturing, cosmetic products, emulsifiers in the food industry, and pharmaceutical products. Gelatin from fish scales can be used as a formulation ingredient in food products such as syrup thickeners, jelly candy, confectionery, ice cream and noodle chewers.
ANALISIS PEMASARAN IKAN CAKALANG (KATSUWOUNUS PELAMIS) STUDI KASUS DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN LAPPA KABUPATEN SINJAI Kamaruddin, Kamaruddin; Novitasari, Femiliani
AgriMu Vol 3, No 1 (2023): AgriMu Januari 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/agm.v3i1.9757

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk saluran distribusi pemasaran, margin pemasaran, biaya pemasaran dan keuntungan pemasaran serta efisiensi pemasaran ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) di PPI Lappa.Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Lappa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai. Metode penelitian yang digunakan adalah survei yaitu mengumpulkan informasi dari suatu sampel dengan melakukan observasi dan wawancara. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara cluster ramdom sampling (berkelompok) yaitu suatu metode pengambilan sampel dengan mengklasifikasikan sampel secara sederhana.Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer tersebut didapat dari hasil observasi dan wawancara dengan nelayan dan lembaga pemasaran yang terkait dengan pemasaran ikan cakalang (Katsuwonus pelamis), sedangkan data sekunder diperoleh dari kantor Kelurahan, kantor Kecamatan Sinjai utara dan BPS kab. Sinjai.Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 6 saluran pemasaran yang melibatkan nelayan, pengumpul, pengecer, pa’gandeng dan konsumen dimana margin tertinggi sebesar Rp 5.000,- terendah sebesar Rp 1.167,-, biaya terbesar sebesar Rp 2.004,- terendah sebesar Rp 145,- dan keuntungan tertinggi sebesar Rp 4.754,- terendah sebesar Rp 863,- serta efisiensi pemasaran sebesar 0.01 %. Hal ini menunjukkan bahwa ikan cakalang yang ada di PPI Lappa dinilai efisien berdasarkan dari margin biaya serta keuntungan yang diperoleh.