Asnath Niwa Natar
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Kurios

Perempuan melawan: Tafsir terhadap ratu Wasti dan dewi Drupadi dalam perspektif feminis Natar, Asnath Niwa
KURIOS Vol. 9 No. 3: Desember 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Pelita Bangsa, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30995/kur.v9i3.842

Abstract

In a patriarchal society, women are often positioned as weak beings and must be controlled by men in almost all fields. Women themselves believe that this is their position and accept unfair treatment without being able to protest or fight back. This research aims to explore Drupadi and Vashti's resistance to exploiting their bodies by using qualitative research methods with literature studies. As for interpretation, I used the cross-textual hermeneutic method. Women's bodies belong to women themselves; therefore, women must dare to reclaim authority over their bodies. The resistance carried out by Drupadi and Vashti will inspire women to liberate themselves from the shackles of oppression and experience liberation.  AbstrakDalam kehidupan masyarakat patriarkhi, perempuan sering diposisikan sebagai makhluk yang lemah dan harus dikontrol oleh laki-laki hampir dalam segala bidang. Perempuan sendiri percaya bahwa posisi mereka memang demikian dan menerima perlakuan yang tidak adil  tanpa mampu untuk protes atau melawan. Penelitian ini bertujuan menelusuri bagaimana perlawanan Drupadi dan Wasti akan eksploitasi terhadap tubuh mereka dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan studi literatur. Sedangkan untuk tafsir saya menggunakan metode cross textual hermeneutic. Tubuh perempuan adalah milik perempuan sendiri karena itu perempuan harus berani merebut kembali otoritas terhadap tubuh mereka. Perlawanan yang dilakukan oleh Drupadi dan Wasti akan memberikan inspirasi bagi kaum perempuan untuk membebaskan diri dari belenggu penindasan dan mengalami pembebasan.  
Keterlibatan perempuan Kristen dalam politik praktis dan gaya kepemimpinan: Sebuah perspektif teologi feminis Natar, Asnath Niwa
KURIOS Vol. 10 No. 2: Agustus 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Pelita Bangsa, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30995/kur.v10i2.1086

Abstract

The year 2024 is the year of democracy. In addition to direct presidential elections, legislative elections are held at the Regency, City, Provincial, and Central levels. One aspect that needs attention in consolidating Indonesian democracy is gender equality in political life. After the 2019 elections, gender inequality still exists in Indonesia's political constellation. This can be seen from the unideal number of female parliamentarians. Then, what about the involvement of Christian women in practical politics? Do they get equal political opportunities, and what are the inhibiting factors? What style of women's leadership can contribute to practical politics? This issue will be reviewed from a feminist perspective to provide awareness so that more Christian women are involved in practical politics to fight for the fate of women.   Abstrak Tahun 2024 adalah tahun pesta demokrasi. Selain diselenggara-kan pemilihan presiden secara langsung, juga pemilihan legislatif baik tingkat Kabupaten, Kota, Provinsi, dan Pusat. Salah satu aspek yang perlu menjadi perhatian dalam mengkonsolidasikan demokrasi Indonesia adalah kesetaraan gender dalam kehidupan politik. Pasca Pemilu 2019, ketimpangan gender masih terjadi dengan jelas dalam konstelasi politik Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari belum idealnya jumlah anggota parlemen perempuan. Lalu, bagaimana dengan keterlibatan perempuan Kristen dalam politik praktis? Apakah mereka mendapat peluang yang sama dalam politik, dan apa yang menjadi faktor penghambatnya. Apa gaya kepemimpinan perempuan yang bisa disumbangkan dalam politik praktis? Masalah ini akan ditinjau dari perspektif feminis, dengan tujuan memberikan penyadaran agar lebih banyak kaum perempuan Kristen yang terlibat dalam politik praktis untuk memperjuangkan nasib kaum perempuan