Gerson ND. Njurumana
Peneliti pada Balai Penelitian Kehutanan Kupang

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

LENDE URA, SEBUAH INISIATIF MASYARAKAT DALAM REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN DI SUMBA BARAT DAYA Njurumana, Gerson ND.; Prasetyo, Budiyanto Dwi
ISSN 0216-0897
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masyarakat lokal memiliki peran strategis dalam mendukung kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan. Berbagai pola adaptasi masyarakat lokal terhadap lingkungan merupakan salah satu sumberdaya yang perlu mendapatkan perhatian dalam perencanaan pembangunan kehutanan berkelanjutan. Manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya, dan sebaliknya manusia adalah produk dari lingkungan, sehingga berbagai bentuk adaptasi lingkungan banyak dijumpai berdasarkan persepsi dan pengalaman berinteraksi dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hutan, tanah dan air. Inisiatif lokal pada tataran filosofis maupun praktis, sesungguhnya merupakan modal dasar bagi pembangunan. Penelitian ini mengkaji tentang inisiatif lokal Lende Ura yang ada pada masyarakat Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT). Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif melalui pendokumentasian literatur dan wawancara mendalam terkait fokus kajian. Penelitian dilakukan tahun 2009. Analisis data dilakukan secara deskriptif naratif. Lende Ura merupakan salah satu bentuk inisiatif lokal yaitu sebuah filosofi kehidupan masyarakat di Sumba Barat Daya yang memandang hutan sebagai jembatan bagi datangnya hujan. Masyarakat memahami bahwa hutan yang terpelihara dengan baik akan menjadi jembatan bagi turunnya hujan sehingga mendukung usaha pertanian dan ketersediaan air bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Konsep Lende Ura mendorong masyarakat menghargai setiap komponen sumberdaya alam yang ada, serta berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap proses terjadinya hujan. Karenanya, masyarakat tidak melakukan penebangan liar, menghindari kebakaran hutan dan lahan, memelihara daerah tangkapan air melalui budidaya pertanian campuran lahan kering serta memanfaatkan hasil hutan non kayu.
PERILAKU BURUNG BAYAN SUMBA (Eclectus roratus cornelia Bonaparte) DI PENANGKARAN HAMBALA, SUMBA TIMUR, NUSA TENGGARA TIMUR Takandjandji, Mariana; Kayat, Kayat; Njurumana, Gerson ND.
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 7, No 4 (2010): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perilaku burung bayan sumba (Eclectus roratus cornelia Bonaparte) di penangkaran merupakan salah satu aspek penting yang perlu diamati agar dapat menunjang keberhasilan penangkaran di Hambala, Sumba Timur Pengamatan perilaku di penangkaran bertujuan untuk memperoleh informasi tentang kondisi kesehatan, kemampuan berbiak, dan proses adaptasi terhadap lingkungan sehingga dapat memberikan gambaran tentang pengelolaan burung. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengamatan langsung.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa burung bayan sumba di  penangkaran Hambala, Sumba Timur, NusaTenggara Timur (NTT) memiliki 13 macam aktivitas harian yang digolongkan ke dalam empat perilaku utama yaitu perilaku bergerak, diam, ingestif, dan kawin. Perilaku bergerak ditunjukkan oleh aktivitasterbang, berjalan, berkelahi, dan menggelantung. Perilaku diam, dengan aktivitas bertengger, istrahat, dan berjemur.  Perilaku ingestif dengan aktivitas makan, minum, dan membersihkan paruh, sedangkan perilaku kawin dengan akitivitas mendekati betina, menyelisik, dan mencumbu. Rata-rata frekuensi aktivitas dalam perilaku bergerak 12,59 kali, perilaku diam 16,5 kali, perilaku ingestif 6,43 kali dan perilaku kawin  1,9 kali
POTENSI PENGEMBANGAN MAMAR SEBAGAI MODEL HUTAN RAKYAT DALAM REHABILITASI LAHAN KRITIS DI TIMOR BARAT Njurumana, Gerson ND.; Victorino, Bayu Adrian; Pratiwi, Pratiwi
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 5, No 5 (2008): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Pendekatan rehabilitasi lahan kritis di Timor Barat harus dilakukan secara holistik dengan memperhatikan aspek sosial ekonomi dan budaya masyarakat. Masalah yang dihadapi dalam upaya rehabilitasi hutan dan lahan antara lain: kemiskinan, keterbatasan alternatif lapangan kerja, serta tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap pertanian lahan kering dan hewan ternak. Laju percepatan lahan kritis pada beberapa DAS  seperti DAS Benain Noelmina di Timor Barat sangat tinggi. Dengan demikian, pendekatan rehabilitasi lahan di Timor Barat harus dilakukan secara terpadu dan lebih spesifik dengan mengintegrasikan berbagai komponen yang saling mempengaruhi. Penelitian ini bertujuan memperoleh informasi mengenai alternatif rehabilitasi lahan melalui pengembangan hutan rakyat berbasis mamar. Metode pendekatan yang digunakan adalah observasi langsung terhadap  karakteristik mamar,  wawancara, dan  pengumpulan data  sekunder.    Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem mamar berpeluang dikembangkan sebagai model hutan rakyat untuk mendukung rehabilitasi lahan. Keuntungan pengembangan mamar adalah diperolehnya dasar pengelolaan lahan kritis dengan menggunakan inisiatif lokal yang sesuai dengan karakteristik wilayah, sosial budaya dan kearifan lokal masyarakat, sehingga akan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pencapaian tujuan rehabilitasi hutan dan lahan.
KONSERVASI TANAH DAN AIR BERBASIS MASYARAKAT DI NUSA TENGGARA TIMUR : Studi Kasus di Desa Ramuk, Kabupaten Sumba Timur Njurumana, Gerson ND.
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Pengelolaan lingkungan dan konservasi tanah dan air perlu mempertimbangkan keterwakilan porsi bagi pelibatan partisipasi aktif  masyarakat, sehingga mendorong kebersamaan dalam mendukung rehabilitasi lahan. Perlu dukungan pemerintah untuk memberikan jaminan kepastian hukum bagi pelibatan partisipasi masyarakat, termasuk pemberdayaan kearifan lokal yang mendukung konservasi tanah dan air. Peningkatan kapasitas masyarakat merupakan titik simpul keberhasilan konservasi terutama pada wilayah kering seperti Sumba Timur.  Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang keberhasilan konservasi tanah dan air berbasis masyarakat di Desa Ramuk, Kecamatan Pinu Pahar, Kabupaten Sumba Timur. Metode pendekatan yang dilakukan adalah observasi langsung dan wawancara dengan masyarakat pelaku konservasi, aparat desa, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, dan lembaga swadaya masyarakat   (LSM) pendamping. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modifikasi model tradisional konservasi tanah dan air berbasis masyarakat dalam bentuk pembuatan terasering dan teras bangku dengan diversifikasi jenis tanaman yang multi strata di desa Ramuk sangat baik. Manfaat sudah dirasakan langsung oleh masyarakat melalui peningkatan  produktivitas  lahan  terutama  aspek  pendapatan,  lingkungan,  dan  peternakan  sehingga mendorong  partisipasi  dalam  kegiatan  konservasi.  Masyarakat  mengembangkan pola  pertanian  bergilir dengan masa bera untuk setiap petak seluas 0,5 ha selama sembilan tahun, sehingga mendukung proses pemulihan kesuburan lahan. Pengembangan hutan keluarga mendukung swadaya bahan bangunan sehingga menekan tingkat ketergantungan terhadap hutan. Peran kelembagaan dan kearifan lokal sangat  mendukung terwujudnya partisipasi masyarakat dalam mengembangkan konservasi tanah dan air.