Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Telaah Atas Pemikiran Amina Wadud Muhsin dalam “Inside the Gender Jihad: Women's Reform in Islam Erlan Muliadi
QAWWAM Vol. 11 No. 2 (2017): Qawwam: Journal for Gender Mainstreaming
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/qawwam.v11i2.741

Abstract

Amina Wadud Muhsin adalah seorang perempuan dan sekaligus sebagai cendikiaw an yang terus memperjuangkan hak-hak perempuan sebagai upaya menuju kesetaraan dan keadilan gender. Ia telah belajar di beberapa perguruan tinggi yang ada di luar negeri, di antaranya di American University, Cairo University, dan Al-Azhar University. Aksi Amina Wadud untuk terus memperjuangkan hak-hak perempuan, beraw al dari fenomena yang menunjukkan bahw a terjadinya marjinalisasi dan ketidakadilan peran perempuan dalam kehidupan sosial. Adanya budaya patriarki yang berpengaruh terhadap penafsiran para mufassir terhadap ayat-ayat al-Qur?an yang berkaitan dengan perempuan sehingga penafsiran tersebut tidak terlepas dari unsur-unsur subjektifitas dan kondisi mufassir itu sendiri. Maka Amina Wadud melakukan reinterpretasi terhadap masalah tersebut dengan menggunakan metode hermeneutik, yaitu menafsirkan ayat-ayat al-Qur`an secara kereatif dan inovatif. Artinya, suatu teks tidak hanya direproduksi maknanya, tetapi juga perlu ada produksi makna baru yang seiring dengan kondisi budaya yang terjadi, sehingga teks itu selalu hidup dan selaras dengan perkembangan zaman (kontekstual). Penelitian Amina Wadud ini memberikan kontribusi keilmuan yaitu memberikan pemahaman yang komprehenshif tentang konsep keadilan sosial dan kesetaraan derajat manusia dan prinsip -prinsip dasar Islam.
Demokrasi dan Pendidikan Islam: Menuju Rekonstruksi Sistem Pembelajaran di Sekolah Erlan Muliadi
JURNAL PENELITIAN KEISLAMAN Vol. 15 No. 1 (2019): Kajian Keislaman Kontemporer
Publisher : Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (706.334 KB) | DOI: 10.20414/jpk.v15i1.1105

Abstract

It must be recognized that there is a tendency for schools as an institution to often use the prestige attached to it to deny democratic values ??in the learning process. In accordance with the object of this study, this type of research is included in the category of library research, namely, first, by recording all findings regarding general consumption motivation in each study discussion obtained in the literature and sources, and or invention. The reality of the world of Islamic education which emphasizes aspects of learning that do not pay attention to students has a negative impact on the output of education. Islamic education institutions have so far still adopted traditional educational patterns that have made Islamic education stagnant, which in turn has implications for the Islamic world civilization that is lagging behind other civilizations. Facing the challenge of the changing times of the era which is getting faster then Islamic education should begin to reconstruct traditionalist education patterns which tend to prioritize cognitive aspects, student-centered, towards dialogic-democratic education patterns. The pattern of democratic education is a pattern of education that upholds the development of the potential of students in the direction that will be able to give color to world civilization. Abstrak: Terdapat kecenderungan sekolah-sekolah sebagai sebuah institusi yang sering menggunakan prestise yang melekat padanya untuk mengingkari nilai-nilai demokrasi dalam proses pembelajaran. Sesuai dengan obyek kajian ini, maka jenis penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kepustakaan (library research), yaitu, pertama, dengan mencatat semua temuan mengenai motivasi konsumsi secara umum pada setiap pembahasan penelitian yang didapatkan dalam literatur-literatur dan sumber-sumber, dan atau penemuan. Realitas dunia pendidikan Islam yang mengedepankan aspek pembelajaran yang kurang memperhatikan peserta didik telah memberi dampak buruk bagi out put pendidikannya. Lembaga pendidikan Islam selama ini masih mengadopsi pola pendidikan tradisional sehingga menjadikan pendiidkan Islam stagnan, yang selanjutnya berimplikasi pada peradaban dunia islam yang tertinggal dari peradaban lain. Menghadapi tantangan arus perubahan zaman yang semakin cepat maka pendidikan Islam sudah seharusnya mulai merekonstruksi pola pendidikan tradisionalis yang cenderung mengedepankan aspek kognitif, student centered, menuju pola pendidikan dialogis-demokratis. Pola pendidikan demokratis adalah merupakan pola pendidikan yang menunjung berkembangnya potensi siswa menuju arah yang nantinya mampu memberikan warna bagi peradaban dunia.
Penanaman Nilai Pendidikan dalam Budaya Masyarakat Gunung Bongak Erlan Muliadi
JURNAL PENELITIAN KEISLAMAN Vol. 16 No. 1 (2020): Kajian Keislaman Kontemporer
Publisher : Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (910.294 KB) | DOI: 10.20414/jpk.v16i1.2160

Abstract

Tujuan Penelitian ini adalah mendeskripsikan tentang nilai budaya lokal yang masih eksis dijadikan sebagai proses edukasi dalam melestarikan budaya lokal desa tumpak. Kedua, cara atau model yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam mempertahankan dan melestarikan budaya lokal desa tumpak. Metode penelitian ini merupakan metode penelitian kualitatif dan pendeketaan antropologi budaya. Dengan metode dan pendekatan yang penulis gunakan beberapa temuan masih eksis di dusun bongak desa tumpak diantaranya: Budaya Perkawinan (Midang, mereweh, Melaiq-merariq, sejati-selabar, embait wali dan nagih), Budaya Merayakan Hari Besar Islam, Budaya Lokal Acara Selametan kematian (betangi), Budaya Begarap, Budaya Persik Gubuk, Budaya larangan Menonton Televisi Pada Anak dan Budaya dalam Pribahasa Agama betakaq adat. Dari budaya-budaya yang ekssis tersebut sarat akan nilai-nilai kekeluargaan, kebersamaan persaudaraan, nilai saling menghargai, nilai menghormati, nilai tanggung jawab, nilai moral atau akhlak, nilai toleransi, nilai Acceptance (penerimaan), nilai kemandirian dan sikap ketidak tergantungan, Nonviolence (sikap tidak melakukan kekerasan). Nilai Courteos sikap empati terhadap orang lain dan ditunjukkan dengan spontan. Title: Investment of Education Values In Bunak Mountain Culture The purpose of this study is to describe the local cultural values that still exist as a process of education in preserving the local culture of the village of tumpak. Second, the method or type accepted by the local community in maintaining and preserving the local culture of the village of tumpak. This research method is a qualitative research method and cultural anthropology approach. With the method and approach that the author uses, some findings still exist in the village of Bongak, which includes: Marriage Culture (Midang, Mereweh, Melaiq-merariq, sejati-selabar, embait wali, and nagih), Culture Celebrating Islamic Holidays, Local Culture Selametan (celebrate) death event (Betangi), Begarap Culture, persik Huts Culture, Culture prohibition of Watching Television on Children and Culture in Religious Proverbs betakaq adat. From the existing cultures are full of family preferences, society affection, the importance of mutual respect, conditions of respect, values of responsibility, ethical or moral values, values of tolerance, values of acceptance, values of independence and attitude of independence, nonviolence (attitude of non-violence). Courteous values empathy towards others and is shown spontaneously.
MASYARAKAT BERWAWASAN LINGKUNGAN DALAM KONSEP TRADISI MASYARAKAT ISLAM WETU TELU.docx ERLAN MULIADI
Tarbawi Vol 3 No 2 (2018): Jurnal Penelitian Tarbawi: Pendidikan Islam dan Isu-Isu Sosial
Publisher : Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37216/tarbawi.v3i2.155

Abstract

Pendidikan yang berwawasan ekologi termasuk masalah yang mendesak untuk dikaji seperti beberapa indikasi fenomena masyarakat wetu telu, sehingga kajian terhadap konsep pendidikan ekologi yang terdapat dalam kehidupan masyarakat Islam Wetu Telu sebagai bagian dari masyarakat adat menemukan titik urgensinya. Berdasarkan hsl tersebut penulis dapat petakan rumusan permasalahan sebagai berikut: Bagaimanakah bentuk tradisi masyarakat Islam WetuTelu yang berkesadaran ekologi?; dan Bagaimanakah konsep pendidikan berwawasan ekologi dalam tradisi masyarakat Islam Wetu Telu. Penelitian ini merupakan kajian yang mengangkat pendidikan dari budaya lokal dengan persfektif antropologi. Dengan kata lain, penelitian ini menggunakan pendekatan antropologi pendidikan budaya sebagai basis teori analisisnya. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan antropologi dengan metode penelitian kuxalitatif deskriftif. Kesimpulan yang diperoleh: Pertama, islam wetu telu ditiap tradisi dipahami mengandung wawasan ekologi dan kosmologi; Kedua dari berbagai ritual yang ada terbangun beberapa konsep berwawasan ekologi diantaranya: konsep pendidikan internalisasi nilai dan pendidikan berwawasan ekologi.