Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Tanah dan Air (Soil and Water Journal)

KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN PISANG DI DESA JETIS KEPANEWON SAPTOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA Binardi Binardi; Partoyo Partoyo; Djoko Mulyanto
Jurnal Ilmu Tanah dan Air Vol 18, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jta.v18i2.9476

Abstract

Kabupaten Gunungkidul memiliki sebagian wilayah yang mempunyai karakteristik lahan yang unik, yaitu termasuk kawasan karst. Kawasan karst pada umumnya tandus,  sulit untuk dilakukan kegiatan bercocok tanam. Hal tersebut terjadi karena sedikitnya air dipermukaan. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan kesesuaian lahan untuk tanaman pisang di Desa Jetis, Kepanewon Saptosari, Kabupaten Gunungkidul, D.I. Yogyakarta dan mempelajari faktor pembatas untuk budidaya tanaman pisang serta mengusulkan upaya untuk peningkatan kesesuaian lahan di daerah penelitian. Penelitian ini menggunakan metode survey. Penentuan titik sampel dilakukan berdasarkan Peta Satuan Lahan (PSL) yang dibuat dengan overlay peta tata guna lahan, peta jenis tanah, dan peta kemiringan lereng. Hasil dari overlay didapatkan 22 satuan lahan dan dipilih untuk titik sampel sebanyak 11 satuan lahan. Satuan lahan yang dipilih meliputi tegalan/ladang, kebun, dan semak belukar. Satuan lahan yang tidak diambil meliputi hutan konservasi, pemukiman, dan  hutan produksi. Analisis kesesuaian lahan menggunakan metode matching berdasarkan tabel kriteria kesesuaian lahan untuk tanaman pisang menurut Djaenudin et al., (2011). Parameter yang diamati meliputi tekstur, KPK tanah, kejenuhan basa, pH H2O, temperatur udara, curah hujan, kelembaban udara, drainase tanah, kedalaman tanah, C-Organik, kemiringan lereng, batuan dipermukaan, dan singkapan batuan besar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas kesesuaian lahan di wilayah penelitian untuk tanaman pisang termasuk kelas S3 (re, nr) seluas 105,78 ha (10,75 %), S3 (re) seluas 217,66 ha (22,13 %) dan N (re) seluas 556,07 ha (56,55 %). Perbaikan yang dapat dilakukan adalah memperbaiki saluran drainase di saat musim hujan dan memperkirakan waktu penanaman, serta membuat terasering.
PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI BERDASARKAN ANALISIS EKSPRESI TOPOGRAFI DAN POLA PENGALIRAN MENGGUNAKAN DATA LIDAR DI DESA SINDANGLAYA, KABUPATEN SERANG, PROVINSI BANTEN Shobar Arif; Muhamad Nurcholis; Partoyo Partoyo; I. Q. Himawan
Jurnal Ilmu Tanah dan Air Vol 18, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jta.v18i2.9475

Abstract

LIDAR (Light Detection and Ranging) merupakan teknologi penginderaan jauh yang menyediakan data pengukuran elevasi dengan cepat dan akurat. Desa Sindanglaya mempunyai luas 73,8 ha, dan menjadi daerah perencanaan pengembangan irigasi. Tujuan penelitian ini adalah pembuatan perencanaan jaringan irigasi berdasarkan data DEM dan orthophoto dari LIDAR. Metode yang digunakan adalah pengolahan data DEM menjadi kontur detail dan pola pengaliran. Data kontur digunakan sebagai bahan perencanaan jaringan irigasi, pola pengaliran sebagai perencanaan saluran drainase dan orthophoto digunakan sebagai bahan tataguna lahan. Alat dan bahan yang digunakan dalam mengelola data tersebut adalah komputer dengan software AutoCad 3D, ArcGis 10.3, Global Mapper dan Corel Draw X7. Berdasarkan pengolahan data tersebut diperoleh peta dan sketsa perencanaan saluran irigasi yang dibuat berdasarkan paduan Kriteria Perencanaan (KP) irigasi. Sistem irigasi direncanakan menggunakan pompa hidrolik ramp pump dari sungai Cidanau menuju areal persawahan Desa Sindanglaya. Jaringan irigasi yang dibuat termasuk kedalam kategori irigasi teknis, yang terdiri dari satu jaringan primer dengan panjang 600 m, tiga jaringan sekunder (124 m, 270 m  dan 114 m), 9 jaringan tersier (260 m, 164 m, 200 m, 64 m, 215 m, 120 m, 80 m, 70 m dan 25 m), tiga jaringan drainase (554 m, 700 m dan 939 m), satu bangunan bendung di sungai Cidanau, 9 bangunan sadap pada saluran tersier, 7 bangunan sadap dengan pintu bagi pada saluran sekunder dan tiga bangunan terowongan.