Muhammad Kamal
Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Pengaruh Jenis Kemasan dan Suhu Ruang Simpan terhadap Viabilitas Benih Sorgum (Sorghum bicolor [L.] Moench) Immas Nurisma; Agustiansyah Agustiansyah; Muhammad Kamal
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol 15 No 3 (2015)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.387 KB) | DOI: 10.25181/jppt.v15i3.128

Abstract

This study aims to determine: (1) in response to the type of packaging savings and sorghum seed viability; (2) in response to the storage room temperature sorghum seed viability; (3) a combination of types of packaging store and storage room temperature for sorghum seed viability. The research was conducted in October 2013 to January 2014 at the Laboratory of Seed and Plant Breeding, Faculty of Agriculture, University of Lampung. This research is compiled using a completely randomized design with four replications. The design of the treatment applied is factorial (4x3) by the first factor is the type of packaging and the second factor is the temperature store room. Homogeneity of variance between treatments was tested by Bartlett test. Separation of median is done by using the test Least Significant Difference (LSD) at level α of 5%. The results showed that the seeds of sorghum were packed with cans stored at refrigerator temperature (4 ° C) have the ability better than a plastic jar packaging, cloth flour, and plastic at room temperature (32 ° C) and air conditioning (22 ° C), in maintaining sorghum seed viability after being stored for 4 months. Keywords : Type Packaging, Temperature Storage Room, Sorghum Seed Viability
AKUMULASI BAHAN KERING BEBERAPA VARIETAS TANAMAN SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) RATOON 1 PADA KERAPATAN TANAMAN BERBEDA Bangun Ferdian; Sunyoto Sunyoto; Agus Karyanto; Muhammad Kamal
Jurnal Agrotek Tropika Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.569 KB) | DOI: 10.23960/jat.v3i1.1920

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akumulasi bahan kering tanaman sorgum ratoon I akibat kerapatan tanamanan berbeda, akumulasi bahan kering pada tiga varietas sorgum ratoon I, dan pengaruh interaksi antara kerapatan tanamanan dan varietas sorgum terhadap akumulasi bahan kering beberapa sorgum ratoon I. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan danLaboratorium, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung yang dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Desember 2013. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dan rancangan perlakuan dalam pola faktorial (3x4) yaitu dengan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama adalah kerapatan tanaman (P) dan faktor kedua adalah varietas tanaman sorgum (G). Kerapatan tanaman dibagi menjadi empat taraf, yaitu satu (p1), dua (p2), tiga (p3), dan empat (p4) tanaman/ lubang tanam serta varietas yang digunakan ada tiga, yaitu Numbu (g1), Keller (g2), dan Wray (g3). Hasil penelitian menunjukkanbahwa kerapatan tanaman berpengaruh nyata terhadap akumulasi bahan kering tanaman sorgum ratoon 1. Secara umum peningkatan kerapatan tanaman menurunkan akumulasi bahan kering per tanaman, namun hasil persatuan luas lahan tertinggi ditunjukkan kerapatan tanaman yang tinggi, kerapatan tiga tanaman/lubang tanam menghasilkan bobot biji kering lebih tinggi 62 % dari kerapatan satu, 58,80% dari kerapatan empat dan 50% lebih dari kerapatan dua; varietas tanaman berpengaruh nyata terhadap akumulasi bahan kering tanaman sorgum ratoon 1, Secara umum varietas Numbu memiliki hasil 157,98 % lebih tinggidibandingkan Keller dan lebih tinggi 180,36% dari varietas Wray; kombinasi antara varietas dengan kerapatan tanamanberpengaruh nyata terhadap akumulasi bahan kering tanaman sorgum ratoon. Varietas Keller dan kerapatan tanaman tiga tanaman/lubang tanam mampu memberikan bobot kering total tanaman sebesar 27,50% lebih tinggi dari varietas Numbu, dan 46,99% lebih tinggi dari varietas Wray.
POLA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN CABAI MERAH KERITING (Capsicum annuum L.) AKIBAT APLIKASI KALIUM NITRAT PADA DAERAH DATARAN RENDAH Satrio Tri Handono; Kus Hendarto; Muhammad Kamal
Jurnal Agrotek Tropika Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (47.298 KB) | DOI: 10.23960/jat.v1i2.1984

Abstract

Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia, sehingga budidaya cabai sangat menarik bagi petani.  Permintaan produk cabai cenderung meningkat terus sehingga dapat diandalkan sebagai komoditas nonmigas. Seiring dengan permintaan yang meningkat sehingga kurangnya pasokan yang tersedia maka peningkatan luas tanam diarahkan untuk mencapai keseimbangan pasokan dan permintaan. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah melakukan teknik budidaya yang baik dan benar sehingga hasil yang diperoleh optimal. Salah satu aspek yang penting dalam budidaya tanaman adalah pemupukan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pola pertumbuhan tanaman cabai merah terhadap aplikasi Kalium Nitrat dan untuk mengetahui respon komponen hasil cabai terhadap pemberian Kalium Nitrat dengan konsentrasi berbeda. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. Penelitian disusun menggunakan Rancangan acak kelompok dengan  perlakuan tunggal yaitu konsentrasi KNO3 yang terdiri atas : 0, 2, 4, 6, 8 g l-1, dengan 3 kali ulangan.  Seluruh data yang diperoleh dianalisis ragam. Homogenitas  ragam diuji dengan uji Bartlett sedangkan aditivitas diuji dengan uji Tukey. Analisis data dilanjutkan dengan uji polinomial ortogonal pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada pola pertumbuhan vegetatif untuk variabel tinggi tanaman dan tingkat percabangan aplikasi kalium nitrat pada berbagai taraf konsentrasi yaitu : 0, 2, 4, 6, 8 g l-1 tidak memberikan pengaruh yang nyata dan pada pemberian kalium nitrat dengan konsentrasi 4, 6, 8 g l-1 meningkatkan jumlah bunga di tanaman cabai. Peningkatan  jumlah buah tertinggi terdapat pada aplikasi kalium nitrat dengan konsentrasi 8 g l-1, sedangkan pada bobot buah total tertinggi terjadi pada konsentrasi  6 g l-1.
RESPONS PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) RATOON I TERHADAP APLIKASI BAHAN ORGANIK TANAMAN SORGUM PERTAMA Novri Novri; Muhammad Kamal; Sunyoto Sunyoto; Kuswanta Futas Hidayat
Jurnal Agrotek Tropika Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (60.375 KB) | DOI: 10.23960/jat.v3i1.1918

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis bahan organik yang diaplikasikan pada tanaman sorgum pertama terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sorgum ratoon I, pertumbuhan dan hasil tanaman sorgum ratoon I yang terbaik pada tiga varietas yang dicoba, dan mengetahui pengaruh interaksi antara dosis bahan organik yang diaplikasikan pada tanaman sorgum pertama dengan tiga varietas yang dicoba terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sorgum ratoon I. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan dan Laboratorium Ilmu Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung yang dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Desember 2013. Perlakuan disusun secara faktorial dengan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design) dalam Rancangan Kelompok Teracak Sempurna (RKTS) dengan tiga ulangan. Petak percobaanyang digunakan pada penelitian ini berukuran 4m x 4 m. Tiap satu satuan percobaan seluas 16 m dengan jarak tanam 80x20 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ; Perlakuan dosis bahan organik 15 ton/ha menghasilkan bobot biji/malai sorgum ratoon I tertinggi yaitu 45,64 g/tanaman atau setara 285,25 g/m2 2; Varietas Numbu menunjukkan hasil bobot biji/ malai sorgum ratoon I tertinggi yaitu 55,37 g/tanaman atau setara 346,06 g/m sedangkan, varietas Wray menghasilkan bobot brangkasan basah tertinggi, yaitu 0,54 kg/tanaman atau setara 3,37 kg/m2 2 ; dan Kombinasi antara dosis bahan organik dan varietas sorgum yang tepat untuk menghasilkan bobot brangkasan basah tertinggi adalah dosis bahan organik 5 ton/ha dengan varietas Wray yaitu 0,54 kg/tanaman atau setara 3,37 g/m2.
RESPONS PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP SISTEM TUMPANGSARI DENGAN TANAMAN UBIKAYU (Manihot esculenta Crantz) Sandi Suseno; Muhammad Kamal; Sunyoto Sunyoto
Jurnal Agrotek Tropika Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (63.926 KB) | DOI: 10.23960/jat.v2i1.1934

Abstract

Pengembangan jagung secara monokultur menghadapi kendala kompetisi penggunaan lahan dengan tanaman pangan lainnya. Salah satu cara mengatasi hal tersebut adalah dengan melakukan sistem tumpangsari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil tanaman jagung pada sistem tumpangsari dengan ubikayu dan sistem monokultur dan untuk mengetahui pengaruh varietas terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung yang ditumpangsarikan dengan tanaman ubikayu. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Badan Penelitian Tanaman Pangan (BPTP) Natar, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan dan Laboratorium Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung pada bulan November 2012 sampai dengan Maret 2013. Perlakuan disusun secara faktorial dengan petak terbagi dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 ulangan . Petak utama adalah pola pertanaman, yaitu monokultur dan tumpangsari, Anak petak adalah varietas tanaman jagung yang terdiri dari lima varietas yaitu P27, DK77, DK85, DK95, NK22. Petak percobaan yang digunakan pada penelitian ini berukuran 4 x 3,2 m. Data di analisis dengan ANOVA. Perbedaan nilai tengah perlakuan ditentukan dengan uji BNJ pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan Respons pertumbuhan dan hasil tanaman jagung terhadap sistem tumpangsari dengan ubikayu tidak tergantung pada varietas jagung. Pertumbuhan jagung pada sistem tumpangsari dan monokultur juga relatif sama. Pada sistem monokultur bobot biji kering per tanaman 15% lebih tinggi dari pada sistem tumpangsari. Antar - varietas, NK22 memiliki bobot biji kering per tanaman tertinggi, yaitu masing masing 4,7% ; 8,8% ; 10,2% , dan 11,1% lebih tinggi dibandingkan dengan DK77, DK95, P27 dan DK85.
PENGARUH APLIKASI BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS SORGUM (Sorghum bicolor [L] Moench) Ryzkita Prima Pramanda; Kuswanta Futas Hidayat; Sunyoto Sunyoto; Muhammad Kamal
Jurnal Agrotek Tropika Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.555 KB) | DOI: 10.23960/jat.v3i1.1960

Abstract

Sorghum (Sorghum bicolor [L] Moench) adalah tanaman serealia yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai sumber bahan pangan mendukung program diversifikasi pangan. Untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman sorgum maka perlu upaya pengembangan teknik budidaya seperti penambahan bahan organik dan penggunaan varietas unggul. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk;  mengetahui dosis pemberian bahan organik terbaik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman sorgum; mengetahui varietas tanaman sorgum yang menunjukan pertumbuhan dan hasil terbaik ; mengetahui pengaruh interaksi antara dosis bahan organik dan varietas yang digunakan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sorgum. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada bulan Mei sampai September 2013. Perlakuan disusun secara faktorial dalam rancangan acak kelompok dengan 3 ulangan.  Petak utama adalah dosis bahan organik (b) yang terdiri atas 4 taraf yaitu 0 ton ha (b0), 5 ton ha-1 (b1), 10 ton ha-1 (b2) dan 15 ton ha (b3).  Anak petak adalah varietas sorgum (g) yaitu Numbu (g1), Keller (g2), dan Wray (g3). Sorgum ditanam dengan jarak tanam 80 cm x 20 cm pada setiap petak percobaan yang berukuran 4 m x 4 m. Pupuk yang digunakan adalah Urea, SP-36 dan KCl masing-masing dengan dosis 100, 100 dan 150 kg ha-1. Pemberian Urea dilakukan secara bertahap yaitu 2 minggu setelah tanam (mst) dan 6 mst. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; aplikasi bahan organik meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman sorgum. Hasil sorgum tertinggi dicapai pada dosis 15 ton ha-1 ; varietas Numbu menunjukkan keragaan komponen hasil bobot biji/ malai terbaik, sedangkan produksi biomassa terbaik ditunjukkan oleh varietas Keller dan Wray; kombinasi penggunaan bahan organik dan varietas yang tepat untuk memperoleh hasil biji sorgum tertinggi adalah dosis 15 ton ha dengan varietas Numbu. 
DISTRIBUSI BAHAN KERING SORGUM (Shorgum bicolor (L.) Moench) YANG DITUMPANGSARIKAN DENGAN UBIKAYU (Manihot esculenta Crantz.) Reni Yuliasari; Muhammad Kamal; Sunyoto Sunyoto
Jurnal Agrotek Tropika Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (96.635 KB) | DOI: 10.23960/jat.v2i1.1931

Abstract

Distribusi bahan kering memiliki peranan penting dalam proses pembentukan hasil tanaman sorgum. Faktor genetik dan lingkungan berpengaruh pada proses akumulasi bahan kering, pemahaman yang lebih baik terhadap distribusi bahan kering pada pola pertanaman berbeda sangat penting. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan berikut mengetahui pengaruh polapertanaman distribusi bahan kering sorgum dan mengetahui pengaruh distribusi bahan kering beberapa genotipe sorgum dalam sistem tumpangsari. Penelitian dilaksanakan di Kebun teknis Badan Pengkajian Teknik Pertanian (BPTP) Lampung selatan, Laboratorium Benih Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dari bulan November 2012 sampai bulan Maret 2013.Rancangan perlakuan disusun dengan faktorial dalam rancangan petak terbagi kelompok teracak sempurna (RKTS) dengan tiga kali ulangan. Petak utama adalah pertanaman tumpangsari dan monokultur sedangkan anak petak adalah genotipe tanaman sorgum Batan S-3, Batan S-12, Keller, Wray, Numbu. Petak percobaan yang digunakan pada penelitian ini berukuran 4 x 3,2 m. Data dianalisis dengan sidik ragam dan perbedaan nilai tengah perlakuan ditentukan dengan uji BNJ pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pertanaman monokultur dan tumpangsari berpengaruh pada bobot kering daun 6 -12 mst, batang 6 dan10 mst , akar 4 – 12 mst. Pertanaman monokultur menghasilkan bobot kering daun, batang, dan akar lebih besar daripada pertanaman tumpangsari. Sebagian besar bahan kering diakumulasikan pada batang diikuti daun dan yang terkecil pada akar. Perbedaan genotipe berpengaruh terhadap bobot kering daun pada 6 -12 mst batang pada 4, 6 dan 10 mst dan akar pada 6 dan 8 mst.
PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) RATOON I PADA KERAPATAN TANAMAN YANG BERBEDA Galih Dwi Cahyo; Kuswanta Futas Hidayat; Sunyoto Sunyoto; Muhammad Kamal
Jurnal Agrotek Tropika Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (47.525 KB) | DOI: 10.23960/jat.v2i3.2069

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sorgum ratoon I; pengaruh kerapatan tanaman terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sorgum ratoon I; dan pengaruh interaksi antaravarietas sorgum dan kerapatan tanaman terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sorgum ratoon I. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan (KP) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Lampung, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan dan Laboratorium Ilmu Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung yang dilaksanakan pada bulan September sampai bulan Desember 2013. Perlakuan dalam penelitian ini disusun secara faktorial (3x4) dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 12 perlakuan dan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan varietas sorgum mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman sorgum ratoon I, kecuali pada diameter batang dan bobot brangkasan basah. Varietas Numbu mampu menghasilkan bobot biji kering/ ha yang lebih tinggi 157,98 % dari varietas Kellerdan lebih tinggi 180,36 % dari varietas Wray. Secara umum kerapatan tanaman rendah menunjukkan hasil per individu tanaman sorgum ratoon I tertinggi, namun hasil per satuan luas lahan tanaman sorgum ratoon I tertinggi ditunjukkan oleh kerapatan tanaman tinggi. Penggunaan kerapatan tanaman tiga tanaman/ lubang tanam dapat menghasilkan bobot biji kering/ hayang lebih tinggi 62,00 % daripada kerapatan satu, 58,80 % dari kerapatan empat, dan lebih tinggi 50,00 % dari kerapatan dua. Varietas Numbu yang ditanam pada kerapatan tanaman satu tanaman/ lubang tanam mampu menghasilkan jumlah biji/ tanaman dan bobot biji kering/ tanaman yang tertinggi. Pada bobot brangkasan kering/ m 2 tertinggi dihasilkan oleh varietas Numbu yang ditanam pada kerapatan tanaman empat tanaman/ lubang tanam. Kombinasi varietas Numbu dengan kerapatan tanamanempat tanaman/ lubang tanam mampu menghasilkan bobot brangkasan kering/ ha lebih tinggi 46,67 % daripada varietas Keller, dan lebih tinggi 28,82 % daripada varietas Wray.
PENGARUH KERAPATAN TANAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) Sherly Ardhani Pithaloka; Sunyoto Sunyoto; Muhammad Kamal; Kuswanta Futas Hidayat
Jurnal Agrotek Tropika Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (100.998 KB) | DOI: 10.23960/jat.v3i1.1948

Abstract

Kerapatan tanaman berkaitan dengan jumlah tanaman per lubang dan per satuan luas yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. Salah satu cara pengembangan teknik budidaya sorgum yang dapat diterapkan yaitu dengan pengaturan kerapatan tanaman untuk peningkatan produktivitas sorgum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kerapatan tanaman terbaik pada pertumbuhan dan hasil tanaman sorgum; pengaruh perbedaan varietas pada pertumbuhan dan hasiltanaman sorgum; dan pengaruh interaksi antara kerapatan tanaman dan varietas pada pertumbuhan dan hasil tanamansorgum. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan yang dilaksanakan pada bulan Mei sampai September 2013. Perlakuan disusun secara faktorial (3x4) dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 12 perlakuan dengan tiga ulangan. Homogenitas ragam antar perlakuan diuji dengan uji Bartlet dan aditivitas data di uji dengan uji Tukey. Bila kedua asumsi ini terpenuhi, maka pemisahan nilai tengah dilakukan dengan menggunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf α 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas Numbu, Keller dan Wray tidak menunjukan perbedaan pertumbuhan yang nyata, walaupun ketiga varietas tersebut menunjukkan perbedaan pada jumlah biji per tanaman. Varietas Numbu menghasilkanjumlah biji per tanaman 20-44 % lebih tinggi dibandingkan dengan varietas Keller dan Wray; kerapatan tanaman sangatmempengaruhi pertumbuhan dan komponen hasil tanaman sorgum. Penggunaan kerapatan tanaman tinggi (3 dan 4 tanaman per lubang) dapat memberikan hasil 30-50,5 % lebih tinggi untuk jumlah biji per satuan luas (hektar) dibandingkan dengan penggunaan kerapatan tanaman rendah; pengaruh kerapatan tanaman terhadap pertumbuhan dan hasil sorgum tergantung pada varietas. Pada kerapatan tanaman tinggi (3 dan 4 tanaman/lubang) varietas Numbu memiliki bobot biji per tanaman 1560% lebih tinggi dibandingkan dengan varietas Keller dan Wray.