Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Pengaruh Jenis Perekat Pada Briket Cangkang Kelapa Sawit Terhadap Waktu Bakar M Rifqi Aziz; Ahdiat Leksi Siregar; Azhar Basyir Rantawi; Istianto Budhi Rahardja
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Briket arang adalah arang yang diolah lebih lanjut menjadi bentuk briket (penampilan dan kemasan yang menarik) yang dapat digunakan untuk keperluan energi alterntif sehari-hari sebagai pengganti minyak tanah dan gas elpiji. Penelitian ini menggunakan tiga jenis perekat yaitu tepung tapioka, sagu, dan arpus. Perekat berfungsi untuk merekatkan partikel-partikel zat dalam bahan baku cangkang kelapa sawit dengan perbandingan perekat dan air 1:1 untuk tepung tapioka dan sagu, sedangkan perekat arpus dilakukan peroses pemanasan sampai mencair. Tujuan dari penelitian ini mengetahui pengaruh penggunaan jenis perekat pada briket cangkang kelapa sawit terhadap standar kualitas briket, mengetahui pengaruh penggunaan jenis perekat pada briket cangkang kelapa sawit terhadap waktu bakar yang meliputi nilai kalor, kadar air, dan kadar abu. Metode penelitian yang dilakukan yaitu ekperimen dengan variabel cangkang kelapa sawit 100 gram dan 12% perekat yang digunakan. Proses pengambilan data yaitu kadar air dan waktu bakar dilakukan 3 kali pengulangan, nilai kalor dan kadar abu dilakukan 1 kali pengulangan. Hasil pengolahan data didapatkan nilai kalor pada perekat tapioka 6328 kkal/kg, sagu aren 6330 kkal/kg, dan arpus 6366 kkal/kg, kadar air pada perekat tapioka 6,0 %, sagu aren 6,7 %, dan arpus 5,5%, kadar abu perekat tapioka 7,70 %, sagu aren 6,74%, dan arpus 7,11%, dan waktu bakar pada perekat tapioka 78 menit, sagu 74 menit, dan arpus 92,3 menit. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan jenis perekat pada briket mempengaruhi standar kualitas briket dan waktu bakar. Semakin rendah kadar air dan kadar abu maka waktu bakar akan semakin lama, semakin besar nilai kalor maka waktu bakar akan semakin lama. Dari hasil analisa yang dilakukan bahwa jenis perekat terbaik adalah perekat arpus.
Pengaruh Kadar Air (Moisture) di Nut terhadap Efisiensi Pemecahan Nut (Studi Kasus di PT XYZ) Azhar Basyir Rantawi
JURNAL CITRA WIDYA EDUKASI Vol 10 No 1 (2018): JCWE Edisi April 2018
Publisher : Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (730.093 KB)

Abstract

Inti kelapa sawit diperoleh dari hasil pengolahan nut di stasiun nut & kernel recovery dengan cara memecahkan nut yang masuk ke ripple mill. Efisiensi pemecahan nut harus tinggi untuk mendapatkan kualitas proses yang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) tingkat penurunan kadar air pada nut melalui proses di sterilizer, digester & presser dan nut silo; dan 2) hubungan antara kadar air dan efisiensi pemecahan nut. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis kadar air melalui sistem pemanasan dengan menggunakan microwave oven, yakni dengan mengatur waktu dan tingkat pemanasan yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air pada nut yang tinggi dapat menyebabkan nut bersifat elastis sehingga pemecahan nut menjadi kurang sempurna. Efisiensi pemecahan nut rata-rata adalah sebesar 95,368%. Ini berarti efisiensi tersebut di bawah standar yang ditetapkan oleh perusahaan. Kadar air pada nut memiliki hubungan yang signifikan terhadap efisiensi pemecahan nut, yaitu – 0,936. Ini berarti jika kadar air pada nut semakin rendah maka efisiensi pemecahan nut tersebut akan semakin tinggi.
Pengaruh Kualitas Buah yang Diolah terhadap Daya Serap Janjang Kosong dengan Variabel Berondolan Azhar Basyir Rantawi
JURNAL CITRA WIDYA EDUKASI Vol 9 No 3 (2017): JCWE Edisi Desember 2017
Publisher : Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (735.228 KB)

Abstract

The oil losses that occurs in the processing of FFB is inevitable, but can be controlled in such a way that it can be minimized in accordance with predetermined standard. Parameters of oil losses that must be controlled, one of which is the oil content absorbed in empty bunch. The level of oil losses in this empty bunch often exceed the standard limit. If this happens, it will affect the performance of oil extraction rate expected by the palm oil mill. The FFB received at the palm oil mill consists of five grades and to differentiate it will be done grading process. Sampling consisting of 1 kg of fruit bunch and 3 kgs of loss fruit, consisting of normal and damaged of loss fruit, done after the grading process is completed. Sterilizing the sample will be done after all samples collected. Sterilizng is done inside the sterilizer and all samples are sterilized on the same sterilizer. Samples that have been sterilized will be analyzed oil content in empty bunch. The result showed that the quality of processed FFB greatly affects the percentage rate of oil losses in empty bunch. Based on the result of the analysis it can be concluded that the higher the FFB is damaged then the percentage level of oil losses in empty bunch will be higher also. Similarly, the leftover fruit bunch will experience the same thing as well.
Pemanfaatan Basculator dalam Operasional Decanter untuk Menghitung Tonase Oil in Heavy Phase di Pabrik Kelapa Sawit Azhar Basyir Rantawi
JURNAL CITRA WIDYA EDUKASI Vol 9 No 2 (2017): JCWE Edisi Agustus 2017
Publisher : Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488.002 KB)

Abstract

The decanter is a equipment at the clarification station used to quote the oil still contained in the sludge, using the centrifugation principle. Processed sludge will be 3 phases, ie light phase, heavy phase and solid. If the decanter performance is not optimal then it will cause the separation process to be imperfect, because the decanter serves to perform the separation. This will cause the oil in heavy phase ex decanter. How much oil in heavy phase ex decanter should be known as accurately as possible, because the oil in heavy phase is used as the performance reference of the decanter. There are several methods that can be used to determine the amount of oil in heavy phase, ie theoretical calculations and using basculator. Theoretical method of calculation can be used when theoretical test conditions are the same as the actual conditions occurring during the research, whereas the basculator is required if the test conditions do not match the actual conditions that occur. The purpose of this research is to know how much oil in heavy phase produced based on calculation by using Basculator in actual. The results showed that the average oil in heavy phase was 3.422 tons or 0.44% to FFB and the average percentage of material actual heavy weight balance was 41%.
Identifikasi Performa Penggunaan Lori Berdasarkan Kegiatan Preventive Maintenance pada Pabrik Kelapa Sawit Azhar Basyir Rantawi
JURNAL CITRA WIDYA EDUKASI Vol 10 No 3 (2018): JCWE Edisi Desember 2018
Publisher : Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (551.303 KB)

Abstract

The machines/equipments performance in the production process will contribute to the yield/target of production, so a good maintenance strategy is needed. Buggy is a most important equipment in the palm oil mill, which is a material handling facility. The problem that often arises in this equipment is trouble to the wheels, so it is necessary to identify the causes of trouble, especially in buggy bushing and find out the effect of preventive maintenance on the performance of the bushing, so that the performance of the equipment can be maintained. This research was conducted at the palm oil mill of PT Mitra Mendawai Sejati, Citra Borneo Grup (CBI). Data collection is done by using observation, interview and literature study. The result showed that there were three factors that caused trouble to the buggy wheel, ie the worn wheel shaft, the cleanliness of the area around the buggy and controlling. The time range in actual maintenance scheduling in the field need to be reviewed, so that performance in the use of the buggy can be more optimal.
Pengaruh Volume Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) Terhadap Total Suspended Solid (TSS) dan Hubungannya dengan Efektifitas Penggunaan Kolam Limbah di Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Azhar Basyir Rantawi
JURNAL CITRA WIDYA EDUKASI Vol 6 No 1 (2014): JCWE Edisi Mei 2014
Publisher : Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.523 KB)

Abstract

Instalasi Pengolahan Air Limbah yang kurang efektif akan mengakibatkan pendangkalan atau endapan (TSS) lumpur yang terjadi pada dasar kolam limbah sehingga menyebabkan berkurangnya daya tampung atau efektifitas kolam limbah dan LCPKS tidak terurai semua karena pendangkalan tersebut akan menempati volume kolam limbah sekian persen. Berkurangnya keefektifan kolam limbah tersebut dilihat dari sering meluapnya kolam limbah.Pendangkalan tersebut disebabkan karena hasil Total Suspended Solid yang terkandung di limbah cair tersebut. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah Mengetahui penyebab tingginya hasil limbah cair PMKS, Mengetahui berapa hasil Total Suspended Solid yang terdapat pada LCPKS, Mengetahui berapa ketinggian pendangkalan yang terjadi pada kolam limbah PMKS berdasarkan hasil Total Suspended Solid, Mengetahui bagaimana dampak yang timbul akibat pendangkalan yang terjadi pada kolam limbah tersebut. Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Maret 2014, metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif analisis. Dimana data yang diperoleh dilapangan dikelompokkan sesuai dengan kebutuhan dan dilakukan perhitungan kemudian dideskripsikan dan dianalisis. Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa penyebab tingginya hasil LCPKS yaitu pemakaian air pada High Speed Separator sebesar 3 ton/jam,Ketinggian pendangkalan yang terjadi pada kolam limbah PMKS berdasarkan hasil Total Suspended Solidyaitu sebesar 2m,Volume kolam yang dibutuhkan agar dapat menampung %LCPKS sebanyak 76.28%, jam olah 19.23 jam, kapasitas pabrik 60.14 ton/jam serta retention time yang diharapkan 92 hari yaitu sebesar 81159.85 ton.
Efektifitas Penggunaan Double Deck Bunch Crusher untuk Meminimalkan Persentase Fruit Losses In Empty Bunch (Studi Kasus di PMKS Agribaras, PT Unggul Widya Teknologi Lestari, Sulawesi Barat) Azhar Basyir Rantawi; Ahmad Mahfud
JURNAL CITRA WIDYA EDUKASI Vol 5 No 2 (2013): JCWE Edisi Nopember 2013
Publisher : Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (451.37 KB)

Abstract

Proses pengolahan TBS memiliki beberapa parameter keberhasilan yang harus dicapai dari masing-masing stasiun. Salah satu parameter keberhasilan yang terdapat di stasiun penebahan (Thresher Station) yaitu diperoleh persentase fruit losses in empty bunch (kehilangan brondolan di janjang kosong)yangseminimal mungkin. Kehilangan brondolan di janjang kosong dapat terjadi selama proses pengolahan tandan buah segar berlangsung. Kehilangan brondolan yang terjadi merupakan hal yang tidak mungkin untuk ditiadakan, akan tetapi kehilangan brondolan dapat dikendalikan sehingga dapat mencapai persentase (%) yang minimal dan sesuai dengan standar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab persentase fruit losses in empty bunch tinggi atau di atas standar perusahaan dan mengetahui efektifitas penggunaan Double Deck Bunch Crusher untuk meminimalkan persentase fruit losses in empty bunch di pabrik minyak kelapa sawit (PMKS) Agribaras PT Unggul Widya Teknologi Lestari, Desa Motu, Kecamatan Baras, Kabupaten mamuju Utara, Propinsi Sulawesi Barat. Tahap penelitian yang dilakukan pada penelitian ini yaitu tahap pengumpulan data terdiri dari studi Dokumentasi, metode observasi, metode wawancara. tahap penelitian terdiri dari identifikasi masalah, studi literatur, dan penggalian data, analisa sample dan analisa data menggunakan metode komparatif. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penyebab persentase fruit losses in empty buch di atas standar yaitu kisi-kisi pada Thresher Drum tersumbat, umpan ke Thresher over feeding, putaran Thresher Drum tidak sesuai, ketinggian pisau pelempar tidak sesuai, dan kedudukan pisau pelempar tidak sesuai. Dan Penggunaan Double Deck Bunch Crusher ternyata efektif untuk menurunkan persentase fruit losses in empty bunch dari 0,06% menjadi 0,01%,sehingga diperoleh persentase fruit losses in empty bunch yang minimal dan sesuai target perusahaan.
Perancangan Unit Transfer (Screw Conveyor) pada Mesin Pengisi Polibag untuk Meningkatkan Efektvitas Kinerja di Bidang Pembibitan Azhar Basyir Rantawi
JURNAL CITRA WIDYA EDUKASI Vol 5 No 1 (2013): JCWE Edisi Mei 2013
Publisher : Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (546.293 KB)

Abstract

Mekanisasi pertanian dalam arti luas bertujuan untuk meningkatkan produktifitas tenaga kerja, meningkatkan produktifitas lahan dan menurunkan biaya produksi. Penggunaan alat dan mesin pada proses produksi dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas produktifitas, kualitas hasil dan mengurangi beban petani. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk Membangun teknologi manufaktur berupa desain screw conveyor untuk mesin pengisi polibag yang dapat berguna bagi petani dalam kegiatan pertanian, selain itu juga mesin yang telah dibuat harus memperhatikan kemudahan dalam hal pengoperasian, sehingga mambutuhkan sedikit operator dalam pengoperasiannya. Perancangan dilakukan dengan tahapan Proses desain suatu produk, Pengenalan material teknik, identifikasi Bagian-bagian dari rancangan Screw Conveyor. Dalam desain screw conveyor ini informasi awal yang dibutuhkan adalah mengetahui kebutuhan material yang dipindahkan kemudian mengetahui berapa dimensi yang dibutuhkan baik untuk melakukan perhitungan screw dan as screw.
Analisa Penggunaan Indexer/Push Link Chain sebagai Pengganti Capstand di Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Azhar Basyir Rantawi
JURNAL CITRA WIDYA EDUKASI Vol 3 No 2 (2011): JCWE Edisi Nopember 2011
Publisher : Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (441.24 KB)

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2011 bertempat di Pabrik Kelapa Sawit Baras Kecamatan Baras, Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi cara penggunaan dan membandingkan efisiensi penggunaan Indexer dengan capstand baik dari sisi kemudahan operasional ataupun dari sisi keamanan dan keselamatan pekerja (safety). Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif terkait kelebihan dan kekurangan dari penggunaan Indexer dan Capstand serta metode interview kepada para ahli yang memahami kedua jenis alat tersebut. Dari aspek konsumsi listrik, Indexer lebih kecil menggunakan beban listrik, dari kebutuhan tenaga kerja, Indexer lebih sedikit menggunakan tenaga kerja dengan selisih sejumlah 3 orang pekerja, sedangkan dari aspek K3, penggunaan Indexer juga lebih aman dibandingkan dengan Capstand.
Pengaruh Pengutipan Minyak Ex-Empty Bunch Press terhadap Kadar Free Fatty Acid (FFA) Minyak Produksi (Studi Kasus PT Sawindo Kencana, Bangka Belitung) Azhar Basyir Rantawi; Ahdiat Leksi Siregar; . Zaitun
JURNAL CITRA WIDYA EDUKASI Vol 11 No 1 (2019): JCWE Edisi April 2019
Publisher : Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (798.344 KB)

Abstract

This reserach purpose to determine the FFA level of production oil when blending with oil from the recovery tank which is the result of blending ex-empty bunch press and fat pit oil. The solution to the problem that arises due to the condition of the FFA is to find an alternative solution, which is to drain the ex-empty bunch press oil in the temporary reservoir. The result showed that the oil FFA content of the production when blending with oil from the recovery tank was 4.72%; while the oil FFA from the recovery tank was 16.22%. FFA levels in the production oil can be reduced to 3.04% after repairs to the ex-empty bunch press oil citation system.