Agus Sachari
Fakultas Seni Rupa dan Desain, ITB

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kajian Terapan Eko-Interior pada Bangunan Berwawasan Lingkungan Rumah Dr. Heinz Frick di Semarang; Kantor PPLH di Mojokerto; Perkantoran Graha Wonokoyo di Surabaya Yusita Kusumarini; Agus Sachari; Budi Isdianto
Journal of Visual Art and Design Vol. 1 No. 2 (2007): ITB Journal of Visual Art and Design
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/itbj.vad.2007.1.2.8

Abstract

The intertwined influence of both local and global phenomena toward the disturbance of environment requires immediate awareness of all; including also designers, architects, and building contractors. Yet, it is hardly to find concrete application in the field of interior design that embeds ecological approach on buildings, especially for the case of Indonesia. To address the issue, this study looks into several buildings in Java that have applied ecological-approach, a balanced-way between human, space, and environment. Having the purpose to investigate and to compare applied ecological-approaches of each building, the results are aimed to provide applicable-examples and/or a referential model for ecological building in Indonesia. Henry HCM Christiaans's cyclical-applied research was adopted as a method for the study, which consists of practical problem, diagnosis, plan, intervention, and evaluation. The compared results of each selected building and their examples of environmental approach are presented and discussed.
Komparasi Busana Arca Harihara Era Majapahit: Koleksi Museum Nasional Jakarta, Pusat Informasi Majapahit Trowulan, dan Museum Anjuk Ladang Nganjuk Waridah Muthi’ah; Agus Sachari; Pindi Setiawan; Ahmad Haldani Destiarman
Hastagina : Jurnal Kriya Seni Vol 1 No 01 (2021): Hastagina: Jurnal Kriya dan Industri Kreatif
Publisher : Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/hastagina.v1i01.69

Abstract

Arca era Klasik di Nusantara merupakan sumber pengetahuan mengenai kondisi masyarakat pada masa tersebut. Dalam penggambaran busana pada arca dari era Klasik Akhir (abad ke-13 hingga ke-15 M) di Jawa, khususnya pada arca pendharmaan raja, tampak kesejajaran antara gaya busana yang dikenakan raja dengan para dewa, yakni pada bentuk, jenis, serta penggunaan simbol-simbol yang merupakan atribut dewa, khususnya Trimurti. Jika dikaitkan dengan prinsip kesejajaran mikrokosmos dan makrokosmos dalam masyarakat Jawa, hal ini merupakan representasi konsep dewaraja, yakni menyejajarkan sang pemakai dengan sifat atau kedudukan dewa tertentu. Penggambaran raja dalam atribut dewa juga dapat dihubungkan dengan fungsi busana sebagai upaya untuk mengukuhkan status raja dalam masyarakat. Pada era Majapahit, terdapat sebuah fenomena dalam arca perwujudan, yakni menghadirkan Wisnu dan Siwa dalam satu tubuh yang dikenal sebagai Harihara. Meski kultus Harihara merupakan hal yang jarang ditemukan di Indonesia, pada era ini ditemukan beberapa penggambaran Harihara dalam arca perwujudan raja maupun arca dewa. Akan tetapi, walaupun penggambaran dewa dan raja diatur dalam kanon Silpasastra dan Manasara, penggambaran atribut kedewaan dalam arca-arca tersebut memperlihatkan variasi, khususnya pada busana. Penelitian ini difokuskan untuk membahas variasi elemen busana dan atribut kedewaan pada empat arca Harihara yang ditemukan di Majapahit, yakni arca Harihara Simping, Harihara Kembar, dan Harihara Sekaran. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif-deskriptif dengan pendekatan ikonografis.