Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Filsafat Metode Mengajar Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany dan Implikasinya Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Tatang Hidayat; Syahidin; Ahmad Syamsu Rizal
JURNAL PENDIDIKAN DASAR NUSANTARA Vol 6 No 2 (2021): Jurnal Pendidikan Dasar Nusantara
Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29407/jpdn.v6i2.14002

Abstract

Fenomena dunia pendidikan yang sudah memasuki era revolusi industri 4.0 menuntut guru untuk meningkatkan 4 kompetensi yang harus dimiliki, yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi pedagogik dan kompetensi sosial. Namun temuan di lapangan masih banyak guru yang belum menguasai kompetensi pedagogik, terutama guru Pendidikan Agama Islam yang masih kekurangan metode mengajar berlandaskan filsafat pendidikan Islam. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan filsafat metode mengajar Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibany dan implikasinya dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode studi literatur. Teknik pengambilan data dengan mengumpulkan dari dua acuan sumber data yakni data primer sebagai data utama yang dicari dan data sekunder sebagai data pendukung. Teknik analisis data dengan interpretasi data. Berdasarkan hasil penelitian, filsafat metode mengajar dalam pendidikan Islam menurut al-Syaibany terdiri dari konsep metode mengajar dan pentingnya dalam pendidikan Islam, jenis-jenis metode mengajar dalam pendidikan Islam, metode mengajar umum yang terpenting dalam pendidikan Islam, ciri-ciri dan tujuan umum metode mengajar dalam pendidikan Islam, asas-asas umum metode mengajar dalam pendidikan Islam dan prinsip-prinsip umum yang menjadi dasar metode mengajar dalam pendidikan Islam. Filsafat metode mengajar dalam pendidikan Islam menurut al-Syaibani bisa dijadikan alternatif solusi untuk mengisi kekurangan metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam, karena memiliki landasan filosofis yang kuat Implikasinya, filsafat metode mengajar dalam pendidikan Islam menurut al-Syaibany ini mesti dipelajari, dipahami, dihayati, dikembangkan dan diimplementasikan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Salah satunya melalui lembaga pendidikan formal jenjang sekolah dasar yang memiliki peran sangat sentral dalam membina akhlak peserta didik.
PENDIDIKAN KARAKTER BERFIKIR KRITIS: SEBUAH STUDI TEORI KARL R. POPPER Irwan Supriyanto; Ahmad Syamsu Rizal; Encep Syarif Nurdin
JURNAL PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Vol 6, No 3 (2022)
Publisher : Laboratorium Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33578/pjr.v6i3.8734

Abstract

Artikel ini merupakan gambaran sebuah penelitian kepustakaan dengan pendekatan kualitatif untuk memperoleh data deskriptif. Analisis dari penelitian tersebut menggunakan pembacaan deskriptif mengenai pendidikan karakter berdasarkan cara berfikir kritis siswa, lalu dikaitkan dengan falsifikasi teori yang dicetuskan oleh ilmuan bernama Karl Raymund Popper yaitu teori falsifikasi. Tujuannya adalah agar menjadi salah satu cara untuk mengatasi fenomena yang terjadi hari ini, dimana segala kemudahan ilmu teknologi dan informasi berkembang begitu masif. Anak harus dibekali karakter kuat yang mampu menghadapi segala persoalan atau menyaring informasi yang diterimanya agar tidak diterima secara mutlak tanpa mengetahui keshahihan persoalan tersebut. Sehingga dalam hal ini para pendidik harus mampu menumbuhkan dan mengembangkan cara berpikir kritis anak agar bisa dijadikan bekal dalam kehidupannya menghadapi perkembangan dunia yang semakin kuat. Hal ini sejalan dengan teori falsifikasi yang dicetuskan oleh Karl Raymund Popper yang menyatakan bahwa sebuah informasi atau pengetahuan harus diuji kesalahannya agar dapat dinyatakan sebagai kebenaran atau pengetahuan yang kokoh. Sehingga siswa bisa memfilter informasi yang didapatkan, mengkaji setiap pengetahuan yang diperoleh, serta mampu menyelesaikan persoalan dengan pemikiran yang rasional dan sistematis. Hasil kajian ditemukan bahwa Teori Karl Popper ini lebih menekankan pada kebenaran sebuah fakta yang  mana  kebenaran  tersebut  haruslah mutlak tanpa ada cacat. Teori ini mengajak peserta untuk memastikan teori atau informasi yang didapat terlebih dahulu. Falsifikasi dijadikan sebagai penentu demarkasi untuk proposisi yang ilmiah dan tidak.
Pengembangan Konten Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Madrasah Aliyyah Persis 1 Kota Bandung Rasyid Ibnu Zain; Ahmad Syamsu Rizal
Rayah Al-Islam Vol 6 No 2 (2022): Rayah Al Islam Oktober 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/rais.v6i2.576

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh penurunan moral di kalangan siswa akibat dari kurangnya pemahaman siswa terhadap agama. Salah satu solusi yang digunakan Kementerian Agama adalah dengan mengembangkan kurikulum PAI. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana perencanaan, substansi, implementasi, dan evaluasi pengembangan konten kurikulum PAI di MA PERSIS 1 Kota Bandung sebagai bagian dari naungan Kementerian Agama. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, studi dokumentasi. Analisis data dilakukan dalam bentuk reduksi data, display data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa pengembangan kurikulum PAI di MA PERSIS 1 Kota Bandung menggunakan model grassroots approach dan administratif dengan tujuan untuk menjadikan siswa yang tafaqquh fiddīn dan menjadi seorang da’i. Pengembangan substansi kurikulum PAI dirincikan menjadi mata pelajaran tafsir ‘am, tafsir ahkam, ilmu tafsir, fikih, ushul fikih, hadis, musthalah hadis, tauhid akhlak, dan tarikh. Tafsir ‘am memiliki pengembangan berupa fokus kajian tafsir surat Al-Imran dan An-Nisa, tafsir ahkam dalam kajian hukum-hukum di dalam Al-Qur’an, dan Hadits dalam kajian hadits shahih bukhari. Implementasinya dilaksanakan melalui kegiatan bai’at santri dan pembelajaran di kelas. Guru-guru yang mengajar memiliki kemampuan mengajar yang baik namun belum memiliki kelengkapan administrasi. Evaluasi dilakukan dalam bentuk tes, tugas, praktek dakwah, dan ujian.