Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search
Journal : Ruang

IDENTIFIKASI POTENSI DAN MASALAH DESA WONOSOCO DALAM UPAYA PENGEMBANGAN SEBAGAI DESA WISATA DI KABUPATEN KUDUS Tunjung Wulan; Parfi Khadiyanto
Ruang Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.863 KB)

Abstract

Abstrak: Desa Wisata Wonosoco merupakan salah satu desa yang dicanangkan pada tahun 2009 sebagai desa wisata di Kabupaten Kudus. Pencanangannya sebagai desa wisata karena memiliki karakteristik khas dari tradisi, budaya, serta kekayaan keindahan alamnya yang masih asli. Sebagai desa wisata yang masih dalam tahap pengembangan, memiliki permasalahan yaitu masih sedikitnya wisatawan dan aksesbilitas yang masih sulit. Seiring dengan tahap pengembangannya sebagai kawasan pariwisata maka harus mulai dilaksanakan pembangunan sarana prasarana pendukung serta elemen wisata yang sesuai untuk menyelesaikan permasalahan dan mengembangkan potensi yang ada. Dari kondisi tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji potensi dan masalah di Desa Wisata Wonosoco dalam kepentingan pengembangan pariwisata. Pendekatan studi dilakukan melalui metode kuantitatif deskriptif untuk dapat mengetahui opini pengunjung mengenai pengembangan wisata di Desa Wonosoco yang dilakukan dengan kuisioner. Data diolah menggunakan metode analisis Boston Consulting Group (BCG) yang melihat pemasaran wisata dari variabel produk dan pasar wisata. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Desa Wisata Wonosoco pada kategori Cash Cow yaitu berada pada pertumbuhan produk rendah namun pertumbuhan pasar yang tinggi. Pertumbuhan produk rendah merupakan permasalahan dalam pengembangan desa wisata, Hal ini disebabkan masih belum terbangunnya sarana secara lengkap di objek wisata utama, dan masih belum memadainyakondisi aksesbilitas. Sedangkan pertumbuhan pasar yang tinggi menjadi potensi dalam pengembangan Desa Wisata  Wonosoco didukung dengan adanya peningkatan jumlah wisatawan tiap tahun serta tingginya tingkat pertumbuhan penduduk di Kabupaten Kudus.  Keyword : Pariwisata, Potensi Wisata, Desa Wisata, Kudus Abstract: Wonosoco Rural Tourism is one of villages that was launched in 2009 as a rural tourism at Kudus. That declaration as a rural tourism because it has typical charactersctics of tradition, culture and also support by natural beauty. As a rural tourism which in the development process, has problems that it still just a litlle traveller and accessibility are still difficult. Along with the process of development as tourism area, so it should begin to implemented for development of infrastructure and tourism elements which it appropriate to solve problem and develop the potensial aspect. Of these conditions, the purpose of this study was to reviewing the potential and problems at Wonosoco Rural Tourism in process of tourism developments.Study approach done by descriptive quantitative method to determine visitor opinion about tourism development in Wonosoco Village, which it done with the questionnaire. The data processed using the method of analysis of the Boston Consulting Group (BCG), which saw the marketing of the tourist product and tourist market variables.Results of research show that Wonosoco Rural Tourism in Cash Cow categoty, which it has lower growth product but high growth market. Low growth product is an issue in the development of this rural tourism, which caused by uncomplete the utility in the main attraction and also inadequate accessibility conditions. While high growth market potential in the development of a Wonosoco Rural Tourism supported by an increase in the number of tourists each year and the high rate of population growth in Kudus Regency. Keywords: Tourism, Potential Tourism, Rural Tourism, Kudus Regency
PENILAIAN MASYARAKAT TERHADAP KONDISI PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KAWASAN ALUN-ALUN SIMPANG TUJUH KABUPATEN KUDUS Mariana J Cintiyadewi; Parfi Khadiyanto
Ruang Vol 2, No 2 (2014): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.846 KB)

Abstract

Abstrak: Pertumbuhan dan perkembangan alun-alun Simpang Tujuh Kota Kudus dengan lokasinya yang strategis, aksesibilitasnya yang tinggi dan fungsinya sebagai CBD, menjadikan daya tarik yang kuat sehingga meningkatkan jumlah pelaku aktivitas di kawasan pusat kota Kudus. Hal ini berdampak pada tumbuhnya sektor informal (PKL) yang terdapat pada sudut alun-alun Kota Kudus. Keberadaan aktivitas PKL dapat mendukung fungsi ruang terbuka publik sebagai ruang yang mewadahi aktivitas sosial masyarakat di sisi lain menimbulkan berbagai permasalahan karena menempati lokasi yang tidak sesuai peruntukannyasehinggamengurangi kenyamanan dan keamanan pengguna jalan. Dari latar belakang dan indentifikasi perumusan masalah di atas maka dapat ditarik suatu pertanyaan studi “bagaimana opini masyarakat terhadap keberadaan PKL di Kawasan Simpang Tujuh?” Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui opini masyarakat terhadap keberadaan PKL di Kawasan Simpang Tujuh, Kabupaten Kudus.Analisis yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah evaluasi keberadaan PKL berdasarkan tata ruang, identifikasi opini masyarakat terhadap keberadaan PKL, dan analisis alasan hasil opini masyarakat terhadap keberadaan PKL. Berdasarkan temuan studi dan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa, keberadaan aktivitas PKL di kawasan Alun-Alun Simpang Tujuh Kabupaten Kudus menjadi pendukung bagi aktivitas pengunjung di Alun-Alun. Namun disisi lain, keberadaan aktivitas PKL yang tidak tertata di sekitar Alun-Alun menimbulkan berbagai permasalahan seperti kemacetan lalu lintas, menimbulkan kekumuhan, dan mengurangi kenyamanan pejalan kaki. Oleh sebab itu perlu adanya penataan aktivitas PKL agar lebih tertib dan menunjang fungsi kawasan Alun-Alun Simpang Tujuh sebagai ruang terbuka publik di pusat Kota Kudus.  Kata kunci: pedagang kaki lima (PKL), alun-alun, ruang terbuka publik Abstraction: The existence of alun-alun Simpang Tujuh Kudus city is represent one of the one public space in Kudus district. Growth And plaza evolution  with its location is strategic, high accessibility and  its function as CBD, making high appeal so that improve the amount of activity performance in Kudus downtown area. This Matter affect growing of informal sector ( PKL) that  found  in Kudus Town plaza angle corner.The existence of Activity PKL can support the public space  function as room  that accommodate social activity  of society but on the other side, PKL activity also generate various problems because occupying inappropriate location.It will lessen the freshment and consumer security walk.From background and identification formula of its problem can be pulled by a study question " how  the public assessment against PKL existence  in alun-alun Simpang Tujuh?" On that account this research aim to to know thepublic assesstmen to PKL existence  Simpang Tujuh Kudus.The analysis that used to reach the the target is evaluation of existence PKL based  on urban spatial , identify the public assessment  to existence PKL, and analyse the reason of result public assessment  to existence PKL. Based on study finding and result of analysis, can conclude thah  existence of activity alun-alun  become the supporter to visitor activity but on the other side, existence of activity PKL which is not arranged around  alun-alun generate various problems like traffic jam, generating dirty, and lessen the pedestrian freshment. Therefore need an activity regulation to regulate the settlement of PKL activity so that more orderly and support the function of alun-alun area as a public space in holy downtown. Keyword : informal sector( PKL), alun-alun, public space
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN KAWASAN KOTA LAMA SEMARANG Togu Exaudi Mangihut; Parfi Khadiyanto
Ruang Vol 2, No 2 (2014): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.956 KB)

Abstract

Abstrak: Setiap kota memiliki kawasan bersejarah, salah satunya kawasan kota lama di Semarang. Kawasan kota lama sebenarnya merupakan pusat kota Semarang jaman kolonial, dimana tampak berbagai bangunan pemerintahan dan sejumlah bangunan pendukung lain sebagai unsur kawasan pusat kota dengan gaya arsitektur Belanda. Seiring dengan perkembangan Kota Semarang, telah terjadi penurunan akibat pergeseran fungsi pada Kota Semarang. Kawasan kota lama Semarang sebagian besar dikelola oleh pemerintah, sementara keterlibatan masyarakat sangatlah terbatas. Partisipasi masyarakat dalam upaya pelestarian warisan budaya merupakan salah satu prioritas yang harus tercapai dalam setiap kegiatan pemanfaatan benda cagar budaya yang berwawasan pelestarian, oleh karena itu  perlu kiranya diteliti bagaimana partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kawasan Kota Lama Semarang selama ini. Berdasarkan hasil penelitian, salah satu bentuk partisipasi masyarakat dalam upaya pengelolaan Kota Lama Semarang yaitu dengan memberikan sumbangan tenaga berupa kerja bakti. Selain itu, mereka juga mengadakan pertemuan warga yang dilakukan satu kali dalam sebulan, yang dihadiri oleh sebagian warga untuk tingkat RW dan seluruh warga untuk tingkat RT. Dalam hal ini tingkat RT cenderung berbentuk partisipasi langsung sedangkan tingkat RW berbentuk partisipasi tak langsung. Tingkat partisipasi masyarakat yang terjadi di kawasan kota lama menurut Arnstein dapat digolongkan pada tingkat informing dan consultation. Usulan bagi upaya peningkatan partisipasi masyarakat di kawasan kota lama adalah perlunya peningkatan sumber daya manusia melalui kegiatan penyuluhan dan pembinaan tentang manfaat pentingnya pengelolaan kota lama itu sendiri. Selain itu, pemerintah juga diharapkan memberikan arahan dan dukungan dengan pengawasan pengelolaan Kota Lama Semarang.Kata Kunci :  Partisipasi masyarakat, kegiatan pengelolaan, kota lama Semarang Abstract: Every town has a historic district , one of which the old town area in Semarang. Old town area is actually an original Semarang city center , which looks various government buildings and a number of other ancillary buildings as elements of the downtown area with the Dutch architectural style. Along with the development of the city, there has been a decline. Due to a shift in the function of the Old City of Semarang. The old town area of Semarang which in the past was the center of the city and the main structure of the region,  now no more as a city to die of concern. The old town area of Semarang is largely managed by the Government, while community involvement is extremely limited. Public participation in the preservation of cultural heritage is one of the priorities which must be achieved in each of the activities of cultural heritage objects that utilization of insightful preservation, therefore needs to be examined how public participation in the management of the old city of Semarang. According to the observation result, one of the forms of community participation is by giving voluntary labor service. They were also organize community meetings held once every month, which attended by a part of the community on village level and all of the community on neighbouring level. Within this neighbouring level the participations tend to be the direct one, meanwhile, in the village level are tends to be an indirect participation. The communities are willing to carry out the activities without any force. According to Arnstein category, the participation level in the Old City of Semarang can be grouped on informing or giving information level and consultation. The suggestions for the improvement of community participation within management of the old city effort in the old city of Semarang is the necessity of improving human resources and public awareness, by providing elucidation and building activities concerning the importance of benefit from management of the old city. In addition, the local government is also expected to give more aspiration in giving directions and to support the community, by mending the planning management and supervising the management of the old city.Keyword : public participation, the management of the old city, the Old City of Semarang
IDENTIFIKASI PERILAKU MASYARAKAT DALAM PERPARKIRAN ON-STREET DI KORIDOR JALAN GAJAH MADA SEMARANG SEBAGAI KAWASAN KOMERSIAL Aditya Pratama; Parfi Khadiyanto
Ruang Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.083 KB)

Abstract

Abstrak : Koridor adalah sebagai suatu daerah yang membedakan antara wilayah jalan yang memiliki fasade antarbangunan yang tidak teratur dan berbeda bentuk. Selain itu suatu koridor tidak hanya dilihat dari bentuknya saja tetapi dari aktivitas yang dilakukan oleh manusia yang ada di dalamnya. Salah satunya koridor jalan Gajah Mada, koridor jalan ini dapat menggambarkan perkembangan sektor komersial yang ada di koridor utama Kota Semarang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan teknik sampling accidental sampling. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perilaku masyarakat dalam perparkiran on-street di koridor jalan Gajah Mada Semarang sebagai kawasan komersial. Pertumbuhan sebuah koridor jalan tidak akan mungkin terlepas dari kegiatan yang ada di dalamnya. Adanya berbagai macam kegiatan yang ada di koridor tersebut akan memunculkan suatu identitas atau ciri khas dari koridor tersebut. Koridor jalan Gajah Mada,Kota Semarang ditetapkan sebagai koridor komersial di Kota Semarang lebih tepatnya sebagai pertokoan dan ritel modern serta pedagang informal. Permasalahan yang ada di koridor jalan Gajah Mada ini adalah seringkali terjadi kemacetan yang disebabkan perilaku pengguna parkir yang memarkirkan kendaraanya tidak pada tempatnya seperti parkir pada daerah tidak bermarka parkir dan jalur pejalan kaki. Kondisi ini terjadi karena kurang adanya kesadaran dari masyarakat dalam berparkir. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa perilaku parkir yang dilakukan oleh pengguna parkir on-street di koridor jalan Gajah Mada dapat dilihat dari aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh pengguna parkir. Dalam hal ini yang termasuk perilaku perparkiran on-street adalah kemudahan parkir, cara mendaptkan tempat parkir, lama parkir, serta jarak parkir. Perilaku – perilaku tersebut satu sama lain saling berkaitan sehingga menunjukan aktivitas yang dilakukan oleh pengguna parkir. Kata kunci: perilaku masyarakat, koridor jalan, parkir, kawasan komersial, gajah mada Semarang Abstract : Corridor is as a region that distinguish between the regions which have an irregular facade antarbangunan and different shapes. Besides a corridor not only be seen from the shape alone but of the activities undertaken by the people in it. One of these corridors jalan Gajah Mada, this road corridor can describe the development of the commercial sector is in the main corridor of the city of Semarang. The method used in this study is a quantitative, sampling Accidental sampling technique. This study aims to identify people's behavior in on-street parking in the corridor Semarang jalan Gajah Mada as a commercial area. Growth of a road corridor would not be possible regardless of the activity in it. The existence of a wide range of activities in the corridor will bring an identity or characteristics of the corridor. The corridor jalan Gajah Mada, Semarang is defined as a commercial corridor in the city of Semarang more precisely as modern shops and retail as well as informal traders. The problems that exist in jalan Gajah Mada corridor this is often a bottleneck that caused the behavior that users parking their vehicles parked out of place as the parking area and pedestrian ways. This condition occurs due to a lack of awareness of the community in parking. Results from this study is that the behavior is performed by the user parking on-street parking on jalan Gajah Mada corridor can be seen from the activity or activities conducted by park users. In this case that includes the behavior of on-street parking is ease of parking, how to get a parking lots, time parking, and parking distance. Behaviors of inter-related to each other so that shows activities undertaken by park users. Keywords: behavior society, corridor, parking, commercial district, gajah mada Semarang
PERUBAHAN KONDISI LINGKUNGAN DI SEKITAR PERUMAHAN BARU GRAHA PADMA, SEMARANG BARAT Ruri Rizki Destiwi; Parfi Khadiyanto
Ruang Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.983 KB)

Abstract

Abstrak: Tingkat kepadatan penduduk yang terus bertambah mengakibatkan tingginya kebutuhan akan tempat tinggal. Permintaan yang tinggi tersebut mengakibatkan perubahan guna lahan yang sebelumnya sebagai lahan non terbangun menjadi lahan terbangun. Perubahan guna lahan yang terjadi pada permukiman sekitar perumahan baru Graha Padma, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang menimbulkan suatu permasalahan yang sedkit banyak membawa perubahan positif maupun negatif bagi kondisi lingkungan. Perubahan infrastruktur seperti jaringan jalan dan drainase juga membawa perubahan bagi kondisi lingkungan permukiman sekitar perumahan baru Graha Padma. Tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah untuk  mengkaji perubahan yang terjadi pada permukiman di sekitar perumahan baru Graha Padma, Kecamatan Semarang Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kualitatif dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini melihat perubahan terhadap kondisi lingkungan permukiman sekitar adalah perubahan guna lahan, perubahan fisik bangunan tempat tinggal,  perubahan kondisi infrastruktur seperti jalan dan drainase, serta perubahan mata pencaharian masyarakat permukiman lama Tambakharjo. Perubahan penggunaan lahan yakni berubahnya lahan sawah dan tambak menjadi areal perumahan dan permukiman. Perubahan infrastruktur yakni terjadinya peyempitan pada saluran drainase, sedangkan untuk perubahan infrastruktur jalan adalah adanya peningkatan kualitas jalan menjadi lebih baik. Untuk perubhan fisik bangunan yakni meninggikan lantai dasar oleh masyarakat setinggi 1-2 meter. Pekerjaan masyarakat, terutama masyarakat permukiman lama Tambakharjo, sebagian besar berubah. Semula mereka bekerja sebagai petani tambak dan sawah namun kini bekerja di perumahan Graha Padma.Kata Kunci : Perubahan Lingkungan, Kawasan Permukiman, Perumahan Graha PadmaAbstract: The increasing of population density causes great demands of residence. The escalating demands lead to the changes of land use which used to be non- built-up lands becomes built-up lands. The circumstance which is occurred around a new residence, Graha Padma, West Semarang, exerts a moderate number of harmful effects for environment. Infrastructure developments, for instance roads and drainage systems, also bring some effects for the environmental change around Graha Padma. The purpose of this research is to analyze the environmental change occurred around Graha Padma, West Semarang. The method carried out in this research was qualitative by descriptive qualitative technical analysis. The outputs of this research to see the transformation of the environmental condition of surrounding residence are the changing of land use, shape of housing, infrastructure conditions, such as roads and drainages, also jobs of the residents in the old residence, Tambakharjo. The land use change includes the change from rice fields and fishponds to residential area. Infrastructure change consists of the constriction of drainage systems; meanwhile the road quality improvement becomes the implementation of road infrastructure change. The shape of housing is modified by leveling up the ground floor around 1-2 meters. The residents’ jobs, especially Tambakharjo people, are mostly adjusted. They formerly worked as farmers; nonetheless they currently work for Graha Padma.Keywords: Environmental change, Residence, Graha Padma Semarang
DAMPAK PROSES PEMBANGUNAN WADUK JATIBARANG TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN DI KECAMATAN MIJEN DAN KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG Erfandy Yoga Prarasta; Parfi Khadiyanto
Ruang Vol 2, No 2 (2014): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.945 KB)

Abstract

Abstrak: Pembangunan sebuah proyek pasti memberikan dampak terhadap lingkungan maupun masyarakat sekitarnya. Dampak tersebut dapat berupa hal yang positif bahkan juga negatif. Di Kota Semarang terdapat proyek pembangunan Waduk Jatibarang. Waduk ini dibangun dengan tujuan untuk mengendalikan banjir dan mengembangkan sumberdaya air di Kota Semarang. Pembangunan Waduk ini menimbulkan beberapa masalah seperti  perubahan fungsi lahan pertanian, yang mengakibatkan peralihan profesi warga yang semula petani menjadi profesi lainnya.Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi dampak yang ditimbulkan  dari proses pembangunan Waduk Jatibarang terhadap kondisi lingkungan hingga, sehingga dapat teridentifikasi  seberapa besar dampak yang ditimbulkan dari pembangunan ini dan dapat dijadikan sebagai informasi yang bermanfaat bagi semua pihak atau kalangan. Dari tujuan tersebut maka timbul pertanyaan bagaimanakah dampak dari proses pembangunan konstruksi Waduk Jatibarang dilihat dari aspek fisik dan sosial sekitar.Pembangunan Waduk Jatibarang selain diharapkan dapat mengatasi permasalahan terkait limpasan volume air hujan dan mempunyai manfaat bagi warga sekitar. Penggunaan lahan untuk pembangunan Waduk Jatibarang tidak mengakibatkan pemindahan rumah-rumah warga hanya lahan kosong seperti sawah, ladang, dan tegalan. Pada empat kelurahantersebut(Kedungpane, Jatibarang, Jatirejo, dan Kandri ) terjadi penurunan luas lahan sawah, ladang, dan tegalan yang digunakan pembangunan Waduk Jatibarang. Dampak fisik yang dirasakan warga dari pembangunan waduk yaitu kerusakan jalan akibat dari aktifitas mobilitas kendaraan pembawa material namun telah diselesaikan oleh pihak penyelenggara pembangunan. Manfaat yang dapat dirasakan oleh warga sekitar dari pembangunan waduk yaitu tersedianya lapangan pekerjaan bagi warga yang tingkat pendidikannya menengah kebawah sebagai pekerja bangunan.Selain itu uang ganti rugi dapat digunakan membuat usaha atau kegiatan yang mendatangkan keuntungan demi pemenuhan kebutuhan, yang terpenting untuk biaya pendidikan. Kata kunci : dampak, lingkungan, fisik, sosial, pembangunan                Abstract: The development of a project must give impact to the environment and the surrounding community. These impacts can be both positive and even negative. In the Semarang City there are development project Waduk Jatibarang.This reservoir was development for the purpose of flood control and water resources in Semarang City.The development of this reservoirraise some problems as change of function of agricultural land, resulting transition profession citizen originally farmers into other professions.The purpose of this reaserch is to identify the impact of the development process Waduk Jatibarang to environmental conditions, so it can be identified how much the impact of this development and can be used as useful information for all parties or circles. The purpose of the question then arises how the impact of the development process Waduk Jatibarang viewed from the physical and social aspects around.In the four villages (Kedungpane, Jatibarang, Jatirejo, and Kandri) wide decline in wetland, fields, and moor are used Waduk Jatibarangdevelopment.Residents perceived physical impact of the development of reservoir that damage as a result of road vehicle activity carrier mobility of the material, however has been resolved by the organizers of development.The adventage that can be felt by residents around the reservoir development is the availability of jobs for residents of middle level education as a construction workers.Additionally compensation can be used to make an effort or activity that generates revenue for the fulfillment of needs, which is important for education expenses.Keywords:impact, environmental, physical, social, development
PENGARUH KEBERADAAN DESA WISATA TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT (Studi Kasus : Desa Karang Tengah, Kabupaten Bantul) Rarin Karisma Azahra; Parfi Khadiyanto
Ruang Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.216 KB)

Abstract

Abstrak: Kepariwisataan saat ini banyak diperbincangkan karena dengan mengembangkan sektor pariwisata dapat berpengaruh pada sektor lainya. Salah satu jenis pariwisata yang dibangun oleh masyarakat desa yaitu desa wisata. Suatu desa dapat mengembangkan potensinya pada lahan pertanian dan perkebunan tetapi tidak semua masayarakat di desa yang terdapat potensi wisata dapat dijangkau sebelum adanya desa wsiata. Kondisi Desa Karang Tengah sebelum adanya desa wisata ini, masyarakatnya sulit untuk mencapai kesejahteraan. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan dan pengaruh indikator kesejahteraan di desa wisata terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Setelah masyarakat bekerjasama untuk menjadikan lahan tersebut sebagai lahan yang dijadikan tempat pariwisata yang berupa desa wisata agrowisata, masyarakat dekat maupun yang jauh dapat menjangkau manfaat dari desa wisata ini. Aktivitas yang dilakukan masyarakat di dalam mengembangkan desa wisata dapat menghasilkan maupun meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar desa wisata. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif yang akan didukung dengan analisis deskriptif kuantitatif dan analisis crosstab. Hasil dalam penelitian ini adalah hubungan antara tiga indikator yaitu pendapatan, pendidikan, kesehatan dengan desa wisata yang nantinya akan berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat. Setelah mengetahui adanya keterkaitan ketiga indikator tersebut dengan desa wisata dan berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat adalah menganalisis indikator mana saja yang berpengaruh besar di dalam desa wisata terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di Karang Tengah. Selain pengaruh dan hubungan, juga akan terlihat dari indikator tersebut peningkatan kesejahteraan masyarakat setelah adanya desa wisata di Karang Tengah. Kata Kunci : Desa Wisata, Kesejahteraan Masyarakat, Indikator Kesejahteraan Abstract: Tourism is currently much criticized because developing the tourism sector can affect other sectors. A type of tourism that was built by the villagers of village tourism. A village can develop its potential in agricultural land and plantations but not all masayarakat in the village of the tourism potential is just before the village of wsiata. Karang Tengah Village conditions prior to this tourist village, its people difficult to prosper. goals to be achieved in this research is to identify the relationship and influence the indicators of well-being in tourist villages against an increase in welfare of society. After the community working together to make the land as land for tourism in the form of agro-tourism, community tourism village near and far reaching benefits of this tourist village. Activities performed societys in developing tourist village can produce and raising revenue for local residents tourist village. The study is done with a method of quantitative analysis that will be supported by descriptive quantitative analysis and crosstab. Results in this research is a relation between three indicators: income, education, health with tourist village that will eventually affects well-being of society. After aware of the interconnectedness third these indicators with tourist village and affects well-being society is analyzing indicators for which has huge in the tourist village against improving the welfare of society in Karang Tengah Village. And relations, in addition to the influence of will also be seen from the indicators improving the welfare of society in the wake of tourist village in Karang Tengah Village. Keywords : Rural Tourism, Social Welfare, Welfare Indicators
IDENTIFIKASI PERMUKIMAN KUMUH DI PUSAT KOTA JAMBI May Istikasari; Parfi Khadiyanto
Ruang Vol 2, No 4 (2014): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.885 KB)

Abstract

Abstrak: Pesatnya perkembangan Kota Jambi yang berfungsi sebagai pusat kegiatan serta menyediakan layanan primer dan sekunder menjadi daya tarik penduduk untuk bertempat tinggal dan bekerja terutama di daerah pusat Kota Jambi. Sebagai daerah yang terletak di pusat kota Jambi tentunya tidak terlepas dari adanya permasalahan permukiman terutama keberadaan permukiman kumuh. Tujuan dari penelitian ini adalah  menemukan lokasi permukiman yang termasuk dalam kawasan kumuh di Pusat Kota Jambi. Identifikasi kawasan permukiman kumuh dilakukan berdasarkan parameter penilaian kawasan permukiman kumuh yang telah ditetapkan oleh Direktorat Pengembangan Permukiman berdasarkan kondisi fisik bangunan, aksesbilitas, kependudukan, status tanah, dan kondisi prasarana lingkungan. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan lokasi yang merupakan kawasan permukiman kumuh di Kecamatan Pasar Jambi yang berlokasi di Kelurahan Sungai Asam dan Kelurahan Beringin dengan tingkat kekumuhan sedang, dan Kelurahan Orang Kayo Hitam dengan tingkat kekumuhan yang tinggi. Kawasan permukiman permukiman kumuh tersebut dikarenakan kawasan tersebut sering tergenang banjir bila musim penghujan dan kualitas lingkungan yang rendah akibat dari buruknya kondisi bangunan dan jarak bangunan yang sangat rapat,serta kondisi prasarana lingkungan seperti kondisi jalan lingkungan, kondisi drainase, kondisi air minum, kondisi air limbah dan kondisi persampahan yang buruk. Sehingga kualitas lingkungan permukiman di kawasan tersebut menjadi menurun dan menyebabkan munculnya permukiman kumuh yang berdampak pada menurunnya kualitas hidup masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut.Kata Kunci : Permukiman Kumuh, Pusat Kota, Jambi Abstract: The rapid growth of Jambi to be the central of activities and primary and secondary services provider attracts people to live and to work In Jambi, especially in the central area. As an area located in Central of Jambi, it has issue about the settlement, especially about the existence of slum area. The aim of this research is to identify and determine slum area in the central of Jambi. The determination of slum area is based on assessment parameter which set by Directorate of settlement development based on the physical condition of the buildings, accessibility, population, land tenure, and the condition of infrastructure. Based in the research, the location of slum area is in Pasar jambi, specifically in Sungai Asam Village and Beringin Village, on middle level of slum area, meanwhile Orang Kayo Hitam Village is on high level. The slum area is happened because it is often flooded in the rainy season and its bad quality of environment due to the bad condition and no space for each building, and also the condition of infrastructure such as the road, the drainage, the water, the sanitation, and the waste management is in bad condition. Therefore, the quality of the area is decreased so it creates slum area which affected to bad quality life for the people. Keywords: Slums, Downtown, Jambi 
PENGARUH KEBERADAAN ALUN-ALUN MINI SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK TERHADAP PERUBAHAN AKTIVITAS DI KORIDOR JALAN AHMAD YANI UNGARAN Frientha Henda Pradipta; Parfi Khadiyanto
Ruang Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.082 KB)

Abstract

Abstrak: Alun-Alun Mini Ungaran yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani Ungaran. Pada awalnya dibangun sebagai ruang terbuka hijau publik yang diperuntukkan dengan kegiatan utama olahraga dan ruang terbuka. Dengan fungsinya yang mampu mewadahi interaksi masyarakat, aktivitas di Alun-Alun Mini mulai meningkat sehingga tumbuh adanya perdagangan. Perdagangan yang ada di Alun-Alun Mini pun menyeruak hingga Koridor Jalan Ahmad Yani Ungaran. Sehingga yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah “Apakah Alun-Alun Mini yang berfungsi sebagai ruang terbuka hijau publik mampu mempengaruhi aktivitas di Koridor Jalan Ahmad Yani Ungaran yang berubah fungsi menjadi kawasan komersial?” Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif dengan metode analisis deskriptif kuantitatif dan superimpose. Dari hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa Alun-Alun Mini memberikan pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap perubahan aktivitas di Koridor Jalan Ahmad Yani Ungaran. Pengaruh tersebut dilihat dari faktor lokasi dan jenis kegiatan usaha perdagangan. Pengaruh langsung didapatkan dari perdagangan kuliner, pengaruh tidak langsung didapatkan dari perdagangan kebutuhan sekunder, tersier, dan jasa. Alun-Alun Mini sebagai Ruang Terbuka Hijau Publik mampu menjadi embrio perkembangan kota dan dapat mempercepat pertumbuhan perdagangan di Koridor Jalan Ahmad Yani Ungaran. Kata kunci: Alun-Alun Mini, Ruang Terbuka Hijau Publik, Perubahan Aktivitas  Abstract: Alun-Alun Mini Ungaran located in Ahmad Yani, Ungaran Street, originally built as public green open space allocated with the main activities of sports and open spaces. With the function that are able to embody the community interaction, activity in Alun-Alun Mini began to increase and now growing in to a commercial area. The commercial area in Alun-Alun Mini also extends to Ahmad Yani, Ungaran Street Corridor. So, the research question is, “Does the Alun-Alun Mini as public green open space is able to affect activity at Ahmad Yani, Ungaran Street Corridor has changed into a commercial area?” The methods used in this research is quantitative methods with quantitative descriptive analysis method and superimpose. From the results of the analysis that has been done, then it can be inferred that Alun-Alun Mini gives a direct and indirect influence of the change of activity in Ahmad Yani, Ungaran Street Corridor. Its influence can be seen from the location factor and the type of business activities of trade factors. The direct influence resulted from culinary trade, indirect influence resulted from secondary needs trade, tertiary, and services. Alun-Alun Mini as a public green open space able to be embryo development and can accelerate the growth of commercial area in Ahmad Yani, Ungaran Street Corridor. Keywords: Alun-Alun Mini, Public Green Open Space, Change of Activity
PERUBAHAN FISIK LINGKUNGAN PERMUKIMAN AKIBAT BANJIR ROB DI KAWASAN LAYUR KOTA SEMARANG Arion Januar Prasasti; Parfi Khadiyanto
Ruang Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.377 KB)

Abstract

Abstrak: Banjir rob terus-menerus menggenangi permukiman yang ada di Jalan Layur Kelurahan Dadapsari. Hal tersebut berdampak langsung terhadap kondisi bangunan rumah dan infrastruktur yang ada di jalan Layur. Banjir rob di jalan Layur terjadi karena kawasan tersebut memiliki permukaan tanah yang lebih rendah dibanding kawasan lainnya. Kawasan ini mengalami penurunan muka tanah antara 8-10 cm setiap tahunnya. Jalan Layur merupakan satu-satunya jalan yang paling rendah di Kelurahan Dadapsari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk perubahan fisik lingkungan permukiman yang diakibatkan oleh banjir rob dalam kurun waktu 2003-2013. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian yang di temukan adalah perubahan fisik pada bangunan rumah yang ada di jalan Layur yang meliputi RT 5 di RW 7 dan RT 5, 6,7 di RW 4 pada kurun waktu 2003-2013 yang dipengaruhi oleh penghasilan penghuninya. Perubahan fisik tersebut yaitu  peninggian lantai bangunan, penggantian material alas rumah, menambal dan pengecatan tembok yang retak atau keropos, meninggikan atau menghilangkan plafon rumah serta menambah lantai bangunan 1 tingkat. Selain itu perubahan fisik pada infrastruktur yaitu peninggian jalan di RW 4 pada tahun 2009, pengaspalan jalan di RW 7 pada tahun 2011, pembangunan talud di sepanjang selokan dan Kali Semarang serta pembangunan rumah pompa pada tahun 2009. Kata Kunci : Fisik Lingkungan Permukiman, Banjir Rob Abstract: Continuous tidal flood commemorate the existing settlements at Jalan Layur Kelurahan Dadapsari. This is a direct impact on the condition of the home building and existing infrastructure at Jalan Layur . Tidal flood at Jalan Layur happens because this areas has a lower ground level than other areas. This areas due to land subsidence 8-10 cm per year.  Jalan Layur is the only way that the lowest in Kelurahan Dadapsari. This study aims to determine the form of the physical changes caused by tidal flood neighborhoods causes tidal flood in the period 2003-2013. The method used in this study is a qualitative method qualitative descriptive analysis techniques. The result is a physical change to the building houses in Jalan Layur which includes RT 5 at RW 7  and RT  5, 6, 7  at RW 4 in the period from 2003 to 2013, adjusted income residents. Physical changes in the elevation of the floor of the building, replacement of the base material, patching and painting the walls were cracked or porous, raising or eliminating the ceiling of the house and add 1 level floor of the building. In addition to the physical changes in the elevation of the road infrastructure, among others, in RW 4 in 2009, paving the way in RW 7 in 2011, talud development along the gutter and Kali Semarang as well as the construction of the pump house in 2009. Keywords : Physical of settlements, flood tidal