Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PENGARUH FAKTOR TEKNIS PENANGKAPAN TERHADAP JUMLAH HASIL TANGKAPAN POLE AND LINE DI PERAIRAN TELUK BONE Delvi Yustina Sari; Faisal Amir; Alfa F. P. Nelwan
Jurnal IPTEKS Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Vol. 5 No. 10 (2018)
Publisher : Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.283 KB) | DOI: 10.20956/jipsp.v5i10.6207

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor teknis penangkapan yang berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan pole and line di perairan Teluk Bone dan mendeskripsikan sebaran daerah penangkapan ikan pole and line di perairan Teluk Bone. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2018 sampai Agustus 2018. Pengambilan data dilakukan dengan mengikuti secara langsung operasi penangkapan ikan menggunakan kapal pole and line sebanyak 30 trip penangkapan. Analisis data hubungan antara jumlah hasil tangkapan dengan faktor teknis penangkapan (bahan bakar, jumlah umpan, lama waktu pemancingan, dan jarak penangkapan) yaitu menggunakan analisis uji statistik non-parametrik korelasi Spearman. Faktor teknis penangkapan merupakan serangkaian aktivitas penangkapan untuk memperoleh hasil tangkapan optimal serta mempermudah kegiatan operasi penangkapan ikan. Hasil penelitian menunjukkan faktor teknis penangkapan yang berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan pole and line di perairan Teluk Bone yang paling berpengaruh adalah lama waktu efektif pemancingan. Sebaran daerah penangkapan ikan pole and line di perairan Teluk Bone terlihat tersebar di bagian tengah perairan Teluk Bone. Kata Kunci: Pole and line, Faktor teknis, Teluk Bone, Ikan Cakalang
ANALISIS TINGKAT PEMANFAATAN FASILITAS POKOK DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN LONRAE KECAMATAN TANETE RIATTANG TIMUR KABUPATEN BONE, SULAWESI SELATAN Andi Eka Putri Merdekawati; Achmar Mallawa; Faisal Amir
Jurnal IPTEKS Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Vol. 6 No. 12 (2019)
Publisher : Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.224 KB) | DOI: 10.20956/jipsp.v6i12.7382

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemanfaatan fasilitas pokok PPI Lonrae. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2019 di Pangkalan Pendaratan Ikan Lonrae, Kecamatan Tanete Riattang Timur Kabupaten Bone. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Studi Kasus. Data primer meliputi  panjang dermaga, jarak antar kapal, lama waktu bertambat kapal dan lama waktu trip, dan ukuran dan jumlah kapal yang berlabuh dikumpulkan melalui pengamatan langsung di lapangan, data sekunder meliputi produksi hasil tangkapan, perkembangan jumlah dan jenis unit penangkapan, ukuran luas kolam pelabuhan, kedalaman perairan dikumpulkan melalui wawancara. Hasil peneletian bahwa fasilitas pokok yang ada di PPI Lonrae ialah dermaga, kolam pelabuhan, alur keluar masuk pelabuhan, dan daratan pelabuhan. Tingkat pemanfaatan fasilitas-fasilitas pokok di PPI Lonrae yaitu tingkat pemanfaatan dermaga sebesar 108%, kolam pelabuhan sebesar 45,5%, daratan pelabuhan 26%, dan dibutuhkan kedalaman perairan tiga meter. Kesimpulan bahwa panjang dermaga saat ini tidak dapat menampung kapal yang berlabuh sehingga perlu penambahan, kolam pelabuhan dan daratan pelabuhan masih memenuhi, kedalam alur pelayaran keluar masuk kapal perlu diperdalam.
Size Structure and Sex Ratio of Black Tip Reef Shark (Carcharhinus melanopterus) Landed in the TPI Paotere of Makassar City and TPI Beba of Takalar Regency, Province South Sulawesi Faisal Amir; Achmar Mallawa; Joeharnani Tresnati
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 13, No 2 (2020)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.13.2.232-237

Abstract

Carcharhinus melanopterus in the southern waters of the Makassar Strait is caught with bottom longlines and bottom gill nets as bycatch, caught throughout the year without any management arrangements. The research objective was to obtain information about the size structure and sex ratio of C. melanopterus in the southern waters of the Makassar Strait. The method used is a survey method. Sample measurements were carried out at TPI Paotere Makassar City and TPI Beba Takalar Regency, South Sulawesi Province from July to September 2020. Measurement of total body length (TL:cm) and determining the sex ratio were carried out directly in the field. The results of the study on 144 sample fish showed that the total length range for C. melanopterus landed at the Paotere TPI was the same as those landed at the Beba TPI at sizes between 58 - 135 cm TL with an average length of 91.18 ± 3.32 cm TL and sizes between 51 - 139 cm TL with an average length of 91.1±2.21 cm TL for both male and female sex, respectively.The comparison of C. melanopterus landed in the two fish landing sites was in a balanced state but the male sex was smaller than the female sex.The sex ratio of male and female C. melanopterus is balanced. Most (69.44%) female C. melanopterus caught were relatively young.
Kebiasaan makan ikan cakalang di Perairan Laut Flores Sulawesi Selatan Warda Susaniati; Achmar Mallawa; Faisal Amir
Agrokompleks Vol 19 No 1 (2019): Agrokompleks Edisi Januari
Publisher : PPPM Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/japp.v19i1.128

Abstract

Ikan bernilai ekonomis penting di Perairan Laut Flores adalah ikan Cakalang. Telah di manfaatkan nelayan Bulukumba dan Selayar dengan menggunakan berbagai alat tangkap dan tingkat teknologi yang bervariasi. Keberadaan ikan Cakalang memiliki hubungan yang sangat erat dengan keberadaan makanan dengan mengetahui kebiasaan makanannya. Pengamatan kebiasaan makan ikan Cakalang merupakan salah satu cara untuk mengetahui komposisi, jenis dan jumlah proporsi makanan yang dikonsumsi oleh ikan Cakalang berdasarkan musim penangkapan. Mengguanakan metode survey dan metode gravimetric. Pengumpulan data dilakukan dengan selected random sampling. Sampel ikan berasal dari area potensial penangakapan ikan Cakalang. Dibagi kedalam 4 musim penangkapan ikan Cakalang yaitu musim peralihan barat ke timur (Maret – April), musim timur (Mei – Agustus), musim peralihan timur ke barat (September - Oktober), dan musim barat (Nopember – Februari). Pengamatan isi organ pencernaan yang menjadi indikator sebagai kebiasaan makanan dilakukan dengan pembedahan. Data pendukung salah satu parameter oseanografi perairan pada daerah fishing ground ikan Cakalang yakni SPL dan CHL-a. Hasil penelitian menunjukkan memiliki perbedaan jenis makanan dan jumlah proporsi makanan berdasarkan musim penangkapan. Ikan Cakalang digolongkan sebagai hewan karnivora, yang memiliki kebiasaan makanan adalah memakan Teri Stolephorus sp., Udang Peneanus sp., Cumi-cumi Loligo sp., Peperek Leiognathus sp., Layang Decapterus ruselli, Cacing dan Tembang Sardinella, sp.
Fyke Net sebagai Alat Tangkap Alternatif untuk Penangkapan Ikan Demersal Achmar Mallawa; Faisal Amir; Mahfud Palo
Lutjanus Vol 24 No 2 (2019): Lutjanus Edisi Desember
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/jlpp.v24i2.292

Abstract

Pelarangan penggunaan jaring tarik dan pukat hela melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 2 tahun 2015 menyebabkan hilangnya mata pencaharian sebagain nelayan dan kurang termanfaatkannya ikan demersal. Penelitian dilakukan di perairan Barru, Selat Makassar bertujuan menganalisis kesesuaian desain, cara pengoperasian, tata letak di dalam perairan, dan jenis ikan hasil tangkapan fyke net. Data aspek teknis meliputi konstruksi alat tangkap, tata letak alat tangkap di daerah penangkapan, jenis hasil tangkapan, dan perbandingan jenis ikan hasil tangkapan fyke dengan jaring tarik diperoleh melalui uji coba lapangan pengoperasian fyke net. Hasil penelitian bahwa fyke net dapat dioperasikan di perairan pantai, pengoperasiannya mudah, hasil tangkapan terdiri atas jenis ikan demersal, ikan neritik dan ikan bermigrasi harian ke pantai, dan beberapa jenis krustasea. Kesimpulan bahwa berdasarkan aspek teknis dan biologi fyke net dapat menjadi alat penangkapan ikan demersal alternatif pengganti jaring tarik dan pukat hela.
Struktur Ukuran dan Ukuran Pertama Kali Matang Gonad Ikan Gabus (Channa striata) di Danau Tempe Kabupaten Wajo Andi Wakiah; Achmar Mallawa; Faisal Amir
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan Vol. 6 (2019): PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL VI KELAUTAN DAN PERIKANAN UNHAS
Publisher : Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP), Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.34 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur ukuran dan ukuran pertama kali matang gonadikan gabus yang ada di Danau Tempe. Penelitian ini dilaksanakan selama enam bulan mulaiSeptember 2018 – Februari 2019. Metode pengambilan ikan contoh menggunakan metoda acakbertingkat. Struktur ukuran dan ukuran pertama kali matang gonad dianalisis dengan metodeBhattacharya dan Spearman Karber. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ikan gabus yangdiperoleh sebanyak 1.594 ekor terdiri dari 515 ekor jantan dan betina 1.079 ekor. Kisaran panjangikan gabus jantan 19 – 57 cm dan untuk ikan gabus betina 16 – 57,7 cm. Frekuensi tertinggi ikangabus gabungan, jantan dan betina berada pada tengah kelas panjang 29 cm. Ikan gabus di DanauTempe memiliki ukuran yang lebih panjang dibanding daerah-daerah lain. Ukuran pertama kalimatang gonad ikan gabus jantan sebesar Lm = 23,523 cm dan ikan gabus betina sebesar Lm =22,332 cm.Kata Kunci :Danau Tempe, ikan gabus, struktur ukuran, ikan pertama kali matang gonad.
Tingkat keberlanjutan alat penangkapan ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) skala tradisional di perairan Selat Makassar, Sulawesi Selatan Achmar Mallawa; Faisal Amir; Safruddin Safruddin; Elsa Mallawa
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan Vol. 7 (2020): PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL VII KELAUTAN DAN PERIKANAN UNHAS
Publisher : Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP), Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fenomena menurunnya kondisi stok ikan selain dipengaruhi oleh intensitas penangkapan yang tinggi, juga tingkat keberlanjutan teknologi penangkapan ikan yang dipergunakan. Penelitian bertujuan menganalisis tingkat keberlanjutan alat penangkapan ikan cakalang tradisional di perairan Selat Makassar. Data berkaitan 14 parameter keberlanjutan teknologi penangkapan ikan dalam CCRF dikumpulkan saat kegiatan penangkapan ikan dan wawancara dari April 2017 – Nopember 2018. Hasil penelitian bahwa capaian 14 parameter keberlanjutan alat penangkapan ikan yang diamati yaitu pancing tonda layangan, pancing tangan, rawai tegak dan bandrong cakalang hampir sama kecuali pada dampak teknologi terhadap habitat dan persentase ikan layak tangkap. Sebanyak 12 parameter mengindikasikan empat alat tangkap tersebut berkelanjutan dan dua parameter kurang berkelanjutan yaitu keuntungan usaha dan penggunaan tenaga kerja. Kesimpulan bahwa empat alat penangkapan ikan cakalang skala tradisional yaitu pancing tangan, pancing tonda layangan, rawai tegak dan bandrong cakalang dikategorikan sebagai alat penangkapan ikan berkelanjutan. Pancing tangan, pancing tonda layangan dan rawai tegak memiliki tingkat keberlanjutan moderat dan bandrong cakalang memiliki tingkat keberlanjutan tinggiKata kunci: keberlanjutan, alat penangkapan ikan, tradisional, cakalang.
ROLLING KAPAL PANCING TONDA DI KABUPATEN SINJAI ROLLING OF TROLLING LINER ON SINJAI REGENCY Aulia Azhar Wahab; St. Aisjah Farhum; Faisal Amir
Fish Scientiae Vol 7 No 2 (2017): Issue December-Fish Scientiae Journal
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Resources of Lambung Mangkurat University-South Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.354 KB)

Abstract

Trolling liner was a dominance used by fishermans in Sinjai Regency was made by traditional without planning before, so stability and sea keeping ability about sea condition was unknown. The research aimed to analyze the rolling motion of trolling liner in regular condition of beam seas. The research was a case study of trolling liner used by the fisherman in Sinjai.Geometry measurement vessel form was done to get a model of trolling liner and then make a redesign as a compared and then make a simulation using program Maxsurf v8.i. the result showed that the sample have a good stability. Higher rolling was 18,168 on high wave -0,1971 m and lower rolling was -18,168 on high wave 0,1971 m,while there design showed high errolling was14,102 on high wave -0,1970 m and lower rolling was -14,102 on high wave 0.1968 m.
STABILITAS KAPAL PANCING TONDA DI KABUPATEN SINJAI Aulia Azhar Wahab; St. Aisjah Fahrum; Faisal Amir; Admi Athirah
Fish Scientiae Vol 8 No 2 (2018): Issue December-Fish Scientiae Journal
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Resources of Lambung Mangkurat University-South Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.039 KB)

Abstract

Kapal pancing tonda paling dominan digunakan nelayan di kabupaten sinjai dibuat secara tradisional dan tidak memiliki perencanaan sebelumnya sehingga kestabilan kapal pada saat pengoperasian tidak diketahui.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis stabilitas kapal pancing tonda yang digunakan nelayan di Kabupaten Sinjai.Penelitian ini merupakan studi kasus terhadap kapal pancing tonda yang digunakan nelayan.Menggunakan metode purposive sampling. Sampel yang digunakan mewakili tiga ukuran kapal yaitu 15,80 m (kecil), 18,00 m (sedang), dan 20,27 m (besar).Sampel dibuatkan model berdasaarkan dimensi utama kapal menggunakan program Maxsurf v8.i kemudian disimulasikan untuk memperoleh nilai stabilitas kapal sampel pada 3 kondisi yang berbeda (kapal berangkat, kapal beroperasi, dan kapal pulang). Hasil penelitian menunjukkan kapal yang diteliti memiliki nilai Cb=0,25-0,28, Cp=0,56-0,58, Cm=0,56-0,65, Cw=0,46-0,49 dan nilai GZ Max pada 3 kondisi yang berbeda berada pada kisaran 0,73-0,99 telah memenuhi nilai standarisasi yang telah ditetapkan oleh International Maritime Organization (IMO).
Population dynamics of climbing perch fish (Anabas testudineus) in the waters of Tempe Lake, Wajo Regency, South Sulawesi Siti Khadijah Srioktoviana; Faisal Amir; Achmar Mallawa
Jurnal IPTEKS Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Vol. 9 No. 1 (2022)
Publisher : Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jipsp.v9i1.20062

Abstract

Climbing perch (Anabas testudienus) is one of the inhabitants of Lake Tempe exploited throughout the year, so it is feared that its population has decreased. This study aims to analyze aspects of the dynamics of the climbing perch population, including age group, population growth, mortality, exploitation rate, and yield per recruitment. Data on the total length of fish were collected by measuring all catches of fishermen from October to December 2021. Age groups were analyzed using the Battacharya method, L∞ and K used the Ford and Walford method, M used the Empiris Pauly method, Z, F, and E used the Beverton and Holt method. Data analysis using FISAT-II software and Microsoft Excel. The results showed that the climbing perch in the waters of the Lake Tempe Wajo Regency had a total length range of 6 – 20.8 cm, the highest catch was in the middle-class size of 11.5 – 13.5 cm, and the average length is 13.03±2.15 cm. The population consists of two age groups, the estimated value L∞ = 26.3 cm, K = 0.5 year-1 and t0 = -0.3384 years. The estimated Z, M and F values are 3.41 year-1, 1.22 year-1, and 2.19 year-1, respectively. The exploitation rate is 0.64 year-1, and the actual and optimal Y/R are 0.015gram recruitment-1 and 0.0163 gram recruitment-1, respectively. The conclusion is that climbing perch in the waters of Lake Tempe  Wajo Regency require a short time to reach the maximum length, the main cause of population death due to fishing, and the recruitment process is not optimal due to the high rate of exploitation.