Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh Kondisi Lahan Kering Tanpa Olah Tanah Terhadap Kelimpahan Gulma Yugi R Ahadiyat; Agus Sarjito
Al-Kauniyah: Jurnal Biologi Vol 15, No 1 (2022): AL-KAUNIYAH: JURNAL BIOLOGI
Publisher : Department of Biology, Faculty of Science and Technology, Syarif Hidayatullah State Islami

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/kauniyah.v15i1.15137

Abstract

AbstrakGulma merupakan salah satu masalah utama dalam sistem budi daya tanaman, khususnya di lahan kering. Oleh karena itu, pengetahuan tentang pengolahan tanah di lahan kering dengan tanpa olah tanah akan memberikan informasi berguna dalam pengelolaan gulma. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelimpahan gulma berdasarkan golongan dan spesies gulma, bobot kering gulma, dan rasio dominansi gulma pada lahan tanpa olah tanah (TOT) di lahan kering. Rancangan lapang yang digunakan adalah rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan. Observasi dan pengambilan sampling dilakukan melalui pengamatan gulma pada waktu 0, 2, 4, 6, 8, dan 10 minggu. Komponen kelimpahan gulma yang diamati meliputi jumlah gulma, bobot kering gulma dan rasio dominansi gulma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gulma golongan daun lebar memiliki jumlah spesies tertinggi namun dengan dominasi yang setara dengan gulma golongan rumput. Cynodon dactylon merupakan spesies paling dominan yang tumbuh di lahan kering tanpa olah tanah yang konsisten di setiap waktu pengamatan dengan jumlah >500, nilai rasio dominansi gulma >10, dan bobot kering biomassa >12 g. Implikasi dari penelitian ini adalah mengetahui pola pertumbuhan gulma di lahan kering tanpa olah tanah dalam upaya pengendaliannya untuk kepentingan budi daya pertanian.Abstract Weeds are one of the main problems in cropping systems, especially on dry land. Therefore, the knowledge of soil tillage in dryland areas with no-till will provide svaluable information in weed management. The objective of this study was to determine the abundance of weeds based on weed types and species, weed dry weight, and summed dominance ratio in dryland conditions with no-till. The field design used was a randomized block design with three replications. Observation and sampling were conducted by observing weeds at a time of 0, 2, 4, 6, 8, and 10 weeks. Weed abundance components observed included the number of weeds, summed dominance ratio, and dry weight of weeds. The results showed that the broadleaf weeds had the highest number of species, but the dominance was equivalent to the grass weeds. Cynodon dactylon was the most dominant and consistent species that grew in dryland with no-till with the number of species >500, summed dominance ratio >10, and biomass dry weight >12 g at each observation time. The implication of this study was to know the pattern of weeds growing in dryland área with no-till to control weeds for cropping systems purposes.
Variabilitas Gulma di Bawah Tegakan Pohon Karet (Hevea brasiliensis) di Perkebunan Rakyat Desa Pageralang, Kecamatan Kemranjen, Banyumas Taufik Fauzi; Agus Sarjito; Etik Wukir Tini; Risqa Naila Khusna
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 19, No 1 (2023): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v19i1.3027

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis gulma yang ditemukan pada umur tanaman karet yang berbeda serta menentukan faktor apa saja yang mempengaruhinya. Penelitian dilaksanakan di Desa Pageralang Kecamatan Kemranjen yang dimulai dari tanggal 15 September hingga 28 September 2019. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan teknik petak kuadrat, penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive sampling berdasarkan keberadaan gulma di lapangan. Pengambilan sampel dilakukan pada 4 lahan yang memiliki umur berbeda dengan menggunakan plot berukuran 100x100cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Keragaman vegetasi gulma yang tumbuh  sebanyak 17 jenis gulma dan Gulma dominan yang ditemukan ialah pada kelompok umur muda (5 tahun) : Ageratum conyzoides, kelompok umur remaja (6 tahun) : Cyperus kyllingia, kelompok umur tanaman (11 tahun) : Cyperus kyllingia, kelompok dewasa (13 tahun) : Ottochloa nodosa. Faktor yang mempengaruhi variabilitas gulma adalah faktor internal dan eksternal. Faktor  internal meliputi cara gulma berkembang biak, sedangkan faktor eksternal meliputi umur tanaman, cahaya matahari, suhu, kelembaban tanah, letak kebun dan pengolahan lahan.Kata kunci: gulma, karet, variabilitas, vegetasi.
EKSPLORASI DAN UJI VIRULENSI BAKTERI Bacillus sp. ENDOFIT JAGUNG TERHADAP PENYAKIT BUSUK PELEPAH JAGUNG Arum Saputri; Loekas Soesanto; Abu Umayah; Agus Sarjito
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia Vol 22 No 2 (2020)
Publisher : BPFP Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jipi.22.2.70-78

Abstract

[EXPLORATION AND VIRULENT TEST OF MAIZE ENDOPHYTE Bacillus sp. AGAINST MAIZE SHEATH BLIGHT]. Capability of endophytic bacterial, effectivity, and its effect on R. solani. and on maize seedlings growth were investigated from April 2018 to January 2019. Exploration of endophytes bacteria in maize was taken from Banyumas Regency (Sumbang, Kembaran, Baturraden) and Purbalingga Regency (Padamara, Bojongsari, Pratin). Taking plant samples using Purposive Random Sampling and Diagonal Sampling methods. Completely randomized design was used in in vitro test with 16 treatments repeated twice. Completely randomized block design was used in in planta experiment with 5 treatments repeated 5 times. The treatment consisted of control, fungiside (mankozeb), and 2 isolates of endophytes bacteria performing the best in vitro result. Variables observed included characteristics of endophytic bacteria and pathogenic fungi, inhibition diameter, incubation period, disease intensity, incidence of disease, AUDPC, plant height, leaf number, root length, plant fresh weight, canopy fresh weight, and root fresh weight. Resultshowed that the exploration obtained 15 endophytic Bacillus sp. isolates. The PD A.4 and BK A.1 isolates werw able to inhibit the growth of pathogenic fungi in-vitro by 56.93 and 51.5%, respectively. The soaking treatment using BK A1 was able to reduce disease intensity by 59.377%, and AUDPC value 34.19%. Endophytic bacteria influence plant height, plant fresh weight, canopy fresh weight, and fresh weight of roots respectively as 89.17 cm, 126.06 g, 106.67 g and 19.4 g.