Tuti Nelvia
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Mastoidektomi Revisi pada Otitis Media Supuratif Kronik Tipe Bahaya Jacky Munilson; Tuti Nelvia
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 3 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i3.399

Abstract

Abstrak Operasi mastoid berkembang sebagai penanganan terhadap Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK). Mastoidektomi revisi dilakukan bila tujuan operasi pertama tidak tercapai. Kegagalan operasi mastoid bisa disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya penanganan air cell yang tidak adekuat, facial ridge yang tinggi, kegagalan membuang semua kolesteatom, meatoplasti yang tidak adekuat dan ketidakpatuhan pasien untuk kontrol setelah operasi. Operasi mastoid revisi biasanya lebih sulit dan berbahaya karena anatomi telinga tengah menjadi tidak jelas, landmark dapat hilang dan struktur berbahaya sudah terpapar. Dilaporkan satu kasus operasi mastoid revisi pada seorang laki-laki berumur 25 tahun, yang ditatalaksana dengan timpanomastoidektomi dinding runtuh.Kata kunci: otitis media supuratif kronik, mastoidektomi revisi, kolesteatom, meatoplasti Abstract Surgery of the mastoid developed as a treatment for chronic suppurative otitis media. Revision mastoid surgery done if the aim of first surgery not achieved. Failure of  mastoid operation may caused by many things, including handling of air cells are not adequate, high facial ridge,  failure to remove all cholestetoma  meatoplasty in adequate and non adherence of patient to control after surgery. Revision  mastoid surgery is usually more difficult and dangerous, because anatomy of the middle ear may be altered, some of the important landmarks can be loss and dangerous  structure has been exposed. It was reported one case revision mastoid surgery in a man aged 25 years old, management with canal wall down tympanomastoidectomy.Keywords: chronic suppurative otitis media, revision mastoidectomy, cholesteatoma, meatoplasty
Gangguan Fungsi Penghidu dan Pemeriksaannya Effy Huriyati; Tuti Nelvia
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i1.16

Abstract

AbstrakLatar belakang: Fungsi penghidu pada manusia memegang peranan penting. Gangguan penghidu dapat mempengaruhi keselamatan dan kualitas hidup seseorang. Tujuan: Untuk mengetahui jenis gangguan penghidu, penyebab gangguan penghidu, dan pemeriksaannya. Tinjauan Pustaka: Gangguan penghidu dapat berupa anosmia yaitu hilangnya kemampuan penghidu, atau hiposmia yaitu berkurangnya kemampuan penghidu. Gangguan penghidu disebabkan gangguan konduksi, gangguan sensoria dan gangguan neural. Penyakit tersering penyebab gangguan penghidu yaitu rinosinusitis kronis, rinitis alergi, infeksi saluran nafas atas dan trauma kepala. Ada beberapa modalitas pemeriksaan kemosensoris fungsi penghidu diantaranya Tes “Sniffin sticks”. Dengan tes „Sniffin sticks” dapat diketahui ambang penghidu, diskriminasi penghidu dan identifikasi penghidu seseorang. Kesimpulan: Gangguan penghidu memerlukan perhatian khusus. Diantara beberapa modalitas pemeriksaan kemosensoris penghidu, tes “Sniffin sticks” mempunyai beberapa kelebihan.Kata kunci: Gangguan penghidu, anosmia, hiposmia, tes “Sniffin sticks”.AbstractBackground: Olfactory function in humans plays an important role. Olfactory disorders can affect the safety and quality of life. Objective: To determine the type of olfactory disorder, the causes of olfactory disorders, and the examination. Literature Review: Olfactory disorder can be not smell anything or anosmia, and reduced of smell or hyposmia. Olfactory disorders caused by conduction disturbances, neural disturbances and sensoris disturbances. Disease that often causes disturbances of olfactory function is, chronic rhinosinusitis, allergic rhinitis, upper respiratory tract infections and head trauma. There are several modalities to examine chemosensoris smelling function, one of them is “Sniffin sticks” test. This test can examine threshold, discrimination, and identification of smelling. Conclusions: Impaired smelling require special attention. Between some modalities to examine chemosensors smelling function, “Sniffin sticks” test has several advantages.Keywords: Olfactory disorders, anosmia, hyposmia, “Sniffin sticks” test.
Ekstraksi Benda Asing Lampu Led di Bronkus dengan Bronkoskop Kaku Fachzi Fitri; Tuti Nelvia
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 3 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i3.198

Abstract

AbstrakAspirasi benda asing adalah masalah yang relatif sering ditemukan pada anak dan merupakan masalah serius yang bisa berakibat fatal. Benda asing di traktus respiratorius harus segera dikeluarkan dalam kondisi dan peralatan optimal dan dengan trauma yang seminimal mungkin untuk mencegah komplikasi. Instrumen yang digunakan untuk tindakan ekstraksi benda asing dapat mempengaruhi morbiditas akibat komplikasi ekstraksi benda asing di traktus respiratorius. Dilaporkan satu kasus aspirasi lampu LED (Light Emitting Diode) di bronkus utama kanan pada anak perempuan berumur 5 tahun, yang dua kali gagal dikeluarkan dengan bronkoskop fleksibel dan berhasil dikeluarkan dengan menggunakan bronkoskop kaku tanpa komplikasi.Kata kunci: aspirasi benda asing, lampu LED, bronkoskop kakuAbstractForeign body aspiration is a relative commonly problem in children and still a serious and sometimes fatal condition. Foreign body in respiratory tract must be removed in optimal conditions and equipment with minimal trauma to prevent complications. Instruments which being used for foreign body extraction can affect morbidity due to complications of extraction of foreign body in respiratory tract. There was reported one case of aspiration of LED (Light Emitting Diode) lamp in the right main bronchus of 5 year old girl, who failed two times by flexible bronchoscope and successfully extracted by a rigid bronchoscope, without complication.Keywords: foreign body aspiration, LED lamp, rigid bronchoscope