Sandra Putri Wijaya
Universitas Lambung Mangkurat

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS PREVALENSI PARKINSONISME PADA PASIEN SKIZOFRENIA YANG MENDAPAT OBAT ANTIPSIKOTIK GENERASI PERTAMA: ANALYSIS OF PREVALENCE OF PARKINSONISM IN SCHIZOPHRENIC PATIENTS RECEIVING FIRST-GENERATION ANTIPSYCHOTIC DRUG Okta Muthia Sari; Noor Cahaya; Khoerul Anwar; Sandra Putri Wijaya
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 7 No 1 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.205 KB) | DOI: 10.37874/ms.v7i1.271

Abstract

Antipsikotik generasi pertama secara luas diresepkan untuk pengobatan skizofrenia, efek terapeutiknya juga dikaitkan dengan efek samping movement disorders seperti parkinsonisme. Tujuan dari penelitian ini untuk menilai prevalensi parkinsonisme pada pasien skizofrenia yang menjalani pengobatan antipsikotik generasi pertama dan untuk menganalisis antipsikotik mana yang terkait dengan prevalensi parkinsonisme. Ini adalah studi potong lintang berbasis rumah sakit yang dilakukan di rawat inap Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum, Kalimantan Selatan, Indonesia. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif selama periode tahun 2018. Sebanyak 71 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Sebanyak 33 (46,5%) pasien yang menerima antipsikotik generasi pertama mengalami parkinsonisme. Karakteristik pasien dalam penelitian ini mayoritas jenis kelamin laki-laki (76,1%) dan berumur 20-45 tahun (84,5%). Haloperidol antipsikotik generasi pertama yang paling banyak digunakan (56.3%) diikuti oleh kombinasi klorpromazin-haloperidol (35.2%). Prevalensi parkinsonisme sebesar 46,5% pada pasien skizofrenia yang mendapat antipsikotik generasi pertama. Berdasarkan analisis, tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dan umur dengan parkinsonisme. Penggunaan haloperidol dibandingkan dengan klorpromazin-haloperidol menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan prevalensi parkinson (p <0.05). Kesimpulan dari penelitian ini, karakteristik pasien skizofrenia dalam penelitian mayoritas laki-laki dan berumur 20-45 tahun. Haloperidol merupakan antipsikotik generasi pertama yang paling banyak digunakan sebesar 56.3%. Prevalensi parkinsonisme pada pasien skizofrenia yang mendapat antipsikosis generasi pertama adalah 46,5%. Tidak ada hubungan yang signifikan antara parkinsonisme dan jenis kelamin atau umur pasien dalam penelitian ini Penggunaan haloperidol dikaitkan dengan prevalensi parkinsonisme dibandingkan dengan antipsikotik generasi pertama kombinasi klorpromazin dan haloperidol pada pasien skizofrenia.
Incidence of Orthostatic Hypotension in Schizophrenic Patients Using Antipsychotics at Sambang Lihum Mental Health Hospital, South Kalimantan Noor Cahaya; Sandra Putri Wijaya; Khoerul Anwar
Borneo Journal of Pharmacy Vol. 4 No. 3 (2021): Borneo Journal of Pharmacy
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/bjop.v4i3.1959

Abstract

Schizophrenia is a psychiatric disorder that requires antipsychotics therapy. Antipsychotics cause many side effects, including orthostatic hypotension. The study aimed to describe the incidence of orthostatic hypotensive side effects experiences by schizophrenia patients at the Sambang Lihum Mental Health Hospital, South Kalimantan. This research was observational description research with data sampling by medical records. This research was conducted to 300 medical records of patients period January-December 2018 which received antipsychotics medication and data analyzed by univariate analysis. The results showed the number of patients who experienced orthostatic hypotension was 98 patients (32.67%) and no experienced were 202 patients (67.33%). Incidence of orthostatic hypotension in haloperidol 54.35% (N=46); trifluoperazine 100% (N=1); clozapine 84.62% (N=13); olanzapine 100% (N=1); haloperidol-chlorpromazine 27.27% (N=11); haloperidol-haloperidol 42.86% (N=7); clozapine-risperidone 16.67% (N=6); haloperidol-clozapine 15.05% (N=93); haloperidol-olanzapine 50% (N=2); haloperidol-risperidone 31.82% (N=22); trifluoperazine-olanzapine 100% (N=1); trifluoperazine-clozapine 22.22% (N=9); trifluoperazine-risperidone 5.56% (N=18); chlorpromazine-haloperidol-haloperidol 33.3% (N=3); chlorpromazine-haloperidol-trifluoperazine 100% (N=3); haloperidol-trifluoperazine-chlorpromazine 100% (N=1); chlorpromazine-haloperidol-clozapine 42.86% (N=7); chlorpromazine-trifluoperazine-clozapine 100% (N=1); chlorpromazine-trifluoperazine-olanzapine 100% (N=1); chlorpromazine-trifluoperazine-risperidone 50% (N=2); trifluoperazine-haloperidol-risperidone 100% (N=4); haloperidol-trifluoperazine-risperidone 100% (N=1); trifluoperazine-haloperidol-clozapine 40% (N=5); haloperidol-haloperidol-clozapine 80% (N=5); clozapine-risperidone-trifluoperazine 100% (N=4); risperidone-clozapine-haloperidol 20% (N=10). The conclusion from this study was the percentage of orthostatic hypotension on schizophrenia patients at the Sambang Lihum Mental Health Hospital was 32.67% (N=98).
ANALISIS PREVALENSI PARKINSONISME PADA PASIEN SKIZOFRENIA YANG MENDAPAT OBAT ANTIPSIKOTIK GENERASI PERTAMA: ANALYSIS OF PREVALENCE OF PARKINSONISM IN SCHIZOPHRENIC PATIENTS RECEIVING FIRST-GENERATION ANTIPSYCHOTIC DRUG Okta Muthia Sari; Noor Cahaya; Khoerul Anwar; Sandra Putri Wijaya
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 7 No 1 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v7i1.271

Abstract

Antipsikotik generasi pertama secara luas diresepkan untuk pengobatan skizofrenia, efek terapeutiknya juga dikaitkan dengan efek samping movement disorders seperti parkinsonisme. Tujuan dari penelitian ini untuk menilai prevalensi parkinsonisme pada pasien skizofrenia yang menjalani pengobatan antipsikotik generasi pertama dan untuk menganalisis antipsikotik mana yang terkait dengan prevalensi parkinsonisme. Ini adalah studi potong lintang berbasis rumah sakit yang dilakukan di rawat inap Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum, Kalimantan Selatan, Indonesia. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif selama periode tahun 2018. Sebanyak 71 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Sebanyak 33 (46,5%) pasien yang menerima antipsikotik generasi pertama mengalami parkinsonisme. Karakteristik pasien dalam penelitian ini mayoritas jenis kelamin laki-laki (76,1%) dan berumur 20-45 tahun (84,5%). Haloperidol antipsikotik generasi pertama yang paling banyak digunakan (56.3%) diikuti oleh kombinasi klorpromazin-haloperidol (35.2%). Prevalensi parkinsonisme sebesar 46,5% pada pasien skizofrenia yang mendapat antipsikotik generasi pertama. Berdasarkan analisis, tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dan umur dengan parkinsonisme. Penggunaan haloperidol dibandingkan dengan klorpromazin-haloperidol menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan prevalensi parkinson (p <0.05). Kesimpulan dari penelitian ini, karakteristik pasien skizofrenia dalam penelitian mayoritas laki-laki dan berumur 20-45 tahun. Haloperidol merupakan antipsikotik generasi pertama yang paling banyak digunakan sebesar 56.3%. Prevalensi parkinsonisme pada pasien skizofrenia yang mendapat antipsikosis generasi pertama adalah 46,5%. Tidak ada hubungan yang signifikan antara parkinsonisme dan jenis kelamin atau umur pasien dalam penelitian ini Penggunaan haloperidol dikaitkan dengan prevalensi parkinsonisme dibandingkan dengan antipsikotik generasi pertama kombinasi klorpromazin dan haloperidol pada pasien skizofrenia.