Kushendarto Kushendarto
Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengaruh Konsentrasi Nitrogen Dan Plant Catalyst Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Secara Hidroponik Gorendva R. Warganegara; Yohanes Cahya Ginting; Kushendarto Kushendarto
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol 15 No 2 (2015)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.947 KB) | DOI: 10.25181/jppt.v15i2.116

Abstract

Lettuce (Lactuca sativa L.) is a vegetable plant which consumption in fresh form. Color, texture, and aroma lettuce can beautify also be an ornamental dish of food. Request lettuce until now has not met its full potential, it is because there are obstacles in cultivation that influence the quality and production results. One technique that can be used in the cultivation of lettuce ie hydroponic. The purpose of this study was to: (1) To know the effect of Catalyst Plant on growth and yield of plants in hydroponic lettuce, (2) To know the effect of the concentration of nitrogen on the growth and yield of plants in hydroponic lettuce, (3) To determine the concentration of nitrogen in response to the liquid fertilizer Catalyst Plant. This study uses a randomized group design perfect (RKTS) arranged factorial (5x2) with three replications. The first factor is the nitrogen concentration of 200 ppm, 225 ppm, 250 ppm, 275 ppm, 300 ppm supplied from planting as much as 3 times a day. The second factor is the provision of liquid fertilizer Catalyst Plant (P1) and without giving liquid fertilizer (P0) with a concentration of 2 g / L of water. Interval application of liquid fertilizer once a week until harvest time. Data were analyzed by analysis of variance to investigate the influence of the treatment applied. If there are significant between the treatment continued with the separation of the middle value of Orthogonal polynomial at 5%. Of the two factors obtained 10 combined treatment with 3 replications and obtained 30 experimental units. Each experimental unit planted two plants, so that the overall use of 60 trial plants Catalyst Plant liquid fertilizer application resulted in better plant growth compared without giving liquid fertilizer. Increased nitrogen concentration of 25 ppm, the concentration of 250-300 ppm improve the growth of plant height of 0.02 cm, 0.01 cm long roots, and plant fresh weight of 0.03 grams (11:12%). There are a response to the nitrogen concentration of liquid fertilizer Catalyst Plant . Keywords: Grand Rapid lettuce, hydroponics, Catalyst Plant, the concentration of nitrogen
Pengaruh Jenis Bonggol dan Konsentrasi Ba terhadap Pertumbuhan Vegetatif P pada Tanaman Pisang Kepok Manado Angga Sukowardana; Kushendarto Kushendarto; Rugayah Rugayah
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol 15 No 3 (2015)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (72.839 KB) | DOI: 10.25181/jppt.v15i3.125

Abstract

This study aimed to (1) determined the effect of BA concentration on the growth of banana seedlings origin hump cleavage. (2) determined the effect of different origin banana weevil seedling growth and tuber production of tillers. (3) determined the effect of BA concentration on the growth of seedlings and saplings of origin hump hump production. This research has been carried out in January 2013 to April 2013 in the Integrated Field Laboratory, University of Lampung, Bandar Lampung. The design of the experiment using a randomized block design with 3 replications were once created as a test group. Grouping is done based on the size of the hump and time of observation. Arranged in a factorial design of treatment (4 x 2) consisting of two factors; The first factor is the concentration of benzyladenine (BA) consists of 4 levels of concentration are: 0, 50, 100, and 150 ppm. The second factor is the hump that comes from plants that have been producing, and tubers of plants are still puppies. The results showed: (1). Use of BA with a concentration of 50, 100 and 150 ppm had no significant effect on all the variables of observation. (2). Type tuber production yield better growth than puppies hump seen from the variable leaf length, root length, leaf width, number of roots, and the girth so it better be made for seedlings compared with seedling tubers. (3) Pemberian BA with various concentrations of either the production or hump hump tillers showed no difference in the growth of shoots. Keywords: nursery, benzyladenine, hump production, hump tillers
PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK DAN PUPUK PELENGKAP PLANT CATALYST TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.) Merill) Nurul Annisa Ridwan; Kuswanta Futas Hidayat; Kushendarto Kushendarto; Sunyoto Sunyoto
Jurnal Agrotek Tropika Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (63.007 KB) | DOI: 10.23960/jat.v5i1.1838

Abstract

Salah satu komoditas pangan strategis di Indonesia dan komoditas terpenting setelah padi dan jagung adalah kedelai. Kebutuhan terhadap kedelai semakin meningkat dari tahun ketahun tetapi produksi kedelai semakin menurun, sehingga dibutuhkan penambahan pupuk untuk mencukupi kebutuhan nutrisi tanaman. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk majemuk NPK dan pupuk pelengkap Plant Catalyst terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai. Penelitian dilaksanakan di Desa Suka Banjar, Kecamatan Gedong tataan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung pada Februari sampai April 2016. Penelitian ini menggunakan rancangan faktorial (5 x 2) dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah dosis pupuk majemuk NPK (M), yang terdiri atas lima taraf yaitu (m 0 )= 0 kg/ha, (m 1 )= 100 kg/ha, (m 2 )= 200 kg/ ha, (m 3 )= 300 kg/ha (m 4 )= 400 kg/ha. Faktor kedua adalah pupuk pelengkap Plant Catalyst (P) terdiri atas dua taraf yaitu tanpa Plant Catalyst (p 0 ) dan dengan Plant Catalyst dengan konsentrasi 1,5 g/1 liter air (p 1 ). Data diuji dengan analisis ragam dan nilai tengah antarperlakuan menggunakan polinomial ortogonal pada taraf á 1% dan 5%. Dosis optimum pupuk majemuk NPK pada variabel bobot biji kering per petak (g) yaitu pada tanpa aplikasi pupuk Plant Catalyst sebesar 307,58 kg/ha menghasilkan bobot biji kering per petak sebesar 1.673,65 g dan dosis terbaik pupuk majemuk NPK dengan aplikasi pupuk Plant Catalyst sebesar 341,75 kg/ha yang menghasilkan bobot biji kering per petak sebesar 1.897,76 g. Aplikasi pupuk pelengkap Plant Catalyst lebih baik dibandingkan tanpa pupuk pelengkap Plant Catalyst, hal itu ditunjukkan pada seluruh variabel pengamatan. Pada variabel pertumbuhan tidak terdapat pengaruh interaksi antara dosis pupuk majemuk NPK dan pupuk pelengkap Plant Catalyst, sedangkan pada variabel hasil terdapat pengaruh inetraksi antara dosis pupuk majemuk NPK dan pupuk pelengkap Plant Catalyst.
PENGARUH PEMUPUKAN N, P, DAN K TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA KULTIVAR GLADIOL (Gladiolus hybridus L.) Rindang Andam Suri; Tri Dewi Andalasari; Sri Ramadiana; Kushendarto Kushendarto
Jurnal Agrotek Tropika Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.717 KB) | DOI: 10.23960/jat.v1i1.1916

Abstract

Bunga gladiol adalah salah satu bunga potong yang paling banyak dicari orang, baik sebagai bunga hias atau untuk perayaan hari besar karena bunga ini sangat menarik perhatian.  Faktor yang perlu diperhatikan dalam budidaya gladiol adalah pemupukan. Tanaman gladiol memerlukan pemupukan agar tanaman tumbuh dengan cepat dan berproduksi dengan baik. Untuk mengoptimalkan produksi bunga potong ini, yaitu dengan menerapkan penggunaan pupuk tunggal yang dikombinasikan. Pada kenyataannya petani gladiol menggunakan pupuk tunggal, namun penggunaan dan  ketersediaannya tidak seideal yang diinginkan.  Teknik ini harus dikembangkan untuk dapat meminimkan pupuk yang mahal serta kelangkaan pupuk yang terjadi saat ini dan memberikan informasi kepada petani tentang jumlah penggunaan pupuk N, P, dan, K yang tepat pada gladiol. Penelitian ini dilaksanakan di kelurahan Gunung Terang, Gg. Swadaya 6 dari bulan Desember 2011 sampai April 2012. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan RKTS  (factorial experiment) dengan dua faktor.  Faktor pertama yaitu kultivar Gladiol yaitu ‘Holland Putih’ (Hw) dan ‘Holland Pink’ (Hp). Faktor kedua adalah aplikasi berbagai campuran pupuk tunggal, yaitu : tanpa pupuk (A0), pupuk NP (Urea dan SP-36) (A1), pupuk NK (Urea dan KCL) (A2),  pupuk PK (SP-36 dan KCL) (A3), dan NPK lengkap (Urea, SP-36, KCL) (A4). Setiap kombinasi perlakuan diulang tiga kali.  Satuan percobaan dikelompokkan berdasarkan bobot umbi.  Homogenitas ragam diuji dengan uji Bartlet dan aditvitas data dengan uji Tukey.  Data diolah menggunakan sidik ragam dan dilanjutkan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pemberian pupuk anorganik tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi gladiol.  (2) Perbedaan kultivar berpengaruh nyata dan sangat nyata terhadap tinggi tanaman, diameter floret, bobot subang, jumlah subang, diameter subang, bobot basah berangkasan dan bobot kering berangkasan.  Kultivar yang memberikan nilai tertinggi adalah Holland Pink (HP) jika dibandingkan dengan kultivar Holland Putih (HW).  (3) tidak terjadi interaksi antara perbedaan kultivar dengan perlakuan pupuk anorganik terhadap semua peubah pengamatan.