Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Analisis Investasi Kapal Dry-Bulk Carrier dengan menggunakan Sistem Dinamik Dian Pratiwi Sahar; Mohammad Thezar Afifudin; A. Besse Riyani Indah
ARIKA Vol 14 No 2 (2020): ARIKA
Publisher : Industrial Engineering Study Program, Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (476.916 KB) | DOI: 10.30598/arika.2020.14.2.93

Abstract

Peningkatan demand semen curah di Kawasan Timur Indonesia mendorong perusahaan untuk meningkatkan kapasitas produksinya. Hal ini menyebabkan perusahaan perlu menambah kapasitas transportasinya agar semua demand di packing plant dapat dipenuhi. Semen didistribusikan dalam bentuk curah dengan menggunakan kapal dry-bulk carrier. Kapal yang digunakan terdiri dari dua jenis, yaitu berdasarkan kapasitasnya (volume muat) dan berdasarkan investasinya. Terdapat 7 (tujuh) jenis kapal berdasarkan kapasitasnya, yaitu: kapal kapasitas 1.000 ton; 3.000 ton; 4.000 ton; 5.000 ton; 6.000 ton; 8.000 ton; dan 12.000 ton. Sedangkan jenis kapal berdasarkan investasinya terdiri dari dua, yaitu pembelian dan penyewaan. Kapasitas kapal dry-bulk carrier harus dapat memenuhi order size packing plant tujuan sebelum kapasitas silo packing plant mencapai titik safety stock. Akan tetapi, kapasitas kapal yang digunakan harus memenuhi syarat draught pelabuhan masing-masing packing plant. Penelitian ini membahas mengenai jenis investasi kapal yang dapat memberikan profit terbesar bagi perusahaan. Pemodelan dengan sistem dinamik digunakan untuk menyelesaikan permasalahan keputusan investasi kapal. Dari hasil running simulasi diperoleh jenis investasi yang memberikan profit terbesar, yaitu investasi dilakukan dengan penyewaan kapal (sistem freight charter) dengan vendor. Jenis kapal yang disewa adalah kapal berkapasitas 12.000 ton sebanyak 1 (satu) unit.
Analisis Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Sustainability pada Industri Kecil dan Menengah Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) A. Besse Riyani Indah; Nadzirah Ikasari; Dian Pratiwi Sahar
ARIKA Vol 15 No 2 (2021): ARIKA
Publisher : Industrial Engineering Study Program, Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (646.288 KB) | DOI: 10.30598/arika.2021.15.2.65

Abstract

IKM di Indonesia mulai berkembang dengan berbagai jenis usaha khususnya di Kota Makassar. Dalam menjalankan usahanya setiap IKM dituntut untuk mempertahankan keberlanjutan (sustainability) usahanya. Sustainability merupakan hal yang perlu diperhatikan jika IKM ingin tetap bertahan dan bersaing dalam skala lokal, nasional, hingga internasional. Sustainability mencakup tiga aspek utama yaitu ekonomi, lingkungan, dan sosial. Dimasa pandemi Covid-19 beberapa IKM mengalami permasalahan dalam menjalani usahanya, dan hal tersebut menyebabkan beberapa IKM tidak dapat mencapai target sustainability. Berdasarkan permasalahan ini maka dilakukan penelitian untuk melakukan analisis dampak pandemi Covid-19 terhadap sustainability pada IKM khususnya di Kota Makassar. Tujuan dari penelitian ini akan diketahui aspek sustainability yang tidak dapat dicapai secara maksimal oleh IKM karena dampak dari pandemi Covid-19. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode Analytical Hierachy Process (AHP). Metode AHP merupakan metode yang digunakan untuk membantu menyusun suatu prioritas dari berbagai pilihan dengan menggunakan beberapa kriteria (multi criteria). Berdasarkan data yang diolah dengan AHP kriteria dengan tingkat kepentingan yang tinggi adalah kriteria ekonomi, sedangkan berdasarkan hirarki alternatif pada masing-masing kriteria diperoleh hasil bahwa Kesehatan dan keselamatan (sosial), kurangi penggunaan energi (lingkungan), dan keuntungan (ekonomi) merupakan alternatif yang memiliki nilai kepentingan tertinggi.
PENDAMPINGAN PENGOLAHAN SAGU TUMANG MENJADI TEPUNG SAGU PADA HOME INDUSTRY SAGOE, DESA HAYA, KABUPATEN MALUKU TENGAH Dian Pratiwi Sahar; Mohammad Thezar Afifudin
LOGISTA - Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 4 No 2 (2020)
Publisher : Department of Agricultural Product Technology, Faculty of Agricultural Technology, Universitas Andalas Kampus Limau Manis - Padang, Sumatera Barat Indonesia-25163

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/logista.4.2.278-284.2020

Abstract

Proses produksi sagu di Desa Haya Kabupaten Maluku Tengah dilakukan secara semi-mekanis. Hasil produksi berupa sagu basah (sagu tumang). Home industry Sagoe merupakan startup yang mengolah sagu tumang menjadi tepung sagu. Proses produksi yang dilakukan sangat sederhana mulai dari pengeringan, penghalusan, pentapisan, dan pengemasan. Tepung sagu yang dihasilkan masih mengandung partikel-partikel kecil ela sagu. Sehingga tepung sagu harus melewati proses perendaman terlebih dahulu sebelum digunakan untuk mendapatkan pati sagu yang bersih. Tepung sagu “Sagoe” dijual dengan harga Rp. 11.000/pack untuk ukuran 450 gram. Penentuan harga ini mengikuti harga yang telah ada di pasar. Jadi mitra belum memiliki metode perhitungan dalam menentukan harga jual produknya.Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini menggunakan tiga tahapan, yaitu: tahapan persiapan, tahapan inti, dan tahapan evaluasi. Pada tahapan inti dilakukan pendampingan proses produksi dan pendampingan perhitungan harga jual tepung sagu. Hasil dari kegiatan ini adalah diperoleh proses produksi yang mampu memberikan tepung sagu yang lebih bersih. Selain itu, mitra juga telah mengetahui cara menentukan harga jual produk dengan metode cost plus pricing. Kata Kunci: Sagu tumang, Tepung sagu, Cost plus costing, Variable costing, Harga pokok produksi, Harga jual ABSTRACT The sago production process in Haya Village, Central Maluku Regency is carried out semi-mechanically. The product is wet sago (sago tumang). Home industry Sagoe is a startup that processes sago tumang into sago flour. The production process is very simple, starting from drying, refining, filtering and packaging. The resulting sago flour still contains small particles of sago ela. So that the sago starch must go through the soaking process first before being used to get clean sago starch. Sagoe flour is sold for Rp. 11,000/pack for 450 grams. This price determination follows the existing prices in the market. So partners do not have a calculation method in determining the selling price of their products. This community service activity uses three stages, namely: the preparation stage, the core stage, and the evaluation stage. At the core stage, assistance in the production process is carried out and assistance in calculating the selling price of sago flour. The result of this activity is a production process that is able to provide cleaner sago starch. In addition, partners also know how to determine the selling price of products using the cost plus pricing method. Keywords: Sagu tumang (wet sago), Sago powder, Cost plus costing, Variable costing, Cost of goods sold, Selling price
Analisis Pemilihan Supplier Ikan Asap menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Dian Pratiwi Sahar; Ariviana Lientje Kakerissa; Siti Aminah A. Huat
ARIKA Vol 16 No 2 (2022): ARIKA
Publisher : Industrial Engineering Study Program, Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/arika.2022.16.2.111

Abstract

Pusat Oleh-Oleh Galala merupakan tempat penjualan ikan asap yang terkenal di Kota Ambon. UKM ikan asap di sana mengalami masalah dalam memenuhi permintaan pelanggan. Masalah yang dihadapi berupa harga ikan yang mahal, kualitas ikan yang menurun, kuantitas ikan yang tidak dapat dipenuhi oleh supplier, dan kecepatan pengiriman yang tidak konsisten. UKM ini tidak memiliki metode khusus dalam memilih supplier. UKM ini memiliki 4 supplier, yaitu Perusahaan Ikan Laha, Perum Perikanan Galala, Nelayan Galala, dan Pasar Arumbai. Harga ikan yang diperoleh dari Perum Perikanan Galala, Perusahaan Ikan Laha, dan Pasar Arumbai relatif tinggi dibandingkan dengan Nelayan Galala. Tetapi kuantitas ikan yang diperoleh dari Nelayan Galala terkadang tidak memenuhi permintaan dari pelaku usaha. Kualitas ikan yang diperoleh dari Perusahaan Ikan Laha yang didapatkan dalam kondisi beku dan dapat memperhambat proses produksi ikan asap. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemilihan supplier ikan asap. Metode yang digunakan adalah AHP. AHP digunakan untuk menghitung bobot prioritas alternatif supplier. Hasil penelitiannya yaitu supplier yang sebaiknya dipilih untuk mencukupi kebutuhan bahan baku adalah Nelayan Galala dengan bobot prioritas tertinggi sebesar 0,416.