Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search
Journal : Ruang

Yang Menarik Bagi Masyarakat Tentang Kondisi Bangunan Kuno Di Kota Lama Parfi Khadiyanto
Ruang Vol 4, No 2 (2018): Ruang
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.912 KB) | DOI: 10.14710/ruang.4.2.%p

Abstract

This study was conducted to determine the public perception of the condition of the buildings in the old city of Semarang, what is appealing to the public. Quantitated method is used for this research, data obtained from questionnaires distributed randomly to the 100 respondents who met and are conducting activities in the Old City. The questionnaire contains ratings (based on public perception) of the elements considered most attractive, from a few choice elements of the building include building orientation, ornament, colour and facade, dimensions, architectural style, doors and windows, ceiling, walls and columns, floors, and roof. The assessment uses a Likert scale 1-5 where 1 to the lowest value (strongly disagree) and 5 for the highest value (strongly agree). The results showed that there are five components of the building are considered attractive and are of particular concern to the people; ornament; colour and façade; architectural style; doors and windows; as well as the shape of the roof of the building, it is seen that the value reached over 300, meaning that leads to agree and strongly agree as building components are interesting and deserve to be the basis of conservation.
Kajian Perubahan Morfologi Kampung Condet Sebagai Kawasan Cagar Budaya dan Buah-buahan Emmilia Sandy Leonita; Parfi Khadiyanto
Ruang Vol 4, No 1 (2018): Ruang
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (788.876 KB) | DOI: 10.14710/ruang.4.1.39-47

Abstract

The existence of the city related to the history of developments, current conditions, as well as the image of the city in the future. As part of the history, Kampung Condet, located in Kramat Jati, East Jakarta, was designated as the cultural and lands heritage area in accordance with Governor Decree No. D.I-7903/a/30/75. The occurrence of urbanization in Jakarta affecting Kampung Condet. Now, Kampung Condet has experienced numerous changes that also eliminate the identity of the cultural and land heritage area. The developments change the morphology of Kampung Condet. Based on these problems, this research aims to identify the morphological changes that occur in 2004 to 2016. This research uses qualitative descriptive spatial methods with five stages, i.e. identify Kampung Condet’s condition as thecultural and land heritage area, identify the figure ground, identifies the linkage, identify the place, and analyze the changing shape of morphology at 2004 to 2016. The results showed themorphology in Condet changing from of linear in 2004 into form of an octopus in 2016. Changes in the morphology due to land use change amounted to 36.87%. Land use in 2016 developed following the network approaching urban areas.
Persepsi Masyarakat Terhadap Lokasi Rencana Pembangunan Simpang Lima Kedua Di Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang Retno Sari Dewi; Parfi Khadiyanta
Ruang Vol 1, No 3 (2015): Ruang
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ruang.1.3.141-150

Abstract

Rencana pembangunan Simpang Lima Kedua merupakan sebuah rencana pembangunan ruang publik baru yang bertujuan untuk memecah konsentrasi kepadatan yang terdapat di pusat kota. Namun, jalan yang menjadi lokasi rencana Simpang Lima Kedua merupakan jalan yang cukup padat pada kondisi eksisting. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji persepsi masyarakat terkait rencana pembangunan Simpang Lima Kedua sebagai ruang publik dan pusat pertumbuhan baru kota, khususnya dampak yang dapat ditimbulkan jika pembangunan tersebut telah selesai dilaksanakan. Oleh karena itu, rencana pembangunan tersebut juga dikaji berdasarkan dampak-dampak yang mungkin ditimbulkan, seperti gangguan keamanan, kenyamanan, dan kemacetan sehingga akan terlihat apakah dampak tersebut lebih menguntungkan atau merugikan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan teknik analisis statistik deskriptif. Dari hasil analisis yang dilakukan, sebagian besar masyarakat merasa setuju dengan adanya pembangunan Simpang Lima Kedua. Selain itu, gangguan keamanan dan kenyamanan tidak akan terlalu dirasakan. Sedangkan, dampak berupa gangguan kemacetan akibat adanya ruang publik tersebut akan dirasakan. Namun, jika pembangunan tersebut disertai dengan penataan lingkungan di sekitarnya maka gangguan kemacetan tersebut dapat diatasi.  
Pengaruh Kebijakan Pemerintah di Sektor Batik Terhadap Kesejahteraan Pelaku Industri Batik di Kota Pekalongan Ricko Ardhian Hermanto; Parfi Khadiyanto
Ruang Vol 2, No 4 (2016): Ruang
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.985 KB) | DOI: 10.14710/ruang.2.4.225-232

Abstract

Pengembangan sektor industri batik menjadi salah satu fokus kebijakan pemerintah Kota Pekalongan dengan melihat besarnya potensi batik bagi perekonomian Kota Pekalongan. Industri batik di Kota Pekalongan sangat potensial untuk dikembangkan dimana total 70% produksi batik nasional dilakukan di Kota Pekalongan, batik merupakan kekuatan besar bagi perekonomian Kota Pekalongan, batik telah memberikan multiplier efek terhadap aktivitas ekonomi di Kota Pekalongan khususnya perdagangan, perindustrian, jasa, dan pariwisata. Aktivitas ekonomi tersebut merupakan sektor yang menjadi penyokong ekonomi Kota Pekalongan dan memiliki andil besar dalam kondisi kesejahteraan masyarakat Kota Pekalongan terutama para pelaku industri batik. Pengembangan sektor batik juga sangat didukung oleh city branding Kota Pekalongan sebagai World City of Batik dan berbagai event baik yang berskala nasional maupun internasional. Ditambah dengan keberadaan museum batik, pasar grosir batik dan ratusan outlet batik sebagai sarana pemasaran pendukung industri batik di Kota Pekalongan serta banyak industri batik juga tersebar di kampung-kampung batik di penjuru Kota Pekalongan dengan berbagai skala.Tujuan penelitian ini untuk menganalisis bagaimana pengaruh kebijakan pemerintah di sektor batik terhadap kesejahteraan pelaku industri batik di Kota Pekalongan, metode yang dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik analisis deskriftif berdasarkan hasil skoring dan frekuensi. Dari hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah Kota Pekalongan di sektor batik dapat memberikan pengaruh terhadap perkembangan sektor batik yang semakin meningkat dan juga dapat mempengaruhi kondisi kesejahteraan pelaku industri batik yang sebagian besar berada pada tingkat kesejahteraan sedang hingga tinggi.
Persepsi Pengunjung Terhadap Tingkat Kenyamanan Alun-Alun Kabupaten Pemalang Galang Kahar Paningkat; Parfi Khadiyanto
Ruang Vol 5, No 2 (2019): Ruang
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (788.352 KB) | DOI: 10.14710/ruang.5.2.140-149

Abstract

Population growth rates and city development which is increasing drastically will increasingly improve urban services.Same time it will have a negative impact on the protection of nature so that in realizing a sustainable city, it is necessary to provide green open space as a counterweight to the environment. The form of green open space in urban areas is a parks. Pemalang Regency has a city park that is Pemalang Town Square. Public space meetings are a basic requirement. If there is no comfort in public spaces, it is difficult to see the needs of visitors in public spaces as users. the purpose of the study was to study the comfort level of Pemalang Town Square according to the perceptions of visitors. Visitors are taken as research objects because they are users of green open space, so their position is important as an evaluation of a planning program.The results of the study are the comfort level of Pemalang Town square based on the perceptions of visitors included in the convenient category. However, there are still aspects that still need to be improved to improve comfort such as lighting facilities in the park that are dim at night. 
Pengaruh Perkembangan Kawasan Komersial Terhadap Perubahan Permukiman di Kelurahan Kembangsari Kota Semarang Jurike Winarendri; Parfi Khadiyanta
Ruang Vol 1, No 3 (2015): Ruang
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ruang.1.3.91-100

Abstract

Pertumbuhan ekonomi mendorong peningkatan kegiatan perdagangan dan jasa sehingga dapat menarik investor untuk mengembangkan bisnis properti di pusat perkotaan. Kelurahan Kembangsari merupakan kawasan permukiman yang dikelilingi oleh bangunan-bangunan komersial. Kegiatan komersial yang tinggi mendesak perubahan kawasan permukiman dan mendorong fungsi permukiman menjadi komersial. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh perkembangan kawasan komersial terhadap perubahan permukiman dengan mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik penduduk, perkembangan aktivitas pendukung, perubahan perubahan bentuk dan fungsi bangunan rumah serta menganalisis perubahan prasarana lingkungan jalan di Kelurahan Kembangsari. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode analisis statistik deskriptif dan pemetaan. Penelitian ini menunjukan bahwa terdapat keterkaitan kecil antara perkembangan komersial terhadap penduduk. Aktivitas pendukung memiliki peran untuk mencari nafkah,  mendukung kegiatan komersial, menyediakan pelayanan bagi masyarakat. Tingkat perubahan bentuk dan fungsi bangunan rumah tergantung pada kedekatan dengan bangunan komersial dan tingkat kesejahteraan penduduk. Selain itu, perkembangan komersial mendorong peningkatan prasarana lingkungan. Secara keseluruhan, perkembangan komersial mempengaruhi sisi eksternal dan internal permukiman dan berpotensi membawa perubahan yang lebih besar pada Kelurahan Kembangsari. 
Dampak Pembangunan Tahap 1 Revitalisasi Pasar Kembang Kalisari Berdasarkan Pendapat Masyarakat Sekitarnya Reksa Istiana; Parfi Khadiyanto
Ruang Vol 4, No 1 (2018): Ruang
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.766 KB) | DOI: 10.14710/ruang.4.1.66-74

Abstract

The revitalization on Pasar Kembang Kalisari is an effort to overcome the declining of environment quality around the market. The revitalization is done in two stages of development which the first stage has been finished. A development certainly will generate some changes or impacts that affect the community, especially the community around the area. The purpose of this research is to review the impacts of the first stage of development from the revitalization on Pasar Kembang Kalisari based on the opinion of its surrounding community, especially the impacts to the environment and social-economy during and after the development is done. The method used in this research is quantitative. This research is supported with sampling proportionate stratified random sampling technique. The community said that the positive impacts during the first stage development of Pasar Kembang Kalisari are the employment opportunity, community’s economy and income enhancement, the increasing of surroundings aestheticism and comfort, and the transformation of becoming tourist site (Kampung Pelangi). Moreover the negative impacts are the pollution caused by the construction around the location and the income derivation of the florist, and the alteration of livelihood for some who provide repair shop.
Manfaat Taman Suropati Kota Jakarta Pusat Berdasarkan Persepsi Masyarakat Sekitar Arvi Nabiel Setyananda; Parfi Khadiyanto
Ruang Vol 4, No 1 (2018): Ruang
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.514 KB) | DOI: 10.14710/ruang.4.1.21-28

Abstract

In general in every big city has green open space that can be utilized as one of public space for society. Green open space is also an important thing in the formation of urban structures, especially in urban areas. This is because the RTH has an important role in an urban area that is there are benefits such as social, cultural, economic, aesthetic and support ecological activities. Taman Suropati Kota Jakarta has an area of 16,328 m². Visitors who come to the park pretty much especially at night. Visitors who visit Suropati Park still do not understand the benefits of the park. In this study aims to assess the benefits of Taman Suropati Kota Jakarta Central to the surrounding community is in accordance with its function or not by looking at PERMEN-PU no. 05 / PRT / M / 2008 on Guidelines for the Provision and Utilization of Green Open Space in Urban Areas based on visitor perceptions and research preferences. Taman Suropati still has ecological, social and cultural benefits which has 13 indicators in it. Taman Suropati Kota Jakarta in this case is good in ecological, social and cultural benefits, because only some of the indicators that have problems to be solved by Central Jakarta Municipality government.
Perancangan Ruang Fisik Kawasan Stasiun Tawang yang Terintegrasi dengan Angkutan Umum Kota Semarang Aryowibowo Nurprilianto Nugroho; Parfi Khadiyanta
Ruang Vol 1, No 3 (2015): Ruang
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ruang.1.3.121-130

Abstract

Sektor perhubungan dan pengangkutan khususnya transportasi angkutan rel merupakan salah satu sektor penting dalam pemenuhan kebutuhan mobilisasi masyarakat di Kota Semarang. Kegiatan transportasi angkutan rel terus meningkat, ditandai dengan jumlah penumpang kereta api tertinggi di Stasiun Tawang mencapai 43.352 orang di bulan Maret tahun 2014. Jumlah rata-rata pengunjung tiap harinya mencapai 1068 penumpang dengan presentase 26% hingga 52%-nya menggunakan angkutan umum untuk mengakses Stasiun Tawang. Namun, kondisi Stasiun Tawang saat ini belum mampu menjadi sebuah lokasi simpul perpindahan dan pertukaran moda serta pusat koneksi angkutan umum perkotaan yang terstruktur dan sistematis. Jika tantangan tersebut tidak dapat terselesaikan, maka akan berdampak pada penurunan kinerja aktivitas perkeretaapian dari Stasiun Tawang. Tujuan dari perencanaan ini adalah terciptanya rekomendasi rancangan Kawasan Stasiun Tawang di Kota Lama Semarang yang sustainable dan dapat memecahkan permasalahan yang ada serta terus berkembang dalam mengakomodir kebutuhan masyarakat Semarang dan sekitarnya di sektor transportasi. Metode yang digunakan di dalam perencanaan ini adalah deskriptif kualitatif dengan penggunaan wawancara pada narasumber dari pihak terkait. Melalui tahapan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil berupa pembagian fungsi kawasan ke dalam beberapa sektor yaitu perhubungan dan pengangkutan, perdagangan dan jasa, serta rekreasi dan pelayanan umum. Masing-masing fungsi direncanakan dalam bentuk rancangan ruang dengan ketentuan standar pelayanan minimum. Sehingga tersusun rekomendasi rancangan dari Kawasan Stasiun Tawang yang berfokus pada penyelesaian masalah integrasi terhadap angkutan umum Kota Semarang. 
Penyebab Terjadinya Pelanggaran Terhadap Koefisien Dasar Bangunan Di Kelurahan Gedawang Banyumanik Semarang Parfi Khadiyanto
Ruang Vol 3, No 2 (2017): Ruang
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ruang.3.2.%p

Abstract

Pelanggaran terhadap besaran nilai koefisien dasar bangunan (KDB) bisa berakibattertutupnya lahan yang semestinya terbuka, lahan yang tertutup dengan bangunan akan berdampak terhadap resapan air. Hilangnya resapan air akan berakibat kurangnya pasokan air hujan ke dalam tanah, akan menimbulkan kekeringan, dan dampak negatif lainnya adalah terjadinya peningkatan banjir. Berdasarkan fenomena ini maka dilakukanlah penelitian tentang faktor-faktor penyebab terjadinya pelanggaran Koefisien Dasar Bangunan (KDB) pada kawasan permukiman pinggiran kota Semarang, khususnya di kecamatan Banyumanik,kelurahan Gedawang. Lokasi penelitian merupakan permukiman yang terletak di kelurahan Gedawang kecamatan Banyumanik Semarang, yaitu di wilayah RW 4, RW 6, dan RW 7. Dipilhnya 3 RW ini karena kondisi kontur di 3 RW tersebut bergelombang dari kecil sampai curam. Ketiga RW tersebut dilewati sungai (kecil) yang berfungsi sebagai pembuangan air hujan (drainase) dan sekaligus juga sebagai saluran air limbah domestik, sehingga berubahnya nilai KDB akan berpengaruh terhadap debit air larian yang berakibat melimpahnya air di wilayahbawahnya. Tujuan penelitian adalah untuk menemukan penyebab terjadinya pelanggaran terhadap ketetapan besaran koefisien dasar bangunan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, menggunakan analisis uji faktor dan tabulasi silang. Ditemukan bahwa penyebab pelanggaran terhadap KDB berasal dari faktor eksternal dan internal, faktor eksternal memiliki korelasi negatif terhadap tindak pelanggaran, yaitu berupa tidak adanya sanksi yang jelas, luas kapling yang dimiliki, dan kurang fahamnya tentang apa itu KDB (belum ada sosialisasi). Sedangkan faktor internal memiliki korelasi positif terhadap tindak pelanggaran, yaitu berupa penghasilan, usaha rumah tangga, jumlah anggota keluarga, dan pendidikan. Belum ada sosialisasi kepada masyarakat tentang KDB,sehingga sebagian besar masyarakat tidak tahu akan kerugian dan bahaya yang ditimbulkan dari pelanggaran terhadap KDB. Sebenarnya masyarakat cukup sadar bahwa dalam bermukim seyogyanya tidak saling mengganggu, akan tetapi pengertian mengganggu ini hanya terbatas pada lingkungan yang kecil (tetangga dekat), belum melihat lingkungan secara luas (kelurahan/kecamatan/kota).