Dina Arwina Dalimunthe
Departemen Ilmu Kesehatan Kulit Dan Kelamin, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara, Medan

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

The Relation between Healing Time and Patient’s Characteristic in the Treatment of Common Warts with the Application of 80% Phenol Solution Dina Arwina Dalimunthe; Remenda Siregar; Chairiyah Tanjung
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Vol. 28 No. 1 (2016): APRIL
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.348 KB) | DOI: 10.20473/bikk.V28.1.2016.23-26

Abstract

Background: Common warts are skin diseases which caused by human papilloma virus (HPV) infection. There are many modalities treatment for common warts, one of them is the application of 80% phenol solution that is classified as topical treatment. Purpose: To determine the healing time in treatment of common warts with the application of 80% phenol solution and it’s relation with age and sex of the patients. Methods: Open clinical trial was done at Dr. Pirngadi General Hospital Medan and H. Adam Malik General Hospital Medan from February to June 2013 on 17 patients with common warts. The application of 80% phenol solution was performed on patients and continued every week until complete regression, maximum of 6 weeks. Follow up was carried out every week for six weeks to observe healing time. Data were analyzed by Mann-Whitney test with α=0,05. Result: After six weeks, 11 patients (64,7%) were healed. Healing time was varied from 3 to 6 weeks, mostly 4 weeks (45,4%). Result of Mann-Whitney test showed statistically significant relationship between healing time and age (p=0,027) whereas the healing time were faster on patient 14 years and older, and no relation between healing time and sex (p=0,422). Conclusion: There was relation between healing time in application of 80% phenol solution with age in treatment of common warts and no relation with the sex of the patient.Key words: common warts, 80% phenol solution.
Hubungan Pengetahuan Anak tentang Cuci Tangan dengan Kejadian Diare di Desa Panobasan Nurul Wahida Harahap; Karina Sugih Arto; Supriatmo; Dina Arwina Dalimunthe
SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal Vol. 2 No. 1 (2020): SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/scripta.v2i1.3392

Abstract

Background: Diarrhea is a condition in which feces are discharged from the bowel in loose consistency or even liquid form, and the frequency is usually more often ( usually three times or more) in one day. Non-hygienic lifestyles, such as not washing hands before consuming food and after doing activities can cause negative impact to health, particularly the occurrence of diseases that related to poor sanitation, such as diarrhea. The prevalence are more common by 10 % in rural areas compared to 7.4% in urban areas. Incidence rate in diarrhea tends to be higher in group with lower education whom work as farmer, fisherman, or labor. Objectives: This study aims to analyze the relationship of childrend`s knowledge about hand washing and diarrhea occurence. Methods: This study is an  analytic study with a cross sectional design. The data is primary data that were collected directly from respondents through questionnaire. The respondents were chosen by stratified random sampling method. Results: From data of 35 respondents, the p-value 0.005 ( p <0.05), PR value 0.364 ( 0.177 – 0.749). Conclusion: There is a significant relationship between childrend`s knowledge about hand washing with diarrhea in Panobasan village. Keywords: children's knowledge, diarrhea, hand washing     Latar Belakang: Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari. Kebiasaan kurang higienis berupa tidak mencuci tangan sebelum makan atau tidak mencuci tangan setelah melakukan aktivitas yang berhubungan dengan lingkungan dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan masyarakat, terutama munculnya penyakit yang berkaitan dengan perilaku hidup bersih dan sehat yang rendah salah satunya yaitu diare. Prevalensi diare lebih banyak di pedesaan dibandingkan perkotaan, yaitu sebesar 10% di pedesaan dan 7,4 % di perkotaan. Diare cenderung lebih tinggi pada kelompok pendidikan rendah dan bekerja sebagai petani, nelayan dan buruh. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan anak tentang cuci tangan dengan kejadian diare. Metode: Penelitian ini merupakan studi penelitian analitik dengan desain penelitian cross sectional, metode pengumpulan data penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sampel menggunakan kuesioner. Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan cara stratified random sampling. Hasil: Dari 135 responden, hubungan pengetahuan anak tentang cuci tangan dengan kejadian diare didapatkan hasil  dengan nilai p = 0,005 (p < 0,05), dan nilai PR = 0,364 (0,177 – 0,749). Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahauan anak tentang cuci tangan dengan kejadian diare di desa Panobasan. Kata kunci: cuci tangan, diare, pengetahuan anak
Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Pemilihan Pengobatan Ketombe pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Anyelin Sriwulan; Dina Arwina Dalimunthe; Deryne Anggia Paramita; Sry Suryani Widjaja; Fauzan Azmi Hasti Habibi Samosir
SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal Vol. 4 No. 2 (2023): SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/scripta.v4i2.10495

Abstract

Latar Belakang. Ketombe merupakan gangguan kulit kepala yang ditandai dengan pengelupasan abnormal pada kulit kepala. Ada tiga penyebab utama yang menimbulkan ketombe yaitu jamur Malassezia, sekresi kelenjar sebasea, dan sensitivitas individu. Berbagai macam pengobatan telah banyak dilakukan untuk mengatasi masalah ketombe. Tujuan. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pemilihan pengobatan ketombe pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan. Metode. Penelitian ini bersifat deskriptif menggunakan metode pendekatan studi potong-lintang. Sampel penelitian merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang disebarkan secara online melalui Google form dan QR Code. Hasil. Didapatkan mahasiswa memiliki pengetahuan yang baik tentang ketombe (92,1%). Berdasarkan pemilihan pengobatan ketombe, sumber informasi didapatkan melalui media elektronik (84,2%), tempat membeli obat di swalayan/mal (72,6%), cara memilih pengobatan ketombe hanya menggunakan sampo saja (63,7%), faktor pemilihan pengobatan ketombe karena mudah didapatkan (71,1%), alasan pemilihan pengobatan ketombe karena kandungan yang terdapat di dalam sampo sangat bagus (58,4%), bahan yang dipilih dalam pemilihan pengobatan ketombe menggunakan bahan alami dan bahan kimia (51,1%). Kesimpulan. Tingkat Pengetahuan mahasiswa baik tentang ketombe. Berdasarkan pemilihan pengobatan ketombe, sumber informasi yang paling banyak didapatkan responden melalui media elektronik, tempat responden membeli obat paling banyak di swalayan/mal, cara responden dalam memilih pengobatan ketombe paling banyak hanya menggunakan sampo, faktor pemilihan pengobatan ketombe responden paling banyak karena mudah didapatkan, alasan pemilihan pengobatan ketombe responden paling banyak karena kandungan yang terdapat dalam sampo sangat bagus, bahan yang dipilih responden dalam pemilihan pengobatan ketombe paling banyak menggunakan bahan alami dan bahan kimia.
Gambaran Stretch Mark pada Siswi SMA Global Prima National Plus School Rania Kamila; Imam Budi Putra; Dina Arwina Dalimunthe; Fauzan Azmi Hasti Habibi Samosir; Alfansuri Kadri
SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal Vol. 5 No. 1 (2023): SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/scripta.v5i1.11035

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang. Stretch mark merupakan jenis skar atrofi pada kulit yang disebabkan oleh peregangan kulit yang berlebihan. Karakteristik stretch mark bervariasi tahap awal yaitu striae rubrae yang berwarna kemerahan, hingga tahap kronis yaitu striae albae, stretch mark yang halus dan berwarna putih. Prevalensi stretch mark pada populasi remaja dilaporkan berkisar antara 6% hingga 86%. Hal ini dapat terjadi diakibatkan oleh beberapa faktor sehingga gambaran stretch mark pada remaja perempuan penting diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran stretch mark pada siswi SMA Global Prima National Plus School. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross-sectional study. Subjek penelitian pada penelitian ini adalah siswi kelas XII SMA Global Prima National Plus School sebanyak 47 orang yang memenuhi kriteria inklusi dengan menggunakan metode purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar penelitian yang ditanyakan langsung kepada subjek penelitian lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik pada subjek penelitian secara langsung. Hasil. Stretch mark dijumpai pada 38 siswi dari 47 siswi dengan distribusi paling banyak pada usia 17 tahun (66%) dan reponden dengan usia menarche normal (51,1%) regio stretch mark terbanyak pada regio femur (25,4%) dan jenis stretch mark terbanyak yaitu striae albae (82,5%). Kesimpulan. Secara keseluruhan, sebagian besar subjek penelitian memiliki stretch mark, dimana paling banyak dijumpai pada subjek penelitian dengan IMT kategori normal dan pada subjek penelitian dengan riwayat keluarga memiliki stretch mark. Kata Kunci: Gambaran, stretch mark, striae albae, striae rubrae.   ABSTRACT Background. Stretch mark is a a type of atrophic scar that was caused by excessive stretching of the skin. Stretch mark vary in the early stages as striae rubrae, are characterized with redness and the chronic stage, striae albae which appears white and wrinkly. The prevalence of stretch marks in the adolescent population reportedly ranged from 6% to 86%. This can occur due to several factors so that the picture of stretch marks in adolescent girls is important to know. Aim of this study is to describing stretch mark in Global Prima National Plus School high school students. Methods.This is a descriptive study with cross-sectional study design. The sample in this study were 47 students of SMA Global Prima National Plus School who met the inclusion criteria by using the purposive sampling method. Data acquired by using a research sheet that was asked directly to the research subject followed by physical examination of the research subject directly. Results. Stretch marks were found in 38 students from 47 students with the most distribution at the age of 17 years (66%) and research subject with normal menarche (51.1%) the most common location of stretch marks are in the femur region (25.4%) and the most common types of stretch marks are striae albae (82.5%). Conclusion. Overall, most of the research subjects had stretch marks, where majority of the research subjects had normal BMI with family history of stretch marks with normal BMI and in the research subjects with a family history of stretch marks. Key words: Descriptive,  Stretch mark, striae albae, straie rubrae.
The Overview of Coronary Heart Disease Risk Factors in Perimenopausal and Postmenopausal Female Patients at Haji Adam Malik General Hospital in 2021 Elaine Faustine; Cut Aryfa Andra; Dina Arwina Dalimunthe; Teuku Bob Haykal; Yunilda Andriyani
SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal Vol. 5 No. 1 (2023): SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/scripta.v5i1.12615

Abstract

ABSTRACT Background: Cardiovascular diseases are taking an estimated 17, 9 million lives each year, 85% were caused by coronary heart disease. After menopause, there are physiological changes that occurs in women’s body that increase the risk of coronary heart disease. Risk factors associated with the incidence of coronary heart disease are, family history, age, hypertension, diabetes, dyslipidemia, obesity, and smoking. Objectives: To examine the risk factors associated with the incidence of coronary heart disease in perimenopausal and postmenopausal women at RSUP Haji Adam Malik in 2021. Methods: This study is a descriptive study with cross sectional design and retrospective approach, carried out at RSUP Haji Adam Malik. The data were taken from 1 January-31 December 2021. Results: The results showed that out of 75 perimenopausal and postmenopausal women who suffered from CHD, 61 patients (81,3%) were >50 years old, 3 patients (4%) had a family history of CHD, 53 patients (70,7%) had hypertension, 45 patients (60%) had diabetes, 58 patients (77,3%) with dyslipidemia, 10 patients (13,3%) were obese, and 14 patients (18,7%) had a history of smoking. Conclusion: Risk factors for CHD in perimenopausal and postmenopausal women, are having a family history of CHD, age, hypertension, diabetes, dyslipidemia, obesity, and smoking. Keywords: coronary heart disease, risk factors, perimenopausal women, postmenopausal women, women with CHD   ABSTRAK Latar Belakang: Penyakit kardiovaskular menyebabkan kematian 17,9 juta penduduk dunia setiap tahunnya, dan 85% diantaranya disebabkan oleh penyakit jantung koroner. Pada wanita yang telah mengalami menopause, terjadi perubahan fisiologis pada tubuh wanita sehingga risiko penyakit jantung koroner meningkat. Faktor risiko yang meningkatkan kejadian penyakit jantung koroner antara lain, usia, riwayat keluarga, hipertensi, diabetes, dislipidemia, obesitas, dan merokok. Tujuan: Untuk mengetahui faktor risiko yang menyebabkan terjadinya penyakit jantung koroner pada pasien wanita perimenopause dan postmenopause di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2021. Metode: Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan desain penelitian cross sectional dengan pendekatan retrospektif, yang dilakukan di RSUP H. Adam Malik. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan, dari 75 orang wanita perimenopause dan postmenopause yang menderita PJK, sebanyak 61 pasien (81,3%) berusia >50 tahun, 3 pasien (4%) memiliki riwayat keluarga dengan PJK, 53 pasien (70,7%) menderita hipertensi, 45 pasien (60%) menderita diabetes, 58 pasien (77,3%) mengalami dislipidemia, 10 pasien (13,3%) mengalami obesitas, dan 14 pasien (18,7%) memiliki riwayat merokok. Kesimpulan: Faktor risiko PJK pada wanita perimenopause dan postmenopause, meliputi riwayat keluarga, usia, hipertensi, diabetes, dislipidemia, obesitas, dan merokok. Kata Kunci: faktor risiko, penyakit jantung koroner, wanita dengan PJK, wanita perimenopause, wanita postmenopause