Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS BIAYA PRODUKSI ALAT PERAJANG UBI DENGAN METODE BREAK EVENT POINT Hermanto MZ; Togar P.O. Sianipar; Herman Ahmad
JURNAL DESIMINASI TEKNOLOGI Volume 6 No. 2 JULI 2018
Publisher : UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (744.36 KB) | DOI: 10.52333/destek.v6i2.397

Abstract

Ubi yang merupakan bahan pangan ketiga setelah padi dan jagung,dimana bahan pokok tersebut mudah rusak dan menjadi busuk dalam jangkawaktu 2 sampai 5 hari setelah panen bila tidak mendapatkan perlakuan pascapanen dengan baik. Sekarang ini banyak dijumpai penjual keripik ubi yang umumnya dibuat atau dikerjakan dirumah-rumah sebagai industri rumah tangga, artinya masih jarang sebuah pabrik besar yang khusus memproduksi keripik ubi. Untuk mendapatkan potongan keripik ubi tipis tersebut, masihjarang suatu alat mekanisme yang efisien pada proses pembuatannya. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui Harga Pokok Produksi (HPP), harga jual, dan titik impas dari analisis biaya produksi dengan metode Break Event Point (BEP) pada pembuatan alat perajang ubi. Hasil analisis menunjukkan bahwa HPP sebesar Rp. 1.334.655, harga jual Rp. 1.750.000 dengan keuntungan Rp. 415.000 untuk 1 unit produk dan BEP tercapai pada penjualan produk sebanyak 16 unit atau penerimaan dalam rupiah sebesar Rp.27.301.757.Kata kunci: break event point , harga jual, harga pokok produksi
PERANCANGAN ALAT PERONTOK BIJI LADA KAPASITAS 10 KG DENGAN MENGGUNAKAN MOTOR LISTRIK M. Amin Fauzie; Togar P.O. Sianipar; Rita Maria Veranika; Puja Agung Pratama
JURNAL DESIMINASI TEKNOLOGI VOLUME 9 NOMOR 1 JANUARI 2021
Publisher : UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52333/destek.v9i1.700

Abstract

Abstrak: Alat perontok lada adalah suatu alat yang digunakan untuk merontokan lada apabila saat musim panen. Dengan adanya alat perontok lada ini akan dapat mampu mempercepat dalam proses perontokan lada apabila produktivitas konsumen meningkat. Alat perontok lada yang akan dibuat ini adalah hasil dari identifikasi masalah yang kerap dialami petani sehingga nantinya dapat bekerja sesuai kebutuhan. Alat ini mempunyai penggerak motor listrik 0,37 kW yang berhubungan langsung dengan poros penggerak utama piringan pisau ulir. Putaran motor listrik 1420 rpm diturunkan dengan perbandingan diameter. Kata kunci: perontokan, lada, putaran (rpm)
PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DENGAN METODE VALUE STREAM MAPPING (VSM) UNTUK MEMINIMALKAN WASTE (Studi Kasus PT. Selatan Agro Makmur Lestari) Gibaldi Saznal Pawagung; Selvia Aprilyanti; MZ, Hermanto; Togar P.O. Sianipar
Jurnal Desiminasi Teknologi Volume 12 No.1 Januari 2024
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tridinanti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52333/destek.v12i1.177

Abstract

Abstrak: Produksi CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit (Kernel) merupakan kegiatan utama dari PT. Selatan Agro Makmur Lestari (SAML) yang berlokasi di Air sugihan. PT. SAML merupakan sebuah perusahaan swasta yang mengolah minyak sawit dengan memiliki kapasitas pabrik sebesar 30 ton/jam. Proses produksi CPO yang dilakukan pada PT. SAML ini melalui beberapa stasiun pengolahan, yaitu stasiun sterilizer, Loading ramp, Sterilizer, Threshing, Press dan stasiun klarifikasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapan Lean Manufacturing untuk meminimalkan waste dan mengevaluasi penyelesaian Metode Value Stream Mapping (VSM) dalam meminimalkan waste pada produksi CPO di PT. Selatan Agro Makmur Lestari. Pada proses pengolahan sawit menjadi CPO terdapat 2 stasiun yang menghasilkan waste terbanyak yaitu pada stasiun loading ramp dan stasiun sterilizer. Dengan menggunakan metode value stream mapping dapat meminimasi waktu proses produksi sawit menjadi CPO dimana Dimana current value stream mapping pada proses produksi kelapa sawit memiliki waktu selama 32.700 s sedangkan pada future value stream mapping terdapat pengurangan waktu sekitar 23.472 s. Sehingga memiliki selisih waktu selama 9228 s atau efisiensi sebesar 28,2% lebih cepat dari setelah dilakukan perbaikan.