Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

HUBUNGAN USIA MENARCHE DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMERPADA REMAJA PUTRI KELAS VIII DI SMP NEGERI 9 BANJARMASIN Malisa Ariani
Jurnal Kampus STIKES YPIB Majalengka Vol 6 No 2 (2018): Jurnal Kampus STIKes YPIB Majalengka
Publisher : STIKES YPIB Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51997/jk.v6i2.18

Abstract

Dismenore adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selamamenstrusi. Angka kejadian dismenore rata-rata lebihdari 50% perempuan di setiap negara mengalami dismenore. Dismenore diklasifikasikan menjadi dua yaitu dismenore primer dan dismenore sekunder. Dismenore primer merupakan salah satu penyebab utama terganggunya aktifitas remaja putrid usia sekolah dan menjadi masalah yang sering dialami oleh wanita usia reproduktif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara usia menarche dengan kejadian dismenore primer pada remaja putrikelas VIII di SMP Negeri 9 Banjarmasin. Desain penelitian yang digunakan adalahcross sectional, sampel dalam penelitian ini adalah siswi kelas VIII di SMP Negeri 9 Banjarmasin berjumlah 68 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi dan ekslusi.Data dikumpulkanmelaluikuesioner, dianalisis menggunakan uji statistic spearman rank dengan batasan kemaknaan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara usia menarche dengan kejadian dismenore primer  (P value = 0,027 atau P = < 0,05). Hasil penelitian ini disarankan terutama bagi guru-guru bias bekerjasama dengan puskesmas yang membawahi sekolah untuk dapat melakukan penyuluhan atau konseling agar bisa memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi.
ANALISIS STATUS TINGGI BADAN PENDEK DENGAN USIA MENARCHE: LITERATURE REVIEW Malisa Ariani; Dwiti Hikmah Sari; Anggrita Sari
Journal of Nursing Invention Vol 1 No 2 (2020): Journal of Nursing Invention
Publisher : LPPM Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.243 KB)

Abstract

Background: The increased of the age of menarche in adolescent girls has accelerated and delayed menarche. One of the factors that influence the age of menarche is nutrition status, where adolescent girls with short height will affect the age of menarche. Objective: This study aims to analyze literature about short height status with menarche age. Method: This study used a literature study approach by using several sources selected based on criteria inclusion. Results: The review results found that short height status is related to the age of menarche. The average age of menarche is 12-14 years with the lowest age of 9 years and the highest is 15 years, while the average height of the body is 156.8 cm with the lowest of 139 cm and the highest of 168 cm. Conclusion: Adolescent girls with higher height anthropometrics oppose precarch menarche, otherwise adolescent girls with lower anthropometry will find it difficult to menarche tarda. Therefore, parents must pay attention to the basic needs to support that are covered by puberty and the arrival of menarche in normal age so that children will have more optimal growth opportunities and can reach maximum height.
Riwayat Keluarga, Pola Makan dan Penggunaan Gadget Penyebab Kejadian Obesitas pada Remaja di SMP Negeri “X” Banjarmasin Siti Irma Nur Aina; Malisa Ariani; Fitri Yuliana
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 4 (2023): Volume 5 Nomor 4 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i4.8222

Abstract

ABSTRACT Obesity is a nutritional disease that occurs at all ages including adolescents and is associated with factors that cause obesity such as family history, diet and use of gadgets. In 2020, the prevalence of obesity among adolescents in the world was 38.3 million. While in Indonesia, in 2020 there were 2 million obese adolescents and in South Kalimantan in 2018 there were 29.21%. This study aims to determine the correlation between genetics, dietary habits and use of gadgets with obesity levels in adolescents in state junior high school 11 Banjarmasin. This was a quantitative study with analytical observational cross-sectional study design. The population of this study was 438 students and a sample of 209 students with stratified random sampling technique. The data was collected using questionnaire which was including questions of height and weight measurements. The data was analyzed using the chi-square test. The incidence of obesity in adolescents experienced by 23 respondents and in family history there are 45%, the highest eating pattern is regular as much as 83.7% and almost all respondents use gadgets with high duration as much as 96.7% so that the p value >0.05 where the three variables include a family history of obesity 0.608, eating patterns with the incidence of obesity 1,000 and the use of gadgets with the incidence of obesity 0,563. There is no relationship between family history, diet and use of gadgets with the incidence of obesity in adolescents at SMP Negeri 11 Banjarmasin due to another phenomenon, namely there are 124 respondents who experience malnutrition. Keywords: Gadgets, Obesity, Dietary Habits, Teenagers  ABSTRAK Obesitas merupakan salah satu penyakit gizi yang timbul pada semua umur termasuk remaja dan berkaitan dengan faktor penyebab obesitas seperti riwayat keluarga, pola makan dan penggunaan gadget. Prevalensi obesitas remaja di dunia tahun 2020 terdapat 38,3 juta sedangkan di Indonesia ditahun 2020 terdapat 2 juta remaja obesitas dan di Kalimantan selatan tahun 2018 terdapat 29,21%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan riwayat keluarga, pola makan dan penggunaan gadget dengan tingkat obesitas pada remaja di SMP Negeri 11 Kota Banjarmasin. Jenis penelitian kuantitatif dengan observasional analitik desain cross sectional. Populasi penelitian ini adalah 438 siswa dan sampel 209 siswa dengan teknik stratified random sampling menggunakan pengumpulan data kuesioner dan pengukuran tinggi badan dan berat badan serta melakukan analisis data menggunakan uji chi-square. Kejadian obesitas pada remaja terdapat 23 orang dan pada riwayat keluarga terdapat 45%, pola makan yang tertinggi ialah teratur sebanyak 83,7% dan hampir seluruh responden penggunaan gadget dengan durasi tinggi sebanyak 96,7% sehingga di dapatkan hasil p value >0,05 dimana pada tiga variabel tersebut meliputi riwayat keluarga dengan kejadian obesitas 0,608, pola makan dengan kejadian obesitas 1,000 dan penggunaan gadget dengan kejadian obesitas 0,563. Tidak adanya hubungan antara riwayat keluarga, pola makan dan penggunaan gadget dengan kejadian obesitas pada remaja di SMP Negeri 11 Banjarmasin akibat fenomena lain yaitu terdapat banyaknya responden yang mengalami gizi kurang terdapat 124 orang. Kata Kunci: Gadget, Obesitas, Pola Makan, Remaja
HUBUNGAN USIA MENARCHE DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMERPADA REMAJA PUTRI KELAS VIII DI SMP NEGERI 9 BANJARMASIN Malisa Ariani
Jurnal Kampus STIKES YPIB Majalengka Vol 6 No 2 (2018): Jurnal Kampus STIKes YPIB Majalengka
Publisher : Universitas YPIB Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51997/jk.v6i2.18

Abstract

Dismenore adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selamamenstrusi. Angka kejadian dismenore rata-rata lebihdari 50% perempuan di setiap negara mengalami dismenore. Dismenore diklasifikasikan menjadi dua yaitu dismenore primer dan dismenore sekunder. Dismenore primer merupakan salah satu penyebab utama terganggunya aktifitas remaja putrid usia sekolah dan menjadi masalah yang sering dialami oleh wanita usia reproduktif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara usia menarche dengan kejadian dismenore primer pada remaja putrikelas VIII di SMP Negeri 9 Banjarmasin. Desain penelitian yang digunakan adalahcross sectional, sampel dalam penelitian ini adalah siswi kelas VIII di SMP Negeri 9 Banjarmasin berjumlah 68 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi dan ekslusi.Data dikumpulkanmelaluikuesioner, dianalisis menggunakan uji statistic spearman rank dengan batasan kemaknaan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara usia menarche dengan kejadian dismenore primer  (P value = 0,027 atau P = < 0,05). Hasil penelitian ini disarankan terutama bagi guru-guru bias bekerjasama dengan puskesmas yang membawahi sekolah untuk dapat melakukan penyuluhan atau konseling agar bisa memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi.
Hubungan Riwayat Prematuritas dengan Keterlambatan Bicara pada Balita di Ruang Tumbuh Kembang Anak RSUD Ulin Banjarmasin: Correlation Between History of Prematurity with Speech Delay in Toddler in the Children’s Growth Room, Ulin Hospital Banjarmasin Noorlinda, Noorlinda; Malisa Ariani; Paul Joae Brett Nito
Journal of Health (JoH) Vol 12 No 1 (2025): Journal of Health (JoH) - January
Publisher : LPPM STIKES Guna Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30590/joh.v12n1.919

Abstract

The ability to speak is one of the abilities that is very important and must be possessed by children, because the ability to speak is considered a fundamental ability. It is very important to pay attention to children's speaking abilities, so that speech delays do not occur in children (speech delay). Prematurity is one of the causes of speech delays in children. To determine the relationship between a history of prematurity and speech delay in children aged 2-5 years. This type of quantitative research is analytic observational with a retrospective approach. The research sample was 46 respondents using purposive sampling technique. The data collection tool used observation sheets for the history of prematurity and recapitulation of pediatric patient visit data based on a doctor's diagnosis. Univariate and bivariate data analysis using chi square. A total of 19 people (41.3%) respondents had a history of prematurity and speech delays in 19 people (41.3%). There is a relationship between a history of prematurity and speech delay in children aged 2-5 years (p=0.000 <0.005). There is a relationship between a history of prematurity and speech delay in children aged 2-5 years. The thing that must be considered so that children experience appropriate language development is to monitor child development at the Puskesmas/Posyandu or by paying attention to the children's language development table according to their age.
SMART LOVE: KAMPANYE HUBUNGAN SEHAT DAN PENCEGAHAN SEKS BEBAS DI LINGKUNGAN SMAN 4 BANJARMASIN Nastasya, Difa; Humairoh; Paul Joae Brett Nito; Malisa Ariani; Onieqie Ayu Dhea Manto; Desi Wulandari; Dewi Puspita Sari; Dwi Yani Safitri; Elin Renata; Ericca Dwi Salsabhilla; Fahria Rusali; Fathul Jannah; Fatmawati; Hayatun Latifah; Intan Audi Yusfanita; Intan Nur Aisyah; Sofhia Aulia Putri Azizah; sarinda
Jurnal Gembira: Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3 No 05 (2025): OKTOBER 2025
Publisher : Media Inovasi Pendidikan dan Publikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masa remaja adalah masa transisi menuju dewasa yang ditandai perubahan fisik, psikologis, dan sosial. Pada fase ini rasa ingin tahu tentang seksualitas meningkat, namun kurangnya literasi kesehatan membuat remaja rentan terpapar pornografi dan perilaku berisiko, sehingga pemberian edukasi sangat penting. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman yang lebih baik kepada remaja tentang bahaya seks bebas dan dampaknya terhadap kesehatan. Penyuluhan dilakukan melalui ceramah dan diskusi secara interaktif tentang bahaya seks dan dampaknya.  Pre-test dan post-tes diberikan untuk mengetahui pengetahuan siswa/i. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pemahaman peserta, yang di tununjukkan dengan  peningkatan sekor post-tes di banding pre-test. Kegiatan ini berhasil meningkatkan pengetahuan siswa/i SMAN 4 Banjarmasin mengenai hubungan sehat dan pencegahaan seks bebas. Program ini tidak hanya memberikan pengetahuan tetapi juga menumbuhkan sikap tanggung jawab, empati, dan kesadaran akan pentingnya pergaulan sehat pada remaja.