Amri Dunan
Puslitbang Aptika dan IKP, Badan Litbang SDM, Kementerian Kominfo

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

IMPLEMENTASI NILAI PANCASILA DI SAAT PANDEMI COVID-19 Bambang Mudjiyanto; Amri Dunan
Majalah Semi Ilmiah Populer Komunikasi Massa Vol 2, No 2 (2021): Majalah Ilmiah Semi Populer Komunikasi Massa
Publisher : Majalah Semi Ilmiah Populer Komunikasi Massa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sepanjang sejarahnya, bangsa Indonesia telah menghadapi berbagai bentuk tantangan dan ujian. Hal itu dapat dilalui berkat kekuatan persatuan dan kesatuan bangsa yang berpedoman pada ideologi Pancasila, yang juga menjadi dasar dan ideologi negara. Namun dalam pelaksanaannya masih terdapat perbedaan pendapat dalam masyarakat Indonesia yang memiliki beragam suku, budaya, dan agama. Nilai-nilai Pancasila harus dipahami secara menyeluruh sehingga tercipta kerukunan bangsa. Sila-sila Pancasila dapat menjadi pedoman bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkan sumber daya manusia yang unggul dalam menghadapi berbagai tantangan. Di masa pandemi Covid-19, nilai-nilai Pancasila diimplementasikan dalam masyarakat Indonesia, yaitu gotong royong.
LITERASI MEDIA DI ERA POST TRUTH Bambang Mudjiyanto; Amri Dunan
PRoMEDIA Vol 6, No 2 (2020): PROMEDIA
Publisher : UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/promedia.v6i2.4358

Abstract

AbstractFraming of media messages through text, sound and images is a media activity to influence the thoughts and feelings of the audience. The relationship between media and audiences is built by media messages, whereas media messages are in themselves unique. Media literacy is intended to make media literate individuals who have an understanding and skills in access to, knowledge, and attitudes towards the media used. Media literacy is built to increase individual control over the media they use to send and receive messages. This social shift cannot be separated from the influence of the strengthening of the digital world where humans are connected to one another in a network called the internet. This condition makes information production no longer a monopoly on mainstream media but also social media managed by the public. The emergence of hoax news on social media, the post truth era is marked by media and journalism indecision, especially in dealing with fake statements from news sources. Post truth is an abnormality. Adapted societies, of course, still adhere to the values of truth and divine morality as shared values.Keywords: Literacy, Media, Post TruthAbstraksiPembingkaian pesan media melalui teks, suara dan gambar merupakan aktivitas media untuk mempengaruhi pikiran dan perasaan khalayak. Hubungan antara media dan khalayak dibangun oleh pesan media, sedangkan pesan media itu sendiri sesuatu yang khas. Literasi media dimaksud bertujuan menjadikan individu melek media yang memiliki pemahaman dan kecakapan atas akses, pengetahuan, dan sikap terhadap suatu media yang digunakan. Literasi media dibangun untuk meningkatkan kontrol individu terhadap media yang mereka gunakan untuk mengirim dan menerima pesan. Pergeseran sosial tak lepas dari pengaruh menguatnya dunia digital dimana manusia terkoneksi satu sama lain dalam jaringan bernama internet. Kondisi ini membuat produksi informasi tidak lagi menjadi monopoli media arus utama (mainstream) melainkan juga media sosial yang dikelola oleh masyarakat. Munculnya berita-berita hoaks di media sosial, era post truth ditandai dengan kebimbangan media dan jurnalisme khususnya dalam menghadapi pernyataan-pernyataan bohong sumber berita. Post truth adalah sebuah ketidaknormalan. Masyarakat beradap, tentu masih berpegang pada nilai-nilai kebenaran dan moralitas ke-Tuhan-an sebagai nilai bersama.Kata-kata Kunci: Literasi, Media, Post Truth
Teknologi Digital Sarana Menanamkan Nilai-Nilai Pancasila Bambang Mudjiyanto; Amri Dunan
PRoMEDIA Vol 7, No 1 (2021): PROMEDIA
Publisher : UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/promedia.v7i1.4570

Abstract

AbstractInstilling the values of Pancasila ideology in the digital era through the internet is very much needed. Through the right formulas and methods, all Indonesian people, including the millennial generation, are able to understand and implement the values of Pancasila in the life of society, nation and state. In its implementation, it requires superior programs in the structural aspects of education, and exemplary. It takes a creative way, especially one that is closer to the younger generation by using technology, science, social media, and creative approaches. Pancasila as an ideology can be articulated with various forms of real life. As an open ideology, Pancasila cannot be separated from the influence of values that develop in society today. The precepts of divinity are the spirit of nationality, while the precepts of humanity are national character and the precepts of unity are national bonds. As for the fourth precept regarding democracy as a medium or instrument of Indonesian nationality, the fifth precept of social justice is the goal of Indonesian nationality. The Indonesian people must be strong in maintaining the Pancasila ideology so that it is not eroded or lost by the times.Keywords: Digital Technology, Pancasila ValuesAbstraksiPenanaman nilai-nilai ideologi Pancasila pada era digital melalui media internet sangat dibutuhkan. Melalui formula dan metode yang tepat maka seluruh masyarakat Indonesia termasuk generasi milenial, mampu memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam pelaksanaannya memerlukan program-program unggulan pada aspek struktural pendidikan, dan keteladanan. Butuh cara kreatif, khususnya yang mendekatkan ke generasi muda dengan pendekatan teknologi, ilmu pengetahuan, media sosial, dan kreatif. Pancasila sebagai ideologi dapat diartikulasikan dengan berbagai bentuk kehidupan nyata. Sebagai ideologi terbuka, Pancasila tidak bisa lepas dari pengaruh nilainilai yang berkembang di masyarakat pada zaman kekinian. Pada sila Ketuhanan merupakan roh kebangsaan, sedangkan sila kemanusiaan adalah watak kebangsaan serta sila persatuan merupakan ikatan kebangsaan. Adapun sila keempat mengenai demokrasi merupakan media atau alat kebangsaan Indonesia, berikutnya sila kelima keadilan sosial merupakan tujuan dari kebangsaan Indonesia. Masyarakat Indonesia harus kukuh dalam menjaga ideologi Pancasila agar tidak tergerus atau hilang oleh zaman.Kata Kunci: Teknologi Digital, Nilai-nilai Pancasila