Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : JP-BSI (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar Menulis Teks Negosiasi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Singkawang Tahun Ajaran 2017/2018 Eti Sunarsih; Suci Adelina; Lili Yanti
JP-BSI (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) Vol 3, No 2 (2018): VOLUME 3 NUMBER 2 SEPTEMBER 2018
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.941 KB) | DOI: 10.26737/jp-bsi.v3i2.737

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran problem based learning terhadap hasil belajar menulis teks negosiasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Singkawang. Secara rinci tujuan penelitian adalah untuk mengetahui: (1) Perbedaan penggunaan model pembelajaran problem based learning dengan model pembelajaran langsung terhadap hasil belajar menulis teks negosiasi, (2) Mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan model pembelajaran problem based learning terhadap hasil belajar pada keterampilan menulis teks negosiasi, dan (3) Mengetahui aktivitas belajar siswa terhadap penggunaan model pembelajaran problem based learning pada keterampilan menulis teks negosiasi. Penelitian ini menggunakan metode ekperimen dengan bentuk Quasi experimental design dengan rancangan the nonequivalent posttes-only control group design. Teknik pengumpul data yang digunakan ialah teknik pengukuran, teknik observasi langsung, dan teknik dokumentasi. Alat pengumpul data yakni tes, lembar pengamatan aktivitas, dan dokumen. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa: (1) Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran problem based learning dengan model pembelajaran langsung berdasarkan hasil perhitungan uji independent sample t-test diperoleh hasil thitung 11,436 atau lebih besar dari ttabel 2,045, (2) Besarnya pengaruh penggunaan model pembelajaran problem based learning terhadap hasil belajar menulis teks negosiasi dengan dibuktikan pada hasil uji effect size sebesar 0,98 atau lebih besar dari 0,8 termasuk ke dalam kategori tinggi, dan (3) Adanya ativitas belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran problem based learning pada keterampilan menulis teks negosiasi dengan rata-rata persentase yaitu 85% yang termasuk ke dalam kriteria baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada keterampilan menulis teks negosiasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Singkawang. 
Pengaruh Model Pembelajaran Reciprocal Learning Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Menulis pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 16 Singkawang Tahun Ajaran 2016/2017 Darmawan Darmawan; Gunta Wirawan; Lili Yanti
JP-BSI (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) Vol 2, No 1 (2017): Volume 2 Number 1 March 2017
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.61 KB) | DOI: 10.26737/jp-bsi.v2i1.230

Abstract

Tujuan  penelitian  ini  adalah  untuk  mengetahui  pengaruh  model pembelajaran reciprocal learning terhadap keterampilan menulis rangkuman pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 16 Singkawang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksprimen, dengan bentuk penelitian pre eksprimental design dan rancangan penelitian one-group posttes-pretes design. Teknik pengumpul data, yang digunakan adalah teknik observasi langsung, teknik komunikasi tidak langsung. Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes dan dokumentasi. Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan secara umum terdapat pengaruh model pembelajaran reciprocal learning terhadap hasil belajar keterampilan menulis rangkuman pada siswa SMP Negeri 16 Singkawang. Sedangkan secara khusus dapat disimpulkan (1) hasil belajar siswa dalam menulis rangkuman pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 16 Singkawang sebelum menggunakan model reciprocal learning terdapat perbedaan yang signifikan pada skor pretes, hal ini dapat dilihat pada mean pretes sebesar 55,62 dan hasil diperoleh dari analisis data pretes masih dalam katagori cukup; (2) Hasil belajar siswa dalam menulis rangkuman pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 16 Singkawang sesudah menggunakan model reciprocal learning terdapat perbedaan yang signifikan pada skor postes hal ini dapat dilihat pada mean posttes sebesar 80,22 tergolong dalam katagori baik; dan (3) dengan diketahuinya ada pengaruh yang signifikan maka dalam hal ini pengaruh model reciprocal learning terhadap hasil belajar siswa menulis rangkuman pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 16 Singkawang dinyatakan berpengaruh hal ini di buktikan dengan hasil uji effect size dengan hasil 3,08 kategori tinggi.
Analisis Komponen Makna Verba “Menyakiti” dalam Bahasa Melayu Dialek Sambas (Kajian Semantik) Zulfahita Zulfahita; Lili Yanti; Evi Purnamawati
JP-BSI (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) Vol 4, No 2 (2019): VOLUME 4 NUMBER 2 SEPTEMBER 2019
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.004 KB) | DOI: 10.26737/jp-bsi.v4i2.1087

Abstract

Masalah umum dalam penelitian ini adalah analisis komponen makna verba “menyakiti” dalam bahasa Melayu dialek Sambas. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan klasifikasi komponen makna, makna leksikal, dan peran semantik yang dapat dilihat dengan menggunakan tangan, alat dan kaki. Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini ialah kajian semantik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini yaitu masayarakat yang bertempat tinggal di Dusun Kokban Rt 012/Rw 006 Desa Bentunai Kecamatan Selakau Kabupaten Sambas. Data dalam penelitian ini adalah kata-kata yang mengandung verba “menyakiti” dalam bahasa Melayu dialek Sambas. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik cakap semuka, teknik rekaman dan teknik catat. Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa verba “menyakiti” dalam bahasa Melayu dialek Sambas terdapat 53 leksem yang berkenaan dengan verba “menyakiti” dalam bahasa Melayu dialek Sambas yang diklasifikasikan menjadi verba menyakiti menggunakan tangan 28 leksem, alat 18 leksem dan kaki 7 leksem. Verba “menyakiti” menggunakan tangan dikelompokkan menjadi lima diantaranya; menekan 9 leksem. menarik 3 leksem, memelintir 3 leksem, memukul 9 leksem, dan mendorong 3 leksem. Verba menyakiti menggunakan alat dikelompokkan menjadi tiga diantaranya; melempar 4 leksem, menusuk 3 leksem, dan memukul 11 leksem.
Campur Kode Pada Novel 99 Cahaya Di Langit Eropa Karya Hanum Salsabiela Rais Dan Rangga Almahendra (Kajian Sosiolinguistik) Lili Yanti
JP-BSI (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) Vol 1, No 1 (2016): Volume 1 Number 1 March 2016
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.648 KB) | DOI: 10.26737/jp-bsi.v1i1.72

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan campur kode pada novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra yang meliputi wujud dan bentuk campur kode serta faktor-faktor terjadinya campur kode pada novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan bentuk penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yaitu teknik langsung artinya peneliti sebagai instrumen kunci dan dibantu kartu pencatat data.Berdasarkan analisis data dalam novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra terdapat wujud campur kode meliputi penyisipan unsur-unsur yang berwujud kata sebanyak 37 buah, frasa sebanyak 10 buah, baster sebanyak 5 buah, perulangan kata sebanyak 7 buah, dan penyisipan unsur yang berwujud idiom sebanyak 2 buah. Bentuk campur kode yaitu bentuk ke dalam dan bentuk ke luar. Terjadinyacampurkodedisebabkanolehbeberapafaktor yaitu tempat dan waktu terjadinya sebuah tuturan (settings), peserta tutur  (participants), tujuan dari suatu peristiwa dalam suatu masyarakat (ends), pokok tuturan (act sequences), nada tutur (keys), sarana tutur (instrumentalities), norma tutur (norms), dan jenis tutur (genre). Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya dalam bidang sosiolinguistik, khususnya kajian mengenai campur kode dalam karya sastra.
Penggunaan Majas dalam Kumpulan Puisi Konde Penyair Han Karya Hanna Fransisca Lili Yanti; Dwi Anggraini Rinita; Heru Susanto
JP-BSI (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) Vol 7, No 2 (2022): VOLUME 7 NUMBER 2 SEPTEMBER 2022
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26737/jp-bsi.v7i2.3443

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsian penggunaan majas perbandingan dalam kumpulan puisi Konde Penyair Han karya Hanna Fransisca, mendeskripsian penggunaan majas sindiran dalam kumpulan puisi Konde Penyair Han karya Hanna Fransisca, mendeskripsian penggunaan majas pertentangan dalam kumpulan puisi Konde Penyair Han karya Hanna Fransisca, mendeskripsian penggunaan majas penegasan dalam kumpulan puisi Konde Penyair Han karya Hanna Fransisca, mendeskripsian implementasi hasil penelitian pada rencana pembelajaran di sekolah. Metode Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan bentuk penelitian kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah puisi Konde Penyair Han karya Hanna Fransisca dan data dalam penelitian ini berupa larik-larik puisi, kata, frasa, kalimat yang mengacu pada penggunaan majas. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumenter serta catat dan alat yang digunakan adalah peneliti sendiri sebagai instrumen kunci. Data dalam penelitian ini adalah larik-larik puisi konde penyair han karya Hanna Fransisca. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh majas yang dibagi menjadi 4 meliputi Majas Perbandingan yaitu alegori 3, metafora 7, simbolik 8, personifikasi 4, hiperbola 9, sinestesia 3, litotes 2, antonomasia 1, totum pro parte 1.  Majas sindiran yaitu ironi 10, sinisme 2, satire 3, inneundo 1. Majas pertentangan yaitu anakronisme 1, hipalase 1 data. Majas penegasan yaitu repetisi 3, pararima 4, aliterasi 4, paralelisme 4, tautologi 1, anafora 3, epistrofa 1, mesodiplosis 1, anadipolesis 3, epizeukis 1, retoris 2, asonansi 4,  epanalepsis 1, ekskalamasio 2.
Struktur, Fungsi dan Makna Mitos Masyarakat Melayu Sambas Susan Neni Triani; Adinda Lestari; Lili Yanti; Heru Susanto; Gunta Wirawan
JP-BSI (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) Vol 8, No 1 (2023): VOLUME 8 NUMBER 1 MARET 2023
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26737/jp-bsi.v8i1.4149

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur, fungsi dan makna mitos masyarakat Melayu Sambas. masalah dalam penelitian ini meliputi, pendeskripsian struktur mitos, pendeskripsian fungsi mitos, pendeskripsian makna mitos, pendeskripsian hasil penelitian dalam rencana pelaksannaan pembelajran bahasa Indonesia di sekolah. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Bentuk penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah masyarakat asli Sambas yang tinggal di Desa Seburing. Teknik pengumpul data dalam penelitian ini adalah teknik wawancara, teknik pengamatan lapangan, dan teknik rekam. Sedangkan alat pengumpul data berupa lembar wawancara, lembar observasi, dan alat rekam. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif. Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini difokuskan pada ketekunan pengamatan dan triangulasi. Berdasarkan analisis dalam pembahasan dapat disimpulkan bahwa mitos masyarakat Melayu Sambas terdapat 35 mitos. Hasil penelitian tersebut terdapat 31 Struktur dua bagian dan 4 struktur tiga bagian dalam mitos. Mitos masyarakat Melayu Sambas terdapat fungsi mitos. Makna dalam mitos masyarakat Melayu Sambas terdapat makna terdalam. Selanjutnya penelitian ini diimplementasikan pada kelas VII, semester ganjil pada kompetensi dasar (KD) 3.4 Menelaah struktur dan kebahasaan teks narasi (cerita fantasi) yang dibaca dan didengar. 4.4 menyajikan gagasan kreatif dalam benuk ceita fantasi secara lisan dan tulisan dengan memperhatikan stuktur dan kebahasaan.