Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

STRATEGI MEMOTIVASI WIRAUSAHA MELALUI PENGEMBANGAN USAHA EKONOMI PRODUKTIF DAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI DESA PAJAGAN KABUPATEN SUMEDANG Dady Nurpadi; Evan Firdaus; Abdul Hakim
ecoopsday Vol 1 No 1 (2020): E-Coops-Day : Jurnal Ilmiah Abdimas
Publisher : LPPM Institut Manajemen Koperasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.384 KB)

Abstract

Penanggulangan kemiskinan melalui pengembangan usaha ekonomi produktif di desa ini merupakan kegiatan yang digalakkan oleh Pemerintah baik itu Pusat, Provinsi ataupun Kabupaten/Kota. Sasaran kegiatan tersebut adalah para wirausaha yang ada di desa tersebut. Wirausaha Desa Pajagan Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang merupakan objek pengabdian masyarakat yang diharapkan dapat memberikan percepatan laju kesejahteraan masyarakat desa. Strategi motivasi dilaksanakan oleh tim pengabdian masyarakat terhadap wirausaha desa pajagan dengan teknik yang lebih efektif dan efesien diharapkan dapat meningkatkan wirausaha menjadi usahawan bervisi, memiliki motivasi tinggi, mempunyai skill mumpuni, bemodal yang cukup, pasar yang luas dan SDM berkemauan. Metode Pengabdian pada Masyarakat yang digunakan adalah pola atau sistim tindakan yang telah dilakukan, dimana tahapannya terdiri : (1) Analisa situasi masyarakat, (2) Menentukan tujuan kerja secara spesifik, (3) Rencana pemecahan masalah, (4) Pendekatan sosial, (5) Pelaksanaan kegiatan, (6) Evaluasi kegiatan dan hasil. Metode penyampaian materi yang digunakan lebih pada pendekatan andragogik, karena peserta yang dilibatkan adalah orang-orang dewasa yang butuh tidak hanya menyimak namun butuh juga untuk menyampaikan pengalaman dan permasalahannya.Luas wilayah Desa Pajagan secara keseluruhan adalah 964.250 ha, jumlah penduduk mencapai 2.573 jiwa yang tersebar di 3 (tiga) Dusun. Wirausaha yang ada terdiri dari pengrajin 4 orang, peternak 279 orang, pedagang 49 orang. Sedangkan potensi ekonomi usaha kecil masyarakat : (a) usaha petani pisang, (b) petani gula aren, (c) penggilingan padi, (d) industri mebeul, (e) perdagangan, (f) wisata, (g) koperasi. Sedangkan potensi ekonomi oleh desa (a) Bumdes, (b) Pengelolaan sampah, (c) PAM Desa. Permasalahan wirausaha yang teridentifikasi : (1) Permodalan, (2) Bahan Baku yang masih terbatas, (3) pemasaran produk kecil dan berdasarkan pesanan, (4) Belum lengkap pencatatan pembukuan.Solusi masalah : (1) Permodalan, di sarankan untuk lebih sering berhubungan dan bekerja sama dengan lembaga keuangan dan Instansi terkait serta pemasok (suplier) untuk mempermudah jalannya proses produksi; (2) Bahan Baku yang masih terbatas, disarankan untuk mampunyai persediaan bahan baku, pembelian secara bersama, kualitas BB terstandar dan persediaan barang jadi; (3) pemasaran produk kecil dan berdasarkan pesanan, disaranka melakukan spesialisasi, konsinyasi menyimpan barang jadi di toko- toko mebeul, promosi melalui media electronic dan brosur; (4) Belum lengkap pencatatan pembukuan, disarankan melakukan pencatatan di setiap transaksi, menghitung pendapatan, biaya dan keuntungan, buat arus kas, memisahkan antara uang perusahaan dengan uang milik pribadi pengusaha
Penerapan Activity Based Costing Dalam Penentuan Harga Kamar Rawat Inap (Studi Empiris Di RSUD Sumedang) Evan Firdaus; Dady Nurpadi
Jurnal Co Management Vol. 3 No. 1 (2020): Jurnal Ilmiah Manajemen dan Ilmu Sosial : Co-Management
Publisher : IKOPIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (77.962 KB) | DOI: 10.32670/comanagement.v3i1.195

Abstract

Activity Based Costing is an appropriate method in calculating basic costs. The benefits of Activity Based Costing are as a method or cost control system that tracks various activities that occur. Activity Based Costing is a system of cost calculation approaches based on activities in the company. Cost drivers used in this study as a cost grouping are the number of inpatient days, the number of inpatients, and the floor area of ​​the room. This study uses a comparative approach between conventional methods and Activity Based Costing methods. This research instrument uses observation, interview and documentation techniques. The results of inpatient service tariff calculations that have been set by Sumedang District Hospital for VIP class are Rp.821,100, for Class III Rp. 234,750, for class II Rp. 263,200, and for class I Rp. 319,000. While using the Activity Based Costing method gives different results, namely Rp. 336,365,085 for the VIP class, Rp.172,196.4 for the third class, Rp. 190,072,304 for class II, and Rp. 200,837,52 for class I. Using the Activity Based Costing method at Sumedang District Hospital gives smaller results (undercosting) for each class (VIP class, class III, class II, and class I) of hospital rates by having a difference of Rp. 484,734,085 for VIP class, for class III amounting to Rp. 62,553.6, Rp. 73,127,696 for class II, and Rp. 118,162.48 for class I.
STRATEGI MEMOTIVASI WIRAUSAHA MELALUI PENGEMBANGAN USAHA EKONOMI PRODUKTIF DAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI DESA PAJAGAN KABUPATEN SUMEDANG Dady Nurpadi; Evan Firdaus; Abdul Hakim
E-Coops-Day Vol. 1 No. 1 (2020): E-Coops-Day : Jurnal Ilmiah Abdimas
Publisher : LPPM Universitas Koperasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.384 KB)

Abstract

Penanggulangan kemiskinan melalui pengembangan usaha ekonomi produktif di desa ini merupakan kegiatan yang digalakkan oleh Pemerintah baik itu Pusat, Provinsi ataupun Kabupaten/Kota. Sasaran kegiatan tersebut adalah para wirausaha yang ada di desa tersebut. Wirausaha Desa Pajagan Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang merupakan objek pengabdian masyarakat yang diharapkan dapat memberikan percepatan laju kesejahteraan masyarakat desa. Strategi motivasi dilaksanakan oleh tim pengabdian masyarakat terhadap wirausaha desa pajagan dengan teknik yang lebih efektif dan efesien diharapkan dapat meningkatkan wirausaha menjadi usahawan bervisi, memiliki motivasi tinggi, mempunyai skill mumpuni, bemodal yang cukup, pasar yang luas dan SDM berkemauan. Metode Pengabdian pada Masyarakat yang digunakan adalah pola atau sistim tindakan yang telah dilakukan, dimana tahapannya terdiri : (1) Analisa situasi masyarakat, (2) Menentukan tujuan kerja secara spesifik, (3) Rencana pemecahan masalah, (4) Pendekatan sosial, (5) Pelaksanaan kegiatan, (6) Evaluasi kegiatan dan hasil. Metode penyampaian materi yang digunakan lebih pada pendekatan andragogik, karena peserta yang dilibatkan adalah orang-orang dewasa yang butuh tidak hanya menyimak namun butuh juga untuk menyampaikan pengalaman dan permasalahannya.Luas wilayah Desa Pajagan secara keseluruhan adalah 964.250 ha, jumlah penduduk mencapai 2.573 jiwa yang tersebar di 3 (tiga) Dusun. Wirausaha yang ada terdiri dari pengrajin 4 orang, peternak 279 orang, pedagang 49 orang. Sedangkan potensi ekonomi usaha kecil masyarakat : (a) usaha petani pisang, (b) petani gula aren, (c) penggilingan padi, (d) industri mebeul, (e) perdagangan, (f) wisata, (g) koperasi. Sedangkan potensi ekonomi oleh desa (a) Bumdes, (b) Pengelolaan sampah, (c) PAM Desa. Permasalahan wirausaha yang teridentifikasi : (1) Permodalan, (2) Bahan Baku yang masih terbatas, (3) pemasaran produk kecil dan berdasarkan pesanan, (4) Belum lengkap pencatatan pembukuan.Solusi masalah : (1) Permodalan, di sarankan untuk lebih sering berhubungan dan bekerja sama dengan lembaga keuangan dan Instansi terkait serta pemasok (suplier) untuk mempermudah jalannya proses produksi; (2) Bahan Baku yang masih terbatas, disarankan untuk mampunyai persediaan bahan baku, pembelian secara bersama, kualitas BB terstandar dan persediaan barang jadi; (3) pemasaran produk kecil dan berdasarkan pesanan, disaranka melakukan spesialisasi, konsinyasi menyimpan barang jadi di toko- toko mebeul, promosi melalui media electronic dan brosur; (4) Belum lengkap pencatatan pembukuan, disarankan melakukan pencatatan di setiap transaksi, menghitung pendapatan, biaya dan keuntungan, buat arus kas, memisahkan antara uang perusahaan dengan uang milik pribadi pengusaha
Implementasi Penyusunan Laporan Keuangan Koperasi Berdasarkan Peraturan Menteri Koperasi dan UMKM Republik Indonesia No.13/Per/M.KUKM/IX/2015 Daifulloh Faidz Rabbani; Dadi Nurpadi; M.Ardi Nupi H
Co-Value : Jurnal Ekonomi, Koperasi & Kewirausahaan Vol. 13 No. 1 (2022): Co-Value : Jurnal Ekonomi, Koperasi, & Kewirausahaan
Publisher : Program Studi Manajemen Institut Manajemen Koperasi Indonesia Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1315.799 KB) | DOI: 10.36418/covalue.v13i1.997

Abstract

Latar belakang: Unit Simpan Pinjam merupakan unit usaha yang paling besar menyerap modal usaha koperasi. Namun permasalahan yang terjadi yaitu pada penyusunan laporan keuangan koperasi masih terdapat kekurangan dan ketidaksesuaian dengan pedoman yang telah dibuat oleh Pemerintah yaitu Peraturan Menteri Koperasi dan UMKM No.13/Per/M.KUKM/IX/2015 tentang pedoman akuntansi usaha simpan pinjam koperasi. Tujuan penelitian: menganalisis implementasi dari penyusunan laporan keuangan koperasi berdasarkan Peraturan Menteri Koperasi dan UMKM No.13/Per/M.KUKM/IX/2015 tentang pedoman akuntansi usaha simpan pinjam koperasi. Metode penelitian: Metode studi kasus digunakan pada penelitian ini dimana studi kasus ini mempelajari tentang latar belakang keadaan dari sebuah fenomena. Metode studi kasus ini adalah salah satu metode deskriptif, dengan tujuan mencari informasi-informasi tentang bagaimana penerapan akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan koperasi pada akhir periode. Hasil penelitian: 1) Laporan keuangan yang telah disajikan oleh KPPP JABAR yaitu Neraca dan PHU keseluruhan telah disajikan cukup baik.2). Laporan keuangan KPPP JABAR yang sudah disajikan masih belum sesuai dengan komponen laporan keuangan menurut pedoman akuntansi simpan pinjam. Kesimpulan: Kesesuaian Laporan Keuangan Koperasi terhadap Permen No. 13 tahun 2015 jika dalam bentuk persentase sebesar 18,42%.
Desain Unit Usaha Pengadaan Barang Dalam Upaya Pengembangan Usaha Dady Nurpadi; Evan Firdaus; Syehabudin Syehabudin
Co-Value Jurnal Ekonomi Koperasi dan kewirausahaan Vol. 14 No. 1 (2023): Co-Value : Jurnal Ekonomi, Koperasi, & Kewirausahaan
Publisher : Program Studi Manajemen Institut Manajemen Koperasi Indonesia Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/covalue.v14i1.3198

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah menggambarkan model bisnis yang cocok untuk digunakan dalam unit usaha pengadaan barang KPRI Banjar Patroman sebagai langkah pengambilan keputusan bisnis. Dari hasil penelitian diperoleh identifikasi dari masing-masing 9 elemen Business Model Canvas. Customer Segments adalah anggota KPRI Banjar Patroman. Value Propositions adalah kemasan yang menarik dan harga lebih terjangkau. Channels adalah berkomunikasi dengan anggota secara langsung. Customer Relationships adalah jalinan komunikasi dengan pelanggan. Revenue Streams dari penjualan produk kepada anggota dan unit usaha pelayanan simpanan. Key Resources terdiri dari kendaraan dan sumber daya manusia. Key Activities terdiri dari pengadaan barang, kegiatan produksi dan pemasaran. Key Partnerships adalah Toko Pantes. Cost Structure terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Berdasarkan analisis dari Matrix SWOT, dijelaskan strategi-strategi yang dapat digunakan oleh koperasi yaitu seperti strategi SO, strategi WO, strategi ST, dan strategi WT
Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan Berbasis SAK-ETAP Bagi Pengurus Koperasi di Kabupaten Halmahera Utara Eka Setiajatnika; Dady Nurpadi
E-Coops-Day Vol. 4 No. 2 (2023): E-Coops-Day : Jurnal Ilmiah Abdimas
Publisher : LPPM Universitas Koperasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The aim of the SAK-ETAP-based financial report preparation training for administrators in the North Halmahera Regency, North Maluku Province is so that administrators can improve their abilities in terms of recording and managing finances through financial reports. Most of the managers of cooperatives do not understand the proper way of recording financial reports, especially those related to cooperative accounting and its uses so cooperative managers need support from academics to receive training in preparing financial reports for cooperative managers. The method used in this community service is training and assistance in preparing cooperative financial reports through Tutorial and Discussion activities related to the problems of preparing and managing finances in each cooperative. The method of collecting data on community service activities is through observation and interviews with several cooperative administrators. The number of participants who took part in this training was 26 people who were cooperative administrators. The results of this training activity can be said to be successful, seen from the enthusiasm of the cooperative management during the training process and assistance in preparing cooperative financial reports based on SAK-ETAP
Analisis penerapan perhitungan pajak penghasilan badan menurut undang- undang republik indonesia nomor 36 tahun 2008 Evan Firdaus; Dady Nurpadi; Dwi Tianingsih
Jurnal Riset Manajemen Indonesia Vol 5 No 3 (2023): Jurnal Riset Manajemen Indonesia (JRMI)
Publisher : STIE Bangkinang Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this study is to find out how to apply the calculation of Corporate Income Tax according to Law Number 36 of 2008. The type of research used is descriptive and comparative analysis research by collecting all data and then processing, analyzing, and researching further and then drawing conclusions. The technique of data collected is based on observation, interviews, documentation and literature study. The results of this study conclude that the calculation of PPh of the Kokardan KPRI Agency according to PP No. 23 of 2018 is Rp. 9,977,044.00, in 2020 it is Rp. 12,373,382.00 and in 2021 it is Rp. 9,236,823.00. Meanwhile, according to Law No. 36 of 2008 it was Rp. 86,366,609.88 in 2019, Rp. 102,230,674.37 in 2020 and Rp. 72,143,916.46 in 2021. KPRI Kokardan must perform calculations by calculating PKP, namely gross circulation minus costs, calculating income tax payable for one tax year, namely 2019 by 50% x 25% xPKP and 2020-2021 by 50% x 22% xPKP.
Aset Tetap : Pengakuan, Pengukuran, Penyajian dan Pengungkapan Eka Setiajatnika; Trida Gunadi; Nuri Nurhayati; Dady Nurpadi
Coopetition : Jurnal Ilmiah Manajemen Vol. 14 No. 3 (2023): Coopetition : Jurnal Ilmiah Manajemen
Publisher : Program Studi Magister Manajemen, Institut Manajemen Koperasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32670/coopetition.v14i3.3836

Abstract

Recognition, Measurement, Presentation and Disclosure of Fixed Assets. This research was conducted at the Wredatama Sumedang City Cooperative which is one of the cooperatives in the Sumedang Regency which is engaged in the savings and loan sector. The purpose of this study was to determine the recognition, measurement, presentation and disclosure of fixed assets in the Wredatama Sumedang City Cooperative. In this study the authors used quantitative methods. Analysis of the data used is descriptive analysis. The data collection techniques carried out were interviews and questionnaires to the Management of the Wredatama Sumedang City Cooperative, observations of fixed assets and documentation of fixed asset.The results showed that the recognition of fixed assets was in accordance with SAK ETAP (Entity Financial Accounting Standards Without Public Accountability). The measurement of fixed assets is not in accordance with SAK ETAP due to an error in calculating the value of accumulated depreciation and no depreciation is carried out for 3 (three) years, in the presentation of fixed assets the accumulated depreciation account is not presented as a deduction from fixed assets and the nominal depreciation presented on the statement of financial position is not in accordance with carrying amount in the detailed list of fixed assets and last on the disclosure not disclosed regarding the depreciation method used and there is no provision for the useful life of fixed assets.
Penerapan Activity Based Costing Dalam Penentuan Harga Kamar Rawat Inap (Studi Empiris Di RSUD Sumedang) Evan Firdaus; Dady Nurpadi
Jurnal Co Management Vol. 3 No. 1 (2020): Jurnal Ilmiah Manajemen dan Ilmu Sosial : Co-Management
Publisher : IKOPIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32670/comanagement.v3i1.195

Abstract

Activity Based Costing is an appropriate method in calculating basic costs. The benefits of Activity Based Costing are as a method or cost control system that tracks various activities that occur. Activity Based Costing is a system of cost calculation approaches based on activities in the company. Cost drivers used in this study as a cost grouping are the number of inpatient days, the number of inpatients, and the floor area of ​​the room. This study uses a comparative approach between conventional methods and Activity Based Costing methods. This research instrument uses observation, interview and documentation techniques. The results of inpatient service tariff calculations that have been set by Sumedang District Hospital for VIP class are Rp.821,100, for Class III Rp. 234,750, for class II Rp. 263,200, and for class I Rp. 319,000. While using the Activity Based Costing method gives different results, namely Rp. 336,365,085 for the VIP class, Rp.172,196.4 for the third class, Rp. 190,072,304 for class II, and Rp. 200,837,52 for class I. Using the Activity Based Costing method at Sumedang District Hospital gives smaller results (undercosting) for each class (VIP class, class III, class II, and class I) of hospital rates by having a difference of Rp. 484,734,085 for VIP class, for class III amounting to Rp. 62,553.6, Rp. 73,127,696 for class II, and Rp. 118,162.48 for class I.
Analisis Pemberian Motivasi Kerja dalam Upaya Meningkatkan Disiplin Kerja Karyawan Dady Nurpadi; Aldania Putri
Co-Value Jurnal Ekonomi Koperasi dan kewirausahaan Vol. 15 No. 3 (2024): Co-Value: Jurnal Ekonomi, Koperasi & Kewirausahaan
Publisher : Program Studi Manajemen Institut Manajemen Koperasi Indonesia Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung (KPKB) merupakan koperasi yang berada di bawah naungan Pemerintah Kota Bandung dan memiliki anggota yang berasal dari Aparatur Sipil Negara yang tersebar di Kota Bandung. Permasalahan yang terjadi pada KPKB yaitu tingkat disiplin yang rendah ditunjukkan dengan karyawan yang tidak disiplin mengenai jam operasional bekerja dan karyawan yang masih lalai terhadap tugas dan tanggungjawab yang telah diberikan yang diduga terjadi karena pemberian dalam motivasi yang belum maksimal yang ditunjukkan dengan koperasi yang belum maksimal memberikan penghargaan, pelatihan dan kesempatan promosi jabatan bagi karyawannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui motivasi kerja karyawan serta disiplin kerja karyawan KPKB dan Upaya apa yang dilakukan untuk meningkatkan disiplin kerja karyawan melalui motivasi kerja pada KPKB. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan analisis deskriptif. Data yang diperoleh melalui wawancara, kuisioner, observasi, dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerja yang ada di Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung (KPKB) masuk ke dalam kriteria “Baik”. Meskipun demikian terdapat beberapa indikator yang kurang baik yaitu indikator mengenai pemberian penghargaan, indikator pemberian pelatihan, dan indikator pemberian kesempatan promosi jabatan bagi para karyawan. Sedangkan disiplin kerja karyawan di Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung masuk ke dalam kriteria “Kurang Baik”. Upaya yang dilakukan yaitu pengurus diharapkan dapat meningatkan disiplin kerja karyawan melalui motivasi kerja karyawan dengan memberikan penghargaan, pelatihan dan kesempatan mendapatkan promosi jabatan, serta memberikan sanksi yang lebih tegas dan memberikan suatu penghargaan atas pencapaian disiplin kerja karyawannya.