Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengaruh BAP (Benzile Amino Purin) dan IAA (Indole Asetic Acid) pada Bunga Krisan Menggunakan Desain Eksperimen Faktorial Ade Irma Nurwahidah; Rendie Prasetyo
STATISTIKA: Forum Teori dan Aplikasi Statistika Vol 18, No 2 (2018)
Publisher : Program Studi Statistika Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jstat.v18i2.4543

Abstract

Krisan merupakan sejenis tumbuhan berbunga yang sering ditanam sebagai tanaman hiaspekarangan atau bunga petik. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, meningkatnyakesejahteraan masyarakat dan bertambahnya kesadaran masyarakat akan keindahan lingkunganmaka kebutuhan akan bunga krisan meningkat. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan akanbunga krisan dilakukan melalui kultur jaringan. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhiterhadap pembiakan secara teknik kultur jaringan yaitu penambahan zat pengatur tumbuh. Dalampenelitian ini menggunakan zat pengatur tumbuh BAP (Benzile Amino Purin) dan IAA (Indole AseticAcid). Konsentrasi BAP terdiri 4 taraf yaitu 0 µM, 2,5 µM, 5 µM, dan 7,5 µM sedangkan konsentrasiIAA terdiri 4 taraf juga yaitu 0 µM, 1 µM, 2 µM, dan 3 µM. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untukmengetahui pengaruh zat pengatur tumbuh BAP (Benzile Amino Purin) dan IAA (Indole Asetic Acid)terhadap jumlah daun, jumlah akar, jumlah tunas dan tinggi tanman. Untuk mengetahui tujuantersebut dilakukan pengujian dengan desain eksperimen faktorial. Hasil uji anava menunjukkanpada jumlah daun hanya konsentrasi zat pengatur tumbuh BAP yang signifikan artinya terdapatperbedaan pengaruh konsentrasi zat pengatur tumbuh BAP terhadap jumlah daun dan konsentrasiBAP yang optimal yaitu 7,5 µM. Dari hasil anava pada data jumlah akar menunjukkan zat pengaturtumbuh BAP, IAA, dan interaksi antara zat pengatur tumbuh BAP dan IAA signifikan. Pada ujirentang ganda Duncan menggunakan data jumlah akar menyimpulkan bahwa konsentrasi zatpengatur tumbuh yang baik atau optimal yaitu konsentrasi BAP 0 µM dan IAA 3 µM. Pada uji anavajumlah tunas dang tinggi bunga krisan sama-sama menunjukkan hanya zat pengatur tumbuh BAPyang signifikan dan uji rentang ganda Duncan zat pengatur tumbuh yang optimal terhadap jumlahtunas yaitu konsentrasi BAP 10 µM dan terhadap tinggi bunga krisan yaitu konsentrasi BAP 0 µM.
Thidiazuron Improved Aglaonema ‘Ruby’ Microshoot Multiplication for Mass Production and Microfloriculture Development Allya Alifia Purbaya; Rendie Prasetyo; Siti Samiyarsih; Sugiyono
Jurnal Biodjati Vol 10 No 1 (2025): May
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/biodjati.v10i1.34401

Abstract

Aglaonema 'Ruby' is a hybrid Aglaonema with a dominant green leaf pattern and a red accent in the middle. This cultivar is widely cultivated and in great demand, and it can potentially be used in micro floriculture development. Conventional Aglaonema propagation through stem cuttings can only produce 1-3 shoots. Therefore, the in vitro culture method is proposed. The objectives of this study were to evaluate the effect of three synthetic cytokinins (BAP, Kinetin, and TDZ—the latter being a phenylurea derivative with cytokinin-like activity) and concentrations on the multiplication of Aglaonema 'Ruby' microshoot. The research has been carried out experimentally using a split-plot design. The main plot was cytokinin types, consisting of BAP, Kinetin, and Thidiazuron; the subplot was cytokinin concentrations at 0, 5, 10, 15, and 20 µM. The measured parameters include shoot emergence time, number of shoots, leaves, and shoot length. The data were analyzed using an analysis of variance (ANOVA) followed by Duncan's multiple range test at 95% confidence level. It can be concluded that the growth of Aglaonema 'Ruby' micro shoots was controlled by the type and concentration of cytokinin given. Thidiazuron was better than Kinetin and BAP in stimulating the growth of Aglaonema 'Ruby' microshoots. Cytokinin at 10 µM seemed to be effective in improving Aglaonema 'Ruby' micro shoots multiplication. Thidiazuron at 10 µM can increase the production of Aglaonema 'Ruby' shoot to support both mass production of seedlings and microfloriculture products. Further studies are needed to optimize shoot and root development to produce good plantlets, easing the subsequent acclimatization.