Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

STUDI KELAYAKAN BISNIS JUS PALA DI NEGERI BOOI-SAPARUA Ariviana Lientje Kakerissa
PROFISIENSI : Jurnal Program Studi Teknik Industri Vol 6, No 2 (2018): PROFISIENSI DESEMBER 2018
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.401 KB) | DOI: 10.33373/profis.v6i2.1616

Abstract

Pala Booi merupakan sebutan masyarakat negeri Booi, kecamatan Saparua, kabupaten Maluku Tengah bagi tanaman pala milik mereka. Luas areal perkebunan pala di negeri Booi adalah 13 HA dengan jumlah pohon pala sekitar 1274 pohon. Kapasitas panen buah pala adalah 900-1200 buah pala gelondongan (utuh) per pohon atau 37,5–50Kg. Daging buah pala yang dapat dihasilkan adalah 30-40Kg/pohon dan dalam setahun terdapat 3 kali musim panen, sehingga kapasitas panen daging buah pala dalam setahun adalah 120Kg/pohon. Dengan kondisi ini, dapat diperkirakan jumlah daging buah pala yang terbuang di negeri Booi adalah sebanyak 152.880 Kg atau 152,88 ton daging buah pala per tahun. Besaran tersebut mengisyaratkan bahwa pala Booi memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi produk unggulan dan turunannya. Berdasarkan penelitian sebelumnya, produk yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai produk unggulan negeri Booi selain produk serbuk sari buah pala adalah jus pala. Jus pala merupakan alternatif minuman ringan yang sehat dan masih langka di masyarakat sehingga layak untuk dikembangkan. Untuk itu diperlukan suatu studi kelayakan bisnis yang dapat menjadi acuan untuk membangun usaha tersebut
Analisis Pemilihan Supplier Ikan Asap menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Dian Pratiwi Sahar; Ariviana Lientje Kakerissa; Siti Aminah A. Huat
ARIKA Vol 16 No 2 (2022): ARIKA
Publisher : Industrial Engineering Study Program, Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/arika.2022.16.2.111

Abstract

Pusat Oleh-Oleh Galala merupakan tempat penjualan ikan asap yang terkenal di Kota Ambon. UKM ikan asap di sana mengalami masalah dalam memenuhi permintaan pelanggan. Masalah yang dihadapi berupa harga ikan yang mahal, kualitas ikan yang menurun, kuantitas ikan yang tidak dapat dipenuhi oleh supplier, dan kecepatan pengiriman yang tidak konsisten. UKM ini tidak memiliki metode khusus dalam memilih supplier. UKM ini memiliki 4 supplier, yaitu Perusahaan Ikan Laha, Perum Perikanan Galala, Nelayan Galala, dan Pasar Arumbai. Harga ikan yang diperoleh dari Perum Perikanan Galala, Perusahaan Ikan Laha, dan Pasar Arumbai relatif tinggi dibandingkan dengan Nelayan Galala. Tetapi kuantitas ikan yang diperoleh dari Nelayan Galala terkadang tidak memenuhi permintaan dari pelaku usaha. Kualitas ikan yang diperoleh dari Perusahaan Ikan Laha yang didapatkan dalam kondisi beku dan dapat memperhambat proses produksi ikan asap. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemilihan supplier ikan asap. Metode yang digunakan adalah AHP. AHP digunakan untuk menghitung bobot prioritas alternatif supplier. Hasil penelitiannya yaitu supplier yang sebaiknya dipilih untuk mencukupi kebutuhan bahan baku adalah Nelayan Galala dengan bobot prioritas tertinggi sebesar 0,416.