Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

FORMULASI MIE KERING DENGAN SUBSITUSI TEPUNG KIMPUL (Xanthosoma sagittifolium) DAN PENAMBAHAN TEPUNG KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus L.) [IN PRESS OKTOBER 2014] Pratama, Israzul Aji; Nisa, Fithri Choirun
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol 2, No 4 (2014)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.659 KB)

Abstract

Selama ini kebutuhan tepung terigu di Indonesia diperoleh dengan cara mengimpor dalam jumlah besar. Usaha untuk menurunkan penggunaan tepung terigu dapat dilakukan dengan diversifikasi pangan yaitu substitusi dengan tepung kimpul dan tepung kacang hijau. Salah satu produk yang bisa dibuat adalah mie kering. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh tepung terigu, tepung kimpul dan tepung kacang hijau terhadap sifat fisiko kimia, dan organoleptik mie kering.  Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial. Hasil penelitian menunjukkan proporsi tepung terigu : tepung kimpul dan tepung kacang hijau memberikan pengaruh nyata terhadap semua parameter. Mie kering perlakuan terbaik diperoleh pada perlakuan proporsi tepung terigu : tepung kimpul 60 : 40 dan tepung kacang hijau 5%. Karakteristik kimia, fisik, dan organoleptik mie kering perlakuan terbaik yaitu kadar pati 65.35%, protein 13.58%, air 8.60%, warna (L*) 51.20, daya hidrasi 138.35%, pengembangan volume 141.33%. rasa 3.70. tekstur 3.85. aroma 3.60 dan warna 3.35.   Kata kunci : Mie Kering, Tepung Terigu, Tepung Kimpul, Tepung Kacang Hijau
PENGARUH PENAMBAHAN SARI BUAH SIRSAK DAN LAMA FERMENTASI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK DAN KIMIA YOGHURT [IN PRESS OKTOBER 2014] Kartikasari, Dian Izmi; Nisa, Fithri Choirun
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol 2, No 4 (2014)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.522 KB)

Abstract

Sirsak (Annona muricata L.) merupakan buah yang mengandung senyawa antioksidan. Antioksidan dapat mencegah laju radikal bebas. Pembuatan yoghurt melibatkan bakteri L.bulgaricus, S. thermophillus, L. acidophilus dan Bifidobacterium.Tujuan penelitian mengetahui pengaruh penambahan sari buah sirsak dan lama fermentasi terhadap aktivitas antioksidan, karakteristik dan mengetahui formula terbaik pada yoghurt. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor perlakuan yaitu penambahan sari buah dan lama fermentasi. Hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA). Apabila terjadi interaksi antara kedua faktor maka dilakukan uji lanjut menggunakan uji DMRT, jika tidak ada interaksi dilakukan uji lanjut menggunakan uji BNT 5%. Pemilihan terbaik dengan metode De Garmo. Pada perlakuan terbaik penambahan sari buah 10% dan lama fermentasi 12 jam menghasilkan pH 4.413,total asam 0.82%,aktivitas antioksidan 61.503%,viskositas 1817.33 cp,kecerahan 67.433,kemerahan 14.333, dan kekuningan 11.933. Parameter organoleptik aroma 3.6(netral),rasa 4.15 (agak suka),tekstur 3.95 (netral) dan penampakan 3.8 (netral).   Kata Kunci: Buah Sirsak, Lama Fermentasi, Penambahan Sari Buah, Yoghurt
PENGARUH PENAMBAHAN PEKTIN DAN TEPUNG BUNGKIL KACANG TANAH TERHADAP KUALITAS FISIK, KIMIA DAN ORGANOLEPTIK MIE KERING TERSUBSITUSI MOCAF [IN PRESS JANUARI 2015] Irviani, Luh Irma; Nisa, Fithri Choirun
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.844 KB)

Abstract

Penggunaan Mocaf sebagai bahan subsitusi terigu pada produk mie banyak dilakukan dalam upaya menekan impor terigu.Tingkat subtitusi Mocaf yang rendah dapat diatasi dengan penambahan pektin dan tepung bungkil kacang tanah. Tujuan penelitian   yaitu mengetahui pengaruh penambahan pektin dan tepung bungkil kacang tanah terhadap sifat fisik-kimia dan organoleptik mie kering tersubsitusi Mocaf. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok. Perlakuan terbaik secara fisik-kimia ialah penambahan tepung bungkil kacang tanah 15% dan pektin 1%, dengan karakteristik yaitu kadar air 6.61%, kadar protein 8.52%,kecerahan (L) 44.2, daya patah 4.3 N, cooking time 267.67 detik,cooking loss 2.16%,volume pengembangan 159.03%. Sedangkan perlakuan terbaik  secara organoleptik ialah penambahan tepung bungkil kacang tanah 5% dan pektin 1%, dengan karakteristik warna mie mentah 2.80 (suka), rasa mie masak 2.55 (suka), serta tekstur mie masak 2.80 (suka).   Kata kunci: Pektin, Tepung bungkil kacang tanah, Mocaf, Mie kering
PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRAT PROTEIN DAUN KELOR DAN KARAGENAN TERHADAP KUALITAS MIE KERING TERSUBSTITUSI MOCAF [IN PRESS JANUARI 2015] Trisnawati, Merina Iing; Nisa, Fithri Choirun
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.956 KB)

Abstract

Mie merupakan salah satu makanan yang banyak diminati khususnya bagi masyarakat Indonesia. Mie terbuat dari tepung terigu dimana Indonesia harus mengimpor untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, oleh karena itu diperlukan bahan baku lokal yang dapat menggantikan tepung terigu. Bahan baku alternatif yang dapat digunakan adalah mocaf dimana mocaf memiliki karakteristik yang menyerupai tepung terigu. Kelemahan dari mocaf adalah tidak adanya gluten dan rendahnya kandungan proteinnya, oleh sebab itu perlu ditambahkan sumber protein seperti konsentrat protein daun kelor dan karagenan sebagai pembentuk tekstur. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan dua faktor yaitu penambahan konsentrat protein daun kelor (5%, 7.5%, 10%) dan penambahan karagenan (0.5%, 0.75%, 1%). Pengulangan dilakukan sebanyak 3 kali dan dianalisis menggunakan ANOVA dengan menggunakan uji lanjut BNT atau DMRT (α=5%). Berdasarkan hasil penelitian perlakuan terbaik dari segi organoleptik pada penambahan konsentrat protein 5% dan karagenan 0.75% sedangkan segi fisik kimia pada penambahan konsentrat protein 10% dan karagenan 1%.   Kata kunci : Mie kering, Mocaf, Karagenan, Konsentrat protein
PENGARUH PENAMBAHAN SARI ANGGUR (Vitis vinifera L.) DAN LAMA FERMENTASI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKO KIMIA YOGHURT [IN PRESS JANUARI 2015] Widagdha, Satriyananda; Nisa, Fithri Choirun
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.137 KB)

Abstract

Anggur lokal Indonesia memiliki rasa yang sangat asam sehingga kurang diminati konsumen, tetapi memiliki kandungan gizi yang baik salah satunya pigmen antosianin sebagai antioksidan. Penambahan sari anggur pada proses pembuatan yoghurt merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pemanfaatan anggur lokal dan nilai fungsional yoghurt. Tujuan penambahan sari anggur dan lama fermentasi yang berbeda adalah untuk memperbaiki sifat fisik-kimiawi yoghurt serta menghasilkan yoghurt yang memiliki antioksidan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor. Faktor I konsentrasi sari anggur (10%, 15%, 20%) dan faktor II lama fermentasi (8 jam, 10 jam, 12 jam). Hasil perlakuan terbaik yaitu yoghurt dengan lama fermentasi 12 jam dengan penambahan 20% sari anggur dengan nilai pH (derajat keasaman) 4.357, total asam 1.17%, aktivitas antioksidan 56.457%, total antosianin 40.767 mg/100g, total BAL 2.68 x 108 cfu/ml, TPT 14.3 °Brix, viskositas 1675 cP, warna L (kecerahan) 61.467, warna a (kemerahan) 23.4 dan warna b (kekuningan) 12.2.   Kata kunci: Anggur, Antioksidan, Fermentasi, Yoghurt
FORTIFIKASI KALSIUM CANGKANG TELUR PADA PEMBUATAN COOKIES (KAJIAN KONSENTRASI TEPUNG CANGKANG TELUR DAN BAKING POWDER) [IN PRESS JULI 2015] Rahmawati, Wenny Ayu; Nisa, Fithri Choirun
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.912 KB)

Abstract

Limbah cangkang telur ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bahan baku untuk industri makanan yang ramah lingkungan. Salah satu produk makanan yang sangat digemari oleh semua kalangan sebagai snack adalah cookies.Umumnya cookies mengandung gula dan lemak yang tinggi tetapi rendah dalam kandungan gizinya.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan baking powderdan tepung cangkang telur terhadap karakteristik cookies.Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor.Faktor I yaitu kosentrasi Tepung cangkang (5%, 10%, 15%) dan faktor II yaitu kosentrasibaking powder (0.5%, 1%, 1.50%) dengan 3 kali ulangan.Cookies perlakuan terbaik parameter kimia dan fisik diperoleh dari perlakuan penambahan tepung cangkang 15% dan baking powder 0.5% dengan kadar kalsium sebesar 4.22%, sedangkan cookies perlakuan terbaik parameter organoleptik diperoleh dari perlakuan penambahan tepung cangkang 5% dan baking powder 0.5% dengan kadar kalsium sebesar 2.04%. Kata kunci: Baking Powder, Cangkang Telur, Cookies, Kalsium
COOKIES BERAS PRATANAK (KAJIAN PROPORSI TEPUNG BERAS PRATANAK DENGAN TEPUNG TERIGU DAN PENAMBAHAN SHORTENING) [IN PRESS JULI 2015] Solikhah, Faridatul Siti; Nisa, Fithri Choirun
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (577.265 KB)

Abstract

Kurangnya konsumsi serat mengakibatkan timbulnya penyakit pencernaan serta penyakit degeneratif seperti diebetes. Masyarakat indonesia rata-rata hanya mengkonsumsi 10 gr serat perhari dimana anjuran yang disarankan adalah sebesar 30 g/hari. Penelitian ini bertujuan mengetahui proporsi terbaik antara tepung beras pratanak dan tepung terigu serta penambahan mentega putih agar didapatkan cookies dengan kandungan serat pangan tinggi. Prinsip proses pembuatan biskuit pratanak yaitu perendaman gabah di dalam air (60ºC,5 jam), pengukusan (20  menit),  pengeringan (55ºC,4jam), penepungan dan pembuatan cookies. Hasil penelitian menunjukkan Cookies terbaik dari segi organoleptik diperoleh pada perlakuan proporsi 70 : 30 dan penambahan mentega putih 5%. Cookies tersebut memiliki kadar air 3.41 %, kadar lemak 25.1 %, kadar protein 5.28 %, kadar karbohidrat 65.51%, kadar abu 0.7 %, serat kasar 2.8 %, serat pangan 3.36, serta kadar pati 47.05 %, yang memiliki skor kesukaan terhadap rasa 5.55 (menyukai), warna 5.50 (menyukai), aroma  5.75 (menyukai), dan tekstur 5.55 (menyukai).   Kata Kunci : Beras, Cookies, Mentega putih, Proses pratanak, Serat pangan
PENGARUH PENAMBAHAN SARI ANGGUR (Vitis vinifera L.) DAN PENSTABIL TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK, KIMIA DAN ORGANOLEPTIK ES KRIM [IN PRESS SEPTEMBER 2015] Zahro, Cholifatuz; Nisa, Fithri Choirun
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol 3, No 4 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (645.289 KB)

Abstract

Diversifikasi produk es krim perlu dilakukan dengan penambahan sari anggur dari anggur lokal. Namun es krim yang ditambahkan sari buah akan memiliki tekstur yang tidak lembut dan cepat meleleh sehingga perlu ditambahkan penstabil. Penelitian menggunakan RAK dengan 2 faktor yaitu penambahan sari anggur (60, 80, 100% (v/v)) dan penambahan penstabil gelatin (0.20; 0.40; 0.60% (b/v)). Perlakuan terbaik secara fisik kimia diperoleh dari es krim dengan penambahan 100% sari anggur dan penambahan 0.40% penstabil gelatin dengan total antosianin 363.49 ppm, aktivitas antioksidan 88.99%, pH 4.69 (asam), kadar lemak 5.49%, total padatan 23.18%, viskositas adonan 36 cPs, overrun 42.18% dan kecepatan leleh 0.77 g/menit. Sedangkan perlakuan terbaik secara organoleptik diperoleh dari es krim dengan penambahan 80% sari anggur dan penambahan 0.40% penstabil gelatin dengan skor kesukaan terhadap rasa 5.16 (suka) dan skor kesukaan terhadap tekstur 5.52 (suka).   Kata Kunci: Anggur Lokal, Antosianin, Es Krim, Penstabil Gelatin
PEMBUATAN MIE KERING GEMBILI DAN BEKATUL (KAJIAN PROPORSI TERIGU : GEMBILI DAN PENAMBAHAN BEKATUL) [IN PRESS SEPTEMBER 2015] Halwan, Cefi Azmil; Nisa, Fithri Choirun
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol 3, No 4 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (461.886 KB)

Abstract

Gembili dan bekatul merupakan salah satu hasil pertanian yang pemanfaatannya masih kurang, padahal kandungan gizi di dalamnya sangat tinggi. Gembili dan bekatul memiliki kandungan serat yang dapat menurunkan insiden penyakit kronis. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui proporsi terbaik dari tepung terigu : tepung gembili dengan penambahan bekatul dalam pembuatan mie kering serta pengaruhnya terhadap sifat fisik, kimia, dan organoleptik mie kering. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan 2 faktor. Faktor 1 proporsi tepung terigu : tepung gembili yang terdiri dari 3 level (80:20; 70:30; 60:40), faktor 2 penambahan bekatul yang terdiri dari 3 level (10%, 20%, 30%). Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan ANOVA dengan uji DMRT (Duncan’s Multiple Range Test) dan BNT (Beda Nyata Terkecil) dengan selang kepercayaan 5%. Penentuan perlakuan terbaik digunakan metode Indeks Efektifitas. Perlakuan terbaik diperoleh pada mie kering dengan proporsi tepung terigu : tepung gembili 80:20 dengan penambahan bekatul 20%.   Kata kunci: Bekatul, Gembili, Mie Kering, Serat
Viability and Sublethal Detection of Probiotic Bacteria on Instant Freeze-Dried Fermented Soy Milk (Study on Isolate Type and Sucrose Concentration as Cryoprotectant) Nisa, Fithri Choirun; Wardani, Agustin Krisna; Chrisnasari, Ruth
Jurnal Teknologi Pertanian Vol 9, No 1 (2008)
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.57 KB)

Abstract

Fermented soy milk is one of probiotic beverage, contain high protein and isoflavon that ha healthy effect. However, the usage of soy milk as fermented product is not effective because needs low temperature. To overcome this problem is by converting the fermented soy milk into instant dried product.  However, freeze drying can reduce the viability of probiotic.   The aim of this research was to determine the isolate and sucrose concentration to obtain high viability of probiotic. This research was conducted in randomized block design with two factors. The first factor was type of isolate that consist of L. acidophilus, L. casei, and L. plantarum. The second factor was sucrose concentration (5% and 10%). Each treatment was done in four replications.The result showed significant difference of kind isolate treatment on reducing sugar, protein, total acid, pH, and total LAB during fermentation with total LAB and sub lethal on dried product, but no significant difference on total sugar and N-amino. Sucrose concentration treatment showed significant difference on total LAB, sub lethal, water content, and reserve ability water vapor, but no significant difference on solubility. Interaction of both treatments gave significant difference on total LAB and sub lethal.  The best treatment resulted from the combination of 5% sucrose concentration and isolate L. acidophilus.Keywords: probiotic, cryoprotectant, freeze drying, instant fermented soy milk