Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KEANEKARAGAMAN SERANGGA DI PERKEBUNAN KOPI EXCELSA DESA PANGLUNGAN KABUPATEN JOMBANG JAWA TIMUR Lucky Aulia Ayu; Mohamad Nasirudin; Yudhy Wardhani
AGROSAINTIFIKA Vol 3 No 1 (2020): November
Publisher : LPPM Universitas KH. A. Wahab Hasbullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.61 KB) | DOI: 10.32764/agrosaintifika.v3i1.1026

Abstract

ABSTRAK Pada tanaman perkebunan sering dijumpai berbagai jenis serangga. Serangga mempunyai fungsi ekologi yang penting sebagai penyeimbang ekosistem serta dapat menjadi indikator rusaknya lingkungan. Serangga juga merupakan bagian dari keanekaragaman hayati yang harus dijaga kelestarianya dari kepunahan maupun penurunan ragam jenisnya. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2020, dengan tujuan untuk mengetahui keanekaragaman serangga di perkebunan kopi excelsa Desa Panglungan, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang. penelitian ini menggunakan metode survey dan eksplorasi, yaitu pengambilan sampel langsung dari lokasi pengamatan, dengan menggunakan alat perangkap yaitu lubang perangkap, jaring perangkap dan pengamatan langsung di perkebunan kopi excelsa. Langkah pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah, ditentukan titik plot (unit sampel) dengan cara simple random sampling secara acak sederhana pada tempat pengambilan sampel yang telah ditentukan. Pengamatan dilakukan sebanyak 6 kali, dengan interval waktu seminggu sekali. Data yang diperoleh diidentifikasi dan di analilisis dengan rumus indeks keanekaragaman (H’) dan indeks dominansi (C). Hasil penelitian identifikasi serangga diperoleh 967 jumlah individu, yang terdiri dari 13 famili. Nilai indeks keanekaragaman Shanon-Weiner (H’) didapat 1,117 menunjukan keanekaragaman pada perkebunan kopi excelsa adalah keanekaragaman sedang. Nilai indek dominansi (C) didapat 0,560 menujukan bahwa ada spesies yang mendominasi pada perkebunan kopi excelsa yaitu famili formicidae.
Pengaruh Herbisida dan Penyiangan Pada Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.) Varietas Bululawang Fany Yustian Kristiyanto; Anggi Indah Yuliana; Yudhy Wardhani
Jurnal Agroteknologi Merdeka Pasuruan Vol 3, No 2 (2019): DESEMBER 2019
Publisher : Universitas Merdeka Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tebu merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan di Indonesia baik diusahakan oleh perkebunan rakyat maupun perkebunan besar. Tebu ditanam sebagai penghasil gula yang dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan kalori, bahan pengawet, industri, bahan farmasi, dan juga menambah cita rasa. Gula pasir dikonsumsi secara langsung oleh masyarakat, juga digunakan sebagai bahan baku industri pengolahan makanan dan minuman. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan herbisida Amexone 500 SC dan penyiangan gulma pada pertumbuhan vegetatif tanaman tebu varietas bululawang di Kebun Bibit Daerah Mlaten, Desa Sukosari, Kecamatan Sugio, Kabupaten Lamongan pada ketinggian 49 m dpl pada Oktober 2017 sampai Januari 2018. Penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari sembilan perlakuan dan diulang tiga kali. Perlakuan yang diuji yaitu P0: tanpa pengendalian gulma; P1: penyiangan secara manual dilakukan setiap 2 minggu sekali (bebas gulma); P2: penyiangan secara manual dilakukan 4 minggu setelah tanam (MST) dan 8 MST; P3: penyiangan secara kimia dengan dosis 1,0 l ha-1 dilakukan 4 MST; P4: penyiangan secara kimia dengan dosis 1,5 l ha-1 dilakukan 4 MST; P 5: penyiangan secara kimia dengan dosis 1,0 l ha-1 dilakukan 8 MST; P6: penyiangan secara kimia dengan dosis 1,5 l ha-1 dilakukan 8 MST; P7: penyiangan secara kimia dengan dosis 1,0 l ha-1 dilakukan 4 MST dan 8 MST; P8: penyiangan secara kimia dengan dosis 1,5 l ha-1 dilakukan 4 MST dan 8 MST.Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan P1 (penyiangan secara manual dilakukan setiap 2 minggu sekali/bebas gulma) menghasilkan jumlah anakan, tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah daun tertinggi pada 12 minggu setelah tanam (MST). Pengendalian gulma di tanaman tebu dengan perlakuan penyiangan secara manual dilakukan setiap 2 minggu sekali mampu meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman tebu varietas bululawang dibandingkan perlakuan yang lain.