Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL, RISIKO KREDIT, DAN RISIKO LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Pada Bank Pembangunan Daerah Konvensional di Indonesia Periode Tahun 2013-2017) Nikmatul Hidayah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Vol 7, No 2: Semester Genap 2018/2019
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan mengetahui pengaruh dari efisiensi operasional, risiko kredit, dan risiko likuiditas terhadap profitabilitas pada Bank Pembangunan Daerah (BPD) konvensional di Indonesia pada periode tahun 2013-2017. Profitabilitas diukur dengan Return on Asset (ROA). Efisiensi operasional diukur dengan BOPO, risiko kredit diukur dengan Non Performing Loan (NPL), sedangkan risiko likuiditas diukur dengan Loan to Deposit Ratio (LDR). Penelitian ini menggunakan sampel 19 BPD yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linear berganda. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif signifikan antara efisiensi operasional (BOPO) terhadap profitabilitas. Risiko kredit (NPL) memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas. Risiko likuiditas yang diproksikan dengan LDR menunjukkan pengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas. Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi BPD dan investor, untuk lebih memperhatikan efisiensi operasional, risiko kredit, dan risiko likuiditas. Kata Kunci : efisiensi operasional, risiko kredit, risiko likuiditas, profitabilitas 
Pengembangan Diversifikasi Pangan Pokok Lokal suismono suismono; Nikmatul Hidayah
JURNAL PANGAN Vol. 20 No. 3 (2011): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v20i3.174

Abstract

Usaha diversifikasi pangan hingga kini belum menunjukkan hasil seperti yang diharapkan pemerintah. Salah satu kebijakan pemerintah di bidang konsumsi pangan yaitu mengembangkan diversifikasi pangan dengan menggali sumber karbohidrat danteknologi pengolahan pangan pokok yang berasal dari lokal. Teknologi pengolahan berbasis pangan pokok lokal yang telah ada di daerah masih dilakukan secara tradisional. Oleh karena itu perlu diperbaiki, digalakkan dan dikemas menjadi pangan pokok siap saji yang diterima masyarakat Indonesia menjadi makanan pokok pengganti beras. Sebagai contoh produk makanan pokok lokal yang telah diperbaiki teknologinya antara lain makanan Ledok (bubur dari bahan jagung dan singkong) menjadi produk Ledok Instan, Beras Aruk menjadi Beras Singkong Semi-Instan (BSSI), Beras ubi (Rasbi), Tiwul instan dan Beras Sagu Tiruan. Berdasarkan sebarannya, produk pangan pokok di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3 golongan yaitu : untuk wilayah Indonesia Bagian Barat mengkonsumsi makanan pokok ”nasi non beras”, untuk wilayah Indonesia Bagian Tengah mengkonsumsi makanan pokok ”bubur dari bahan tepung” dan untuk wilayah Indonesia Bagian Timur mengkonsumsi makanan pokok ”bubur dari bahan pati”.Efforts on food diversification has yet resulted in what expected by the government. One of government policies in food consumption sector is to develop food diversification by exploring the local sources of carbohydrate and local food processing technology. Local-staple-food-based processing technology that has already existed in the area is still traditionally operated. Therefore, the products need to be improved, promoted and packaged into ready-to-eat staple food that can be consumed as the substitution of rice as staple food by the people of Indonesia. For examples, the improved technology of local staple food products among others are Ledok foods (porridge made from maize and cassava) which have been formed into instant products, and Aruk grain which has been transformed into Semi Instant Cassava Grains (BSSI), Cassava grain (Rasbi), Tiwul instant and artificial Sago grain. Based on their distribution, staple foods in Indonesia can be classified into 3 basic non-rice categories. First, boiled kernel non rice is consumed in the Western parts of Indonesia; second, porridge made from flour is consumed as the staple food in Middle zones of Indonesia; and third, slurry of starch material is eaten eastern regions of Indonesia. 
KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN FUNGSIONAL TEPUNG KUNING TELUR DENGAN PENAMBAHAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN Anna - Sulistyaningrum; Christina Winarti; Elmi Kamsiati; Nikmatul Hidayah; Rosniyati Suwarda; Ira Mulyawanti
JURNAL STANDARDISASI Vol 26, No 2 (2024)
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31153/js.v26i2.1032

Abstract

Tepung kuning telur merupakan produk intermediet dari kuning telur untuk meningkatkan umur simpan, kemudahan dan kepraktisan dalam penggunaannya. Salah satu metode pembuatan tepung kuning telur dengan menggunakan metode foaming. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan bahan tambahan pangan terhadap kualitas tepung kuning telur yang dihasilkan. Penelitian disusun dengan Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan bahan tambahan pangan berupa maltodekstrin 0,5%; CMC 0,5%; maltodekstrin + ragi roti 0,2%; CMC + ragi roti 0,2%; ragi roti 0,2% serta kontrol/ tanpa bahan tambahan pangan; yang dibandingkan dengan produk komersial. Tepung telur dianalisis karakteristik fisikokimia dan sifat fungsionalnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan bahan tambahan pangan (BTP) berpengaruh nyata pada nilai kadar air, kadar lemak, karbohidrat,  energi, kelarutan dan waktu rehidrasi. Kadar air, protein serta kadar abu telah memenuhi standar tepung kuning telur tetapi kadar lemak sedikit lebih rendah. Penggunaan maltodekstrin menghasilkan perbaikan sifat fungsional terutama kelarutan, waktu rehidrasi dan kemampuan mengikat air. Perlakuan terbaik ditunjukkan oleh perlakuan dengan penambahan maltodekstrin 0,5%.
Pelanggaran Prinsip Kesantunan Berbahasa dalam Novel Janji Karya Tere Liye Nikmatul Hidayah; Irsyadi Shalima; Ayu Wulandari
Repetisi: Riset Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 7 No. 2 (2024): REPETISI VOLUME 7 NOMOR 2
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/repetisi.v7i2.4475

Abstract

Penelitian yang berjudul “Pelanggaran Prinsip Kesantunan Berbahasa dalam Novel Janji Karya Tere Liye” dilatarbelakangi oleh adanya fenomena pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa dalam novel yang digunakan oleh penulis untuk membuat isi cerita menjadi lebih menarik dan hidup. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu (1) apa saja bentuk pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa dalam novel Janji karya Tere Liye, dan (2) apa saja faktor penyebab ketidaksantunan dalam novel Janji karya Tere Liye. Data penelitian ini berupa kalimat dalam dialog pada novel Janji karya Tere Liye. Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu metode simak dengan menggunakan teknik lanjutan yaitu teknik catat. Matode dan teknik analisis data yang digunakan adalah metode padan dengan teknik pilah unsur penentu (PUP). Pada hasil penelitian ini ditemukan 8 tuturan pelanggaran maksim kearifan (tact maxim), 2 tuturan pelanggaran maksim kedermawanan (generosity maxim), 14 tuturan melanggar maksim pujian (appobation maxim), 1 tuturan pelanggaran maksim kerendahan hati (modesty maxim), 4 tuturan pelanggaran maksim kesepakatan (agreement maxim), 4 tuturan pelanggaran maksim kesimpatian (symphaty maxim). Data yang mengandung pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa tersebut selanjutnya dianalisis berdasarkan faktor penyebab ketidaksantunan yang kemudian ditemukan 6 faktor penyebab ketidaksantunan karena penutur menyampaikan kritik secara langsung (menohok mitra tutur) dengan kata atau frasa kasar, 8 faktor penyebab ketidaksantunan karena penutur didorong rasa emosi ketika bertutur, 7 faktor penyebab ketidaksantunan karena penutur protektif terhadap pendapatnya, 8 faktor penyebab ketidaksantunan karena penutur sengaja ingin memojokkan mitra tutur dalam bertutur, dan 4 faktor penyebab ketidaksantunan karena penutur menyampaikan tuduhan atas dasar kecurigaan terhadap mitra tutur. Bagi pembaca dan peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan dan informasi tambahan mengenai pentingnya berbahasa dan bertutur yang santun serta pendoman dalam menganalisis kesantunan berbahasa dan faktor penyebab ketidaksantunan berbahasa dalam sebuah novel. Kata kunci: faktor penyebab, kesantunan dalam berbahasa, novel Janji karya Tere Liye, pelanggaran prinsip kesantunan, pragmatik.