Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

REKONSTRUKSI BENTUK ARSITEKTUR CANDI PADANG ROCO DI KABUPATEN DHARMASRAYA SUMATERA BARAT Ardi Ardiansyah Daniardi; Ricky Ravsyan; Ria Dwi Putri
NALARs Vol 18, No 2 (2019): NALARs Volume 18 Nomor 2 Juli 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.18.2.105-118

Abstract

Abstrak. Penelitian rekonstruksi bentuk Candi di Sumatera perlu dilakukan dikarenakan Candi di Sumatera umumnya hanya tersisa bagian kaki,  sehingga penelitian mengenai langgam dan terkait budaya sulit dilakukan. Selain itu kajian pemaknaan bentuk dan perumusan langgam arsitektur candi perlu dilakukan kajian morfologi terlebih dahulu. Permasalahan yang dijumpai pada situs percandian di Sumatera adalah tidak semua candi di Sumatera memiliki bentuk yang utuh melainkan mayoritas hanya menyisakan bagian dasar candi dan paling lengkap hanya badan candi, hal ini apabila dibiarkan maka masalah ini akan tetap mengambang tanpa ada solusi ke depan. Berdasarkan permasalahan tersebut diperlukan kajian tafsiran bentuk candi secara utuh. Dari beberapa penelitian umumnya menggunakan metode komparasi dengan melihat bangunan-bangunan candi di Indonesia akan tetapi metode  urutan rekonstruksi bentuk tidak begitu rinci, di dalam  penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kualitatif dan bersifat penelitian lapangan. Adapun analisis data yang dilakukan menggunakan analisis morfologi dan komparasi, data hasil pengukuran candi Padang Roco dirumuskan angka perbandingannya. Berdasarkan hasil rekonstruksi ditemukan bahwa bentuk  Candi Padang Roco memiliki gaya arsitektur yang berbeda dari candi di Indonesia pada umumnya mulai dari bentuk punden berundak seperti tipe candi di Indo-Cina. Bentuk candi ini juga serupa dengan keberadaan struktur kuno yang berbentuk punden berundak yang ditemukan di Lampung dan memiliki analogi dengan perabotan tradisional di Palembang juga serupa dengan punden berundak.Kata Kunci : Rekonstruksi, Bentuk, Proporsi, Candi ABSTRACT. Research on the reconstruction of temple form in Sumatera needs to be done because the temples in Sumatera generally only left with the base of the temple, so research on culture and culture-related is difficult. Besides that, the study of the meaning of the form and formulation of the temple architectural style needs to be carried out morphological study first. The problem encountered in the ensemble site in Sumatera is that not all of them have a complete form, but the majority only leaves the leg and most complete only the body parts of the temple. This problem will remain floating without any future solutions. Based on these problems, the researchers tried to begin by enlightening the study of how the interpretation of the temple form, which left the foot of the temple became the appearance of the temple as a whole. From several studies generally using the comparative method by looking at temple buildings in Indonesia but the purpose of explanation of the order of the reconstruction process is not very detailed, in this study the method used is qualitative and is field research. As for the data analysis carried out using morphological and comparative analysis, the data from the measurement of Padang Roco temple were compared. Based on the result of the reconstruction it was found that the shape of the Padang Roco temple had a different architectural style from the temples in Indonesia, in general, ranging from the form of Punden terraces such as the type of temple in Indo-China. The shape of the temple is also similar to the existence of ancient structure in the form of Punden terrace found in Lampung and have an analogy with traditional furniture in Palembang which is also identical to Punden form.Keywords : Reconstruction, Form, Proportion, Candi
PENDAMPINGAN PERENCANAAN GAMBAR UTILITAS PADA PEKERJAAN RENOVASI MASJID MIFTAHUL JANNAH GRIYA SAKO PERMAIKOTA PALEMBANG Ayu Marlina; Rachmat Hakiki; Ria Dwi Putri; Rajinda Syadzali Bintang; Ibrahim; Nurlatifah Fajriaty Ronyta
Aptekmas Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol 7 No 4 (2024): Aptekmas Volume 7 Nomor 4 2024
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pekerjaan renovasi pada bangunan bersejarah seperti Masjid Miftahul Jannah Griya Sako Permai di Kota Palembang memerlukan perencanaan yang cermat, termasuk dalam penyusunan gambar utilitas. Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pendampingan dalam proses perencanaan gambar utilitas untuk memastikan bahwa renovasi berjalan lancar dan sesuai dengan kebutuhan bangunan serta regulasi terkini. Metode pendekatan yang digunakan dalam pengabdian ini adalah observasi lapangan, analisis dokumen, dan konsultasi dengan para ahli terkait. Observasi lapangan dilakukan untuk memahami kondisi aktual bangunan dan identifikasi kebutuhan utilitas yang diperlukan. Analisis dokumen melibatkan studi literatur terkait dengan regulasi bangunan dan spesifikasi utilitas yang berlaku. Selain itu, konsultasi dengan para ahli terkait seperti arsitek dan insinyur sipil dilakukan untuk mendapatkan wawasan yang lebih mendalam. Hasil dari pengabdin ini adalah penyusunan gambar utilitas yang komprehensif dan sesuai dengan kebutuhan renovasi Masjid Miftahul Jannah Griya Sako Permai. Pendampingan yang diberikan juga memastikan bahwa gambar-gambar tersebut memenuhi standar teknis dan regulasi yang berlaku, sehingga proses konstruksi dapat dilaksanakan dengan efisien dan sesuai dengan tujuan proyek.
SOSIALISASI PEMANFAATAN LIMBAH COCOFIBER SEBAGAI BETON RINGAN KONSTRUKSI PERUMAHAN PALEMBANG Hendi Warlika; Doni Sastra; Ria Dwi Putri
Aptekmas Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol 7 No 4 (2024): Aptekmas Volume 7 Nomor 4 2024
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Palembang sebagai salah satu wilayah metropolitan di Indonesia mengalami peningkatan jumlah penduduk yang sejalan dengan pertumbuhan pembangunan hunian perkotaan. Lingkungan permukiman di kota ini cenderung padat, terutama di kawasan dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah. Kondisi ekonomi yang terbatas seringkali menjadi kendala bagi keluarga dalam memenuhi kebutuhan hunian, padahal rumah memiliki peran sosial sebagai simbol status, ukuran kemakmuran, dan juga sarana investasi (Cahyana, 2002). Fungsi rumah sebagai tempat tinggal mencakup pemenuhan ruang yang memadai untuk seluruh aktivitas penghuni sehingga kegiatan sehari-hari dapat berjalan lancar (Hindarto, 2007). Selain itu, pemanfaatan material alami dalam konstruksi bangunan menjadi penting, salah satunya adalah limbah serat sabut kelapa. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan memberikan edukasi kepada masyarakat sekitar mengenai penggunaan limbah serat sabut kelapa sebagai bahan campuran beton pada konstruksi hunian di Perumahan The Eve Residence, Lubuk Bakung, yang dikelola oleh CV. Kyara Group Palembang.
Public Sector Accountability and Performance: The Influence of Institutional Scale, Legislative Oversight, and Supreme Audit Judgements Ria Dwi Putri; Raden Budi Hendaris
E-Jurnal Akuntansi Vol. 35 No. 6 (2025)
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/EJA.2025.v35.i06.p17

Abstract

Regional financial performance is commonly assessed through the independence ratio, which serves as an indicator of a region’s fiscal autonomy. Despite decentralisation reforms aimed at empowering local governments, the persistently low independence ratios observed across many regions suggest that the realisation of regional autonomy remains suboptimal. This study seeks to provide empirical evidence on the relationship between three institutional variables—local government size, legislative size, and audit opinion issued by the Audit Board of Indonesia (Badan Pemeriksa Keuangan, BPK)—and the financial performance of local governments. The analysis draws on secondary data collected from official sources, namely the Central Bureau of Statistics (www.jabar.bps.go.id) and the Audit Board of Indonesia (www.jabar.bpk.go.id), covering the 2019–2023 period. The study adopts a census approach, encompassing all 27 local governments (18 districts and 9 cities) within West Java Province. A multiple linear regression analysis was conducted using IBM SPSS version 27 to test the proposed relationships. The findings reveal that local government size has a statistically significant positive association with financial performance, suggesting that larger jurisdictions may benefit from economies of scale or greater administrative capacity. Conversely, legislative size is found to have a significant negative effect, potentially indicating inefficiencies or coordination challenges in larger assemblies. The audit opinion issued by the BPK, however, does not appear to exert a statistically significant influence on financial performance, pointing to possible limitations in the extent to which external audit outcomes drive internal financial reforms. Keywords: Size of Local Government; Legislative Size; BPK Audit Opinion; Local Government Financial Performance