Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pengaruh Komposisi Media Tanam dan Konsentrasi Limbah Tahu Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Okra (Abelmoschus esculentus L.) Purwita Sari Nugraini; Gregorius Hadi Sumartono; Etik Wukir Tini
JURNAL GALUNG TROPIKA Vol 9 No 3 (2020)
Publisher : Fapetrik-UMPAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31850/jgt.v9i3.662

Abstract

Okra has many benefits as a functional food that can reduce blood sugar. The production of okra in Indonesian has not achieved maximum results, so needed a research to increase okra production. This study aims to find out the right composition of planting media, optimum concentration of organic tofu liquid fertilizer, determine the combination of planting media composition and concentration of organic tofu liquid waste fertilizer which can increase the growth and yield of okra plants. This research was conducted in Januari 2020 until April 2020 at the Greenhouse of the Organic Vegetable Pager Gunung, Melung village. Baturaden in Banyumas Regency. The experimental design used a Complete Randomized Block Design (RCBD) with 2 factors. The first factor is the composition of the planting medium, namely soil, soil + husk charcoal, soil + bokashi + husk charcoal. The second factor is the concentration of organic tofu liquid waste fertilizer, namely control, 20%, 40%, and 60%. The observed variables were plant height, stem diametre, number of leaves, leaf area, root length, flowering time, number of fruits, fruit weigh, plant fresh weight, plant dry weight. The data obtained were analyzed by DSTAAT. Further tests using DMRT at a level of 5%. The results showed that the best application media is soil + bokashi + husk charcoal which produces a plant height of 63.33 cm, stem diametre 10.11 cm, number of leaves 8.61 strands, leaf areas 1066.76 cm3, flowering time 46.97 day, number of fruits 3.38, fruit weight 41.48 g, fresh weight of plants at 102.01 g and dry weight of plants at 12.98 g. Provision of soil + husk charcoal produces a root length at 37.13 cm. Application of tofu waste fertilizer with a concentration was not able to increase the growth and yield of okra.
Mewujudkan Kota Tanpa Kumuh Melalui Sistem Kebun Bersama Dijan Rahajuni; Lilis Siti Badriah; Etik Wukir Tini; Sri Lestari
JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat) VOL. 4 NOMOR 1 MARET 2020 JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat)
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (840.881 KB) | DOI: 10.30595/jppm.v0i0.5584

Abstract

Program Kotaku (Kota Tanpa Kumuh) dilaksanakan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019. Salah satu tujuan   program Kotaku tercapainya kondisi 0 persen permukiman tanpa kumuh. Kelurahan Kedungwuluh Kecamatan Purwokerto Barat Kabupaten Banyumas termasuk dalam kategori kumuh ringan dengan luas wilayah 1,26 persen dari seluruh luas wilayah.  Pemukiman kumuh pada umumnya identik dengan kemiskinan dan ketidakpedulian masyarakat terhadap lingkungan.   Tujuan pengabdian sebagai penerapan hasil penelitian mengenai Model Pengelolaan Kelompok  Swadaya  Masyarakat Ekonomi  Pada Program Pemberdayaan Masyarakat Kota Tanpa Kumuh. Mitra kegiatan adalah masyarakat di wilayah RT 2 RW 2; RT6 RW 7 dan RT 5 RW 8 Kelurahan Kedungwuluh. Pelaksanaan pengabdian dilakukan melalui kegiatan  sosialisasi Sistem Kebun Bersama, pemanfaatan lahan dan pemberdayaan masyarakat. Membandingkan hasil pre-test dan post- test pada Sistem Kebun Bersama dapat diketahui pemahaman masyarakat meningkat 75 persen dari semula hanya 10 persen;  masyarakat secara keseluruhan memahami pemanfaatan lahan namun pelaksanaannya terkendala oleh keterbatasan waktu (65,83 persen), pengetahuan (12,67 persen), kemalasan (12,67 persen) dan biaya (5,02 persen). Hasil pemberdayaan masyarakat berupa peningkatan pendapatan dan kemandirian keuangan kelompok, jumlah kas kelompok dari hasil Sistem Kebun Bersama mulai April sampai dengan bulan September 2019 rata-rata bertambah Rp513.333,00. Selain itu berdampak pula pada peningkatan kegiatan anggota kelompok karena adanya sistem piket kebun, peningkatan kepedulian terhadap lingkungan dan kerukunan antar warga,  mendidik generasi muda cinta lingkungan serta mendukung pembangunan berkelanjutan.
KAJIAN BEBERAPA VARIETAS MELON DAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DI DATARAN RENDAH TERHADAP HASIL G.H. Sumartono; Etik Wukir Tini; Prita Saridewi
Jurnal Ilmiah Media Agrosains Vol 3 No 1 (2017): Edisi Oktober
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (UP2M) Politeknik Banjarnegara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permintaan buah melon terus meningkat karena peningkatan jumlah penduduk tingginya kesadaran masyarakat akan nilai gizi dan vitamin, serta pendapatan per kapita penduduk yang meningkat. Upaya untuk memenuhi permintaan melon dapat dilakukan dengan teknik budidaya yang tepat. Budidaya yang menerapkan sistem organik akan lebih menjamin produk. Tujuan penelitian adalah untuk menemukan menguji tiga varietas dan penerapan paket teknologi pemupukan di lapang. Selain itu untuk mengetahui kemampuan beradaptasi dari varietas tersebut di dataran rendah. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan Rancangan Acak Kelompok serta tiga ulangan. Varietas yang digunakan adalah Silver Light, Glamour, dan Action 434. Jenis pupuk Organik yang terdiri dari tanpa diberi pupuk, P1D1 Grow, Organox, dan Nasa. Pengamatan dilakukan terhadap variabel pertumbuhan dan hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan terbaik (panjang tanaman dan jumlah khlorofil) ditunjukkan oleh Action 434. Hasil buah terbaik diperoleh pada perlakuan varietas Action 434 dengan pupuk organik organox yaitu sebesar 1,94 kg per buah.
PERBANDINGAN KANDUNGAN HORMON ENDOGENOUS PADA BEBERAPA TANAMAN Etik Wukir Tini; S Sakhidin; S Saparso; Totok Agung Dwi Haryanto
JURNAL GALUNG TROPIKA Vol 11 No 2 (2022)
Publisher : Fapetrik-UMPAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31850/jgt.v11i2.955

Abstract

Indonesia's flora germplasm diversity can be used as a potential source of natural growth regulators. The study's goal was to compare the auxin, cytokinin, and gibberellin content of various horticultural plant extracts: onion tubers (Allium ascalonicum), a banana weevil (Musa x paradisiaca), Moringa leaves (Moringa oleifera), sweet corn seeds (Zea mays), and green bean sprouts (Vigna radiata). The research was carried out at Jenderal Sudirman University's Research Laboratory from June 2019 to February 2020. The sample was prepared in the Chemical Laboratory of the Ministry of Agriculture's Postharvest Center in Bogor for analysis of auxin (IAA/Indole Acetic Acid), cytokinins (kinetin and zeatin), and gibberellins (GA3/ Gibberellic Acid). RAL (Completely Randomized Design) was used as the experimental design. The F test and Duncan Multiple Range Test (DMRT) were used to further examine the data. Endogenous hormone content was determined in five ingredients: shallot bulbs (Allium ascalonicum), banana hump (Musa x paradisiaca), Moringa leaves (Moringa oleifera), sweet corn seeds (Zea mays), and green bean sprouts (Vigna radiata). Moringa leaves had the highest IAA content, 662.17 ppm, according to the findings. Similarly, the highest kinetin content was found in banana weevil and Moringa leaves, with 178.82 ppm and 161.37 ppm, respectively. Shallot bulbs had the highest GA3 content, at 594.12 ppm. This demonstrates that the four plant types can be used as sources of plant hormones.
Variabilitas Gulma di Bawah Tegakan Pohon Karet (Hevea brasiliensis) di Perkebunan Rakyat Desa Pageralang, Kecamatan Kemranjen, Banyumas Taufik Fauzi; Agus Sarjito; Etik Wukir Tini; Risqa Naila Khusna
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 19, No 1 (2023): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v19i1.3027

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis gulma yang ditemukan pada umur tanaman karet yang berbeda serta menentukan faktor apa saja yang mempengaruhinya. Penelitian dilaksanakan di Desa Pageralang Kecamatan Kemranjen yang dimulai dari tanggal 15 September hingga 28 September 2019. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan teknik petak kuadrat, penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive sampling berdasarkan keberadaan gulma di lapangan. Pengambilan sampel dilakukan pada 4 lahan yang memiliki umur berbeda dengan menggunakan plot berukuran 100x100cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Keragaman vegetasi gulma yang tumbuh  sebanyak 17 jenis gulma dan Gulma dominan yang ditemukan ialah pada kelompok umur muda (5 tahun) : Ageratum conyzoides, kelompok umur remaja (6 tahun) : Cyperus kyllingia, kelompok umur tanaman (11 tahun) : Cyperus kyllingia, kelompok dewasa (13 tahun) : Ottochloa nodosa. Faktor yang mempengaruhi variabilitas gulma adalah faktor internal dan eksternal. Faktor  internal meliputi cara gulma berkembang biak, sedangkan faktor eksternal meliputi umur tanaman, cahaya matahari, suhu, kelembaban tanah, letak kebun dan pengolahan lahan.Kata kunci: gulma, karet, variabilitas, vegetasi.
OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN PADA KELOMPOK KESWADAYAAN MASYARAKAT DI KELURAHAN KEDUNGWULUH KECAMATAN PURWOKERTO BARAT Lilis Siti Badriah; Dijan Rahajuni; Etik Wukir Tini
Darma Sabha Cendekia Vol 2 No 1 (2020): Darma Sabha Cendekia - Agustus 2020
Publisher : Pasca Sarjana | Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.359 KB) | DOI: 10.20884/1.dsc.2020.2.1.2755

Abstract

Peningkatan nilai ekonomi lahan pekarangan melalui pemanfaatannya sudah dilaksanakan oleh masyarakat di Kelurahan Kedungwuluh tetapi hasilnya belum optimal. Mereka menginginkan kegiatannya tersebut menjadi lebih produktif, tetapi terkendala oleh keterbatasan pengetahuan dan keterampilan. Dalam aspek produksi mereka mengahadapi masalah bagaimana cara meningkatkan produktivitas lahan pekarangan sedangkan masalah dalam aspek manajemen adalah bagaimana cara melakukan pembukuan keuangan usaha yang benar. Tujuan pengabdian masyarakat ini, pertama, untuk memberikan solusi dalam meningkatkan produktivitas lahan pekarangan melalui perbaikan metode bercocok tanam sayuran organik dengan teknik vertikultur. Kedua, untuk memberikan solusi dalam aspek manajemen dengan mengadakan penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan proses penyusunan pembukuan. Mitra kegiatan adalah kelompok keswadayaan masyarakat di Kelurahan Kedungwuluh Kecamatan Purwokerto Barat, Kabupaten Banyumas. Metode pelaksanaan kegiatan terdiri dari ceramah, praktek/pelatihan, evaluasi, dan pendampingan. Pelaksanaan kegiatan ini telah menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan mitra. Indikator keberhasilan antara lain terlihat dari hasil wawancara dengan kelompok masyarakat yang menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan mereka setelah pemberian penyuluhan dan pelatihan dibandingkan sebelumnya. Keberhasilan juga terlihat dari adanya peningkatan produktivitas lahan dengan indikator jumlah tanaman yang bertahan hidup sampai masa panen lebih banyak jika dibandingkan kondisi sebelumnya. Dengan demikian hasil yang diperoleh saat ini tidak saja dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga, tetapi juga ada sebagian yang dapat dijual sehingga kegiatan ini dapat menghemat pengeluaran dan dapat mendorong peningkatan pendapatan.