This Author published in this journals
All Journal PRoMEDIA
bambang mudjiyanto
kementrian komunikasi dan informatika

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Kebebasan Berekspresi dan Hoaks bambang mudjiyanto
PRoMEDIA Vol 5, No 1 (2019): PROMEDIA
Publisher : UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.642 KB) | DOI: 10.52447/promedia.v5i1.1613

Abstract

Kebebasan berekspresi merupakan hak asasi mendasar yang dijamin dan memiliki makna esensial dalam demokrasi. Kebebasan berekspresi menjadi jembatan bagi pemenuhan hak asasi lainnya seperti hak-hak ekonomi, sosial, budaya, informasi, sipil, politik sering dimulai dari kritik-kritik terhadap lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif lewat berbagai ekspresi dengan menggunakan sarana-sarana yang ada. Meski demikian diakui juga kebebasan berekspresi bukanlah hak absolut dan bisa dilimitasi.Berita hoaks biasa sering muncul dalam suatu momen tertentu dan peristiwa tertentu seperti masa kampanye Pemilihan Presiden, Pemilihan Kepala Daerah, Pemilihan Anggota Legislatif, Pemilihan Dewan Pimpinan Daerah atau pun peristiwa-peristiwa yang dianggap tidak biasa seperti fenomena alam dan kejadian-kejadian lainnya. Derasnya arus informasi dan kemudahan akses informasi melalui sarana teknologi informasi dan komunikasi membuat masyarakat dengan mudah mencari, membuat, dan menerima informasi/berita yang belum tentu kebenarannya tanpa menyaring dari mana sumbernya. Berita hoaks merupakan usaha untuk menipu mempercayai sesuatu, padahal sang pembuat tahu bahwa berita tersebut palsu adanya.    Kata-kata Kunci: Hoaks, Kebebasan, Berekspresi 
Teknologi Digital Sarana Menanamkan Nilai-Nilai Pancasila Bambang Mudjiyanto; Amri Dunan
PRoMEDIA Vol 7, No 1 (2021): PROMEDIA
Publisher : UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/promedia.v7i1.4570

Abstract

AbstractInstilling the values of Pancasila ideology in the digital era through the internet is very much needed. Through the right formulas and methods, all Indonesian people, including the millennial generation, are able to understand and implement the values of Pancasila in the life of society, nation and state. In its implementation, it requires superior programs in the structural aspects of education, and exemplary. It takes a creative way, especially one that is closer to the younger generation by using technology, science, social media, and creative approaches. Pancasila as an ideology can be articulated with various forms of real life. As an open ideology, Pancasila cannot be separated from the influence of values that develop in society today. The precepts of divinity are the spirit of nationality, while the precepts of humanity are national character and the precepts of unity are national bonds. As for the fourth precept regarding democracy as a medium or instrument of Indonesian nationality, the fifth precept of social justice is the goal of Indonesian nationality. The Indonesian people must be strong in maintaining the Pancasila ideology so that it is not eroded or lost by the times.Keywords: Digital Technology, Pancasila ValuesAbstraksiPenanaman nilai-nilai ideologi Pancasila pada era digital melalui media internet sangat dibutuhkan. Melalui formula dan metode yang tepat maka seluruh masyarakat Indonesia termasuk generasi milenial, mampu memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam pelaksanaannya memerlukan program-program unggulan pada aspek struktural pendidikan, dan keteladanan. Butuh cara kreatif, khususnya yang mendekatkan ke generasi muda dengan pendekatan teknologi, ilmu pengetahuan, media sosial, dan kreatif. Pancasila sebagai ideologi dapat diartikulasikan dengan berbagai bentuk kehidupan nyata. Sebagai ideologi terbuka, Pancasila tidak bisa lepas dari pengaruh nilainilai yang berkembang di masyarakat pada zaman kekinian. Pada sila Ketuhanan merupakan roh kebangsaan, sedangkan sila kemanusiaan adalah watak kebangsaan serta sila persatuan merupakan ikatan kebangsaan. Adapun sila keempat mengenai demokrasi merupakan media atau alat kebangsaan Indonesia, berikutnya sila kelima keadilan sosial merupakan tujuan dari kebangsaan Indonesia. Masyarakat Indonesia harus kukuh dalam menjaga ideologi Pancasila agar tidak tergerus atau hilang oleh zaman.Kata Kunci: Teknologi Digital, Nilai-nilai Pancasila
METODE PENELITIAN KUANTITATIF EKOLOGI MEDIA MASSA bambang mudjiyanto
PRoMEDIA Vol 3, No 1 (2017): PROMEDIA
Publisher : UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (445.328 KB) | DOI: 10.52447/promedia.v3i1.692

Abstract

Perkembangan studi riset komunikasi massa dapat ditilik dari pembahasan studi “ekologi media”. Pandangan ekologi bila diaplikasikan pada media massa dapat disebut sebagai “ ekologi media”.Ekologi media berkenaan dengan hubungan timbal balik antara media massa dengan lingkungan penunjangnya. Media berinteraksi dengan lingkungannya. Kondisi ini sama dengan hubungan yang terjadi antara makhluk hidup dengan lingkungan tempat hidupnya. Dalam proses interaksi memungkinkan terjadi kompetisi dalam mempertahankan kehidupannya. Pada industri media, masing-masing populasi terdiri dari media-media yang secara tidak langsung membentuk suatu kelompok yang hidup dari sumber daya yang sama. Misalnya populasi surat kabar, populasi radio, populasi televisi, dan populasi media baru.
TIPE PENELITIAN DESKRIPSI DALAM ILMU KOMUNIKASI bambang mudjiyanto
PRoMEDIA Vol 4, No 2 (2018): PROMEDIA
Publisher : UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (87.04 KB) | DOI: 10.52447/promedia.v4i2.1255

Abstract

      Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan objek atau subyek yang diteliti  secara objektif, dan bertujuan menggambarkan secara sistematis, fakta dan karakteristik objek serta frekuensi yang diteliti secara tepat. Temuan penelitian deskriptif dalam, luas dan terperinci. Luas karena penelitian deskriptif dilakukan tidak hanya terhadap masalah tetapi juga variabel-variabel lain yang berhubungan dengan masalah itu. Pelaksanaan penelitian deskriptif terstruktur, sistematis, dan terkontrol karena peneliti memulai dengan subjek yang telah jelas dan mengadakan penelitian atas populasi atau sampel dari subyek tersebut untuk menggambarkannya secara akurat.