Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Perceived Behavior Factors dengan Intensi Berhenti Merokok pada Remaja Putra di Majalengka Suryawirawan, Ade; Dewi, Lelin Parlina
Jurnal Kampus STIKES YPIB Majalengka Vol 8 No 2 (2020): Jurnal Kampus STIKes YPIB Majalengka
Publisher : STIKES YPIB Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Merokok merupakan perilaku yang memberikan dampak besar bukan hanya pada diri perokok tetapi juga orang di sekitarnya. Merokok tidak hanya memberikan dampak kesehatan, tetapi juga sosial budaya dan ekonomi. Bahkan, rokok juga menjadi kajian agama khususnya Islam yang mencantumkan hukum rokok. Remaja adalah tahapan usia antara 12-18 tahun yang ditandai dengan berkembangnya tanda-tanda sekunder reproduksi. Secara psikologis, masa remaja merupakan transisi dari kanak-kanak menuju dewasa. Di masa ini, remaja mencari identitas diri dan tergantung pada pengaruh sebaya. Merokok dipandang sebagai salah satu tolak ukur kedewasaan dan simbol identitas dalam interaksi sosial dengan teman sebaya. Data nasional menyatakan bahwa usia mula- mula merokok terbanyak pada usia 15-19 tahun (43,7%), kemudian 10-14 tahun (12,2%) dan ada satu persen remaja yang mulai merokok di usia 5-9 tahun. Data dari GYTS (Global Youth Tobacco Survey) menyatakan bahwa ada 30,4% pelajar Indonesia usia 13-15 tahun yang pernah merokok (laki-laki 57,8% dan perempuan 6,4%). Tujuan penelitian ini adalah menganalisis asosiasi antara perceived behavior factors dengan intensi berhenti merokok pada remaja putra di Majalengka. Metodologi desain yang digunakan adalah cross-sectional study. Subyek penelitian adalah pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) laki-laki di Kabupaten Majalengka. Sampel diambil dengan teknik cluster dan stratified random sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Data dianalisis dengan Sequential Equation Model (SEM). Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak sekolah untuk lebih memperhatikan masalah merokok pada remaja terutama di lingkungan sekolah. Bagi Perawat hendaknya melakukan penelitian dan pengembangan yang lebih dalam tentang merokok pada remaja sehingga dapat memotivasi remaja untuk berhenti merokok.
Analisis Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Majalengka dalam MPOWER sebagai Upaya Intensi Berhenti Merokok Remaja Putra Dewi, Lelin Parlina; Suryawirawan, Ade
Jurnal Kampus STIKES YPIB Majalengka Vol 8 No 2 (2020): Jurnal Kampus STIKes YPIB Majalengka
Publisher : STIKES YPIB Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Merokok merupakan perilaku yang memberikan dampak besar bukan hanya pada diri perokok tetapi juga orang di sekitarnya. Merokok tidak hanya memberikan dampak kesehatan, tetapi juga sosial budaya dan ekonomi. Berbagai upaya sudah dilakukan untuk menurunkan prevalensi perokok serta meningkatkan lingkungan bebas rokok di tempat umum. WHO dalam Framework Convention on Tobacco Control (FTCT) telah menyusun strategi untuk melakukan pengendalian epidemi tembakau. Strategi MPOWER ini berisi langkah-langkah berupa M untuk Monitor tobacco use and prevention policies, P untuk Protect people from tobacco, O untuk Offer help to quit tobacco use, W untuk Warn about the dangers of tobacco, E untuk Enforce bans on tobacco advertising, promotion and sponsorship, dan R untuk Raise taxes on tobacco. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis peran pemerintah daerah terhadap MPOWER pada intensi berhenti merokok remaja putra. Metodologi desain yang digunakan adalah kualitatif. Subyek penelitian adalah stakeholder dari instansi pemerintah yaitu dinas pendidikan, dinas kesehatan, kepala sekolah SMA/sederajat, pimpinan pondok pesantren, kantor kementerian agama Kabupaten Majalengka yang diambil secara purposive. Saran ditujukan bagi pemerintah Kabupaten Majalengka, diharapkan segera membuat draft Raperda tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) sehingga masalah rokok memiliki payung hukum yang jelas dan bagi perawat diharapkan menjadi referensi yang bernilai untuk memaksimalkan kinerja dalam menangani remaja yang merokok juga penyakit-penyakit yang ditimbulkannya.
Analisis Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Majalengka dalam MPOWER sebagai Upaya Intensi Berhenti Merokok Remaja Putra Lelin Parlina Dewi; Ade Suryawirawan
Jurnal Kampus STIKES YPIB Majalengka Vol 8 No 2 (2020): Jurnal Kampus STIKes YPIB Majalengka
Publisher : STIKES YPIB Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51997/jk.v8i2.114

Abstract

Merokok merupakan perilaku yang memberikan dampak besar bukan hanya pada diri perokok tetapi juga orang di sekitarnya. Merokok tidak hanya memberikan dampak kesehatan, tetapi juga sosial budaya dan ekonomi. Berbagai upaya sudah dilakukan untuk menurunkan prevalensi perokok serta meningkatkan lingkungan bebas rokok di tempat umum. WHO dalam Framework Convention on Tobacco Control (FTCT) telah menyusun strategi untuk melakukan pengendalian epidemi tembakau. Strategi MPOWER ini berisi langkah-langkah berupa M untuk Monitor tobacco use and prevention policies, P untuk Protect people from tobacco, O untuk Offer help to quit tobacco use, W untuk Warn about the dangers of tobacco, E untuk Enforce bans on tobacco advertising, promotion and sponsorship, dan R untuk Raise taxes on tobacco. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis peran pemerintah daerah terhadap MPOWER pada intensi berhenti merokok remaja putra. Metodologi desain yang digunakan adalah kualitatif. Subyek penelitian adalah stakeholder dari instansi pemerintah yaitu dinas pendidikan, dinas kesehatan, kepala sekolah SMA/sederajat, pimpinan pondok pesantren, kantor kementerian agama Kabupaten Majalengka yang diambil secara purposive. Saran ditujukan bagi pemerintah Kabupaten Majalengka, diharapkan segera membuat draft Raperda tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) sehingga masalah rokok memiliki payung hukum yang jelas dan bagi perawat diharapkan menjadi referensi yang bernilai untuk memaksimalkan kinerja dalam menangani remaja yang merokok juga penyakit-penyakit yang ditimbulkannya.
Perceived Behavior Factors dengan Intensi Berhenti Merokok pada Remaja Putra di Majalengka Ade Suryawirawan; Lelin Parlina Dewi
Jurnal Kampus STIKES YPIB Majalengka Vol 8 No 2 (2020): Jurnal Kampus STIKes YPIB Majalengka
Publisher : STIKES YPIB Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51997/jk.v8i2.117

Abstract

Merokok merupakan perilaku yang memberikan dampak besar bukan hanya pada diri perokok tetapi juga orang di sekitarnya. Merokok tidak hanya memberikan dampak kesehatan, tetapi juga sosial budaya dan ekonomi. Bahkan, rokok juga menjadi kajian agama khususnya Islam yang mencantumkan hukum rokok. Remaja adalah tahapan usia antara 12-18 tahun yang ditandai dengan berkembangnya tanda-tanda sekunder reproduksi. Secara psikologis, masa remaja merupakan transisi dari kanak-kanak menuju dewasa. Di masa ini, remaja mencari identitas diri dan tergantung pada pengaruh sebaya. Merokok dipandang sebagai salah satu tolak ukur kedewasaan dan simbol identitas dalam interaksi sosial dengan teman sebaya. Data nasional menyatakan bahwa usia mula- mula merokok terbanyak pada usia 15-19 tahun (43,7%), kemudian 10-14 tahun (12,2%) dan ada satu persen remaja yang mulai merokok di usia 5-9 tahun. Data dari GYTS (Global Youth Tobacco Survey) menyatakan bahwa ada 30,4% pelajar Indonesia usia 13-15 tahun yang pernah merokok (laki-laki 57,8% dan perempuan 6,4%). Tujuan penelitian ini adalah menganalisis asosiasi antara perceived behavior factors dengan intensi berhenti merokok pada remaja putra di Majalengka. Metodologi desain yang digunakan adalah cross-sectional study. Subyek penelitian adalah pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) laki-laki di Kabupaten Majalengka. Sampel diambil dengan teknik cluster dan stratified random sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Data dianalisis dengan Sequential Equation Model (SEM). Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak sekolah untuk lebih memperhatikan masalah merokok pada remaja terutama di lingkungan sekolah. Bagi Perawat hendaknya melakukan penelitian dan pengembangan yang lebih dalam tentang merokok pada remaja sehingga dapat memotivasi remaja untuk berhenti merokok.
Analisis Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Majalengka dalam MPOWER sebagai Upaya Intensi Berhenti Merokok Remaja Putra Lelin Parlina Dewi; Ade Suryawirawan
Jurnal Kampus STIKES YPIB Majalengka Vol 8 No 2 (2020): Jurnal Kampus STIKes YPIB Majalengka
Publisher : Universitas YPIB Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51997/jk.v8i2.114

Abstract

Merokok merupakan perilaku yang memberikan dampak besar bukan hanya pada diri perokok tetapi juga orang di sekitarnya. Merokok tidak hanya memberikan dampak kesehatan, tetapi juga sosial budaya dan ekonomi. Berbagai upaya sudah dilakukan untuk menurunkan prevalensi perokok serta meningkatkan lingkungan bebas rokok di tempat umum. WHO dalam Framework Convention on Tobacco Control (FTCT) telah menyusun strategi untuk melakukan pengendalian epidemi tembakau. Strategi MPOWER ini berisi langkah-langkah berupa M untuk Monitor tobacco use and prevention policies, P untuk Protect people from tobacco, O untuk Offer help to quit tobacco use, W untuk Warn about the dangers of tobacco, E untuk Enforce bans on tobacco advertising, promotion and sponsorship, dan R untuk Raise taxes on tobacco. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis peran pemerintah daerah terhadap MPOWER pada intensi berhenti merokok remaja putra. Metodologi desain yang digunakan adalah kualitatif. Subyek penelitian adalah stakeholder dari instansi pemerintah yaitu dinas pendidikan, dinas kesehatan, kepala sekolah SMA/sederajat, pimpinan pondok pesantren, kantor kementerian agama Kabupaten Majalengka yang diambil secara purposive. Saran ditujukan bagi pemerintah Kabupaten Majalengka, diharapkan segera membuat draft Raperda tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) sehingga masalah rokok memiliki payung hukum yang jelas dan bagi perawat diharapkan menjadi referensi yang bernilai untuk memaksimalkan kinerja dalam menangani remaja yang merokok juga penyakit-penyakit yang ditimbulkannya.
Perceived Behavior Factors dengan Intensi Berhenti Merokok pada Remaja Putra di Majalengka Ade Suryawirawan; Lelin Parlina Dewi
Jurnal Kampus STIKES YPIB Majalengka Vol 8 No 2 (2020): Jurnal Kampus STIKes YPIB Majalengka
Publisher : Universitas YPIB Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51997/jk.v8i2.117

Abstract

Merokok merupakan perilaku yang memberikan dampak besar bukan hanya pada diri perokok tetapi juga orang di sekitarnya. Merokok tidak hanya memberikan dampak kesehatan, tetapi juga sosial budaya dan ekonomi. Bahkan, rokok juga menjadi kajian agama khususnya Islam yang mencantumkan hukum rokok. Remaja adalah tahapan usia antara 12-18 tahun yang ditandai dengan berkembangnya tanda-tanda sekunder reproduksi. Secara psikologis, masa remaja merupakan transisi dari kanak-kanak menuju dewasa. Di masa ini, remaja mencari identitas diri dan tergantung pada pengaruh sebaya. Merokok dipandang sebagai salah satu tolak ukur kedewasaan dan simbol identitas dalam interaksi sosial dengan teman sebaya. Data nasional menyatakan bahwa usia mula- mula merokok terbanyak pada usia 15-19 tahun (43,7%), kemudian 10-14 tahun (12,2%) dan ada satu persen remaja yang mulai merokok di usia 5-9 tahun. Data dari GYTS (Global Youth Tobacco Survey) menyatakan bahwa ada 30,4% pelajar Indonesia usia 13-15 tahun yang pernah merokok (laki-laki 57,8% dan perempuan 6,4%). Tujuan penelitian ini adalah menganalisis asosiasi antara perceived behavior factors dengan intensi berhenti merokok pada remaja putra di Majalengka. Metodologi desain yang digunakan adalah cross-sectional study. Subyek penelitian adalah pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) laki-laki di Kabupaten Majalengka. Sampel diambil dengan teknik cluster dan stratified random sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Data dianalisis dengan Sequential Equation Model (SEM). Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak sekolah untuk lebih memperhatikan masalah merokok pada remaja terutama di lingkungan sekolah. Bagi Perawat hendaknya melakukan penelitian dan pengembangan yang lebih dalam tentang merokok pada remaja sehingga dapat memotivasi remaja untuk berhenti merokok.
Teori Pembangunan dalam Perspektif Ibnu Khaldun : Analisis Historis dan Implikasi Kontemporer Ade Suryawirawan; Yadi Janwari; Dedah Jubaedah
Jurnal Ekonomi, Akuntansi, dan Perpajakan Vol. 2 No. 2 (2025): Mei: Jurnal Ekonomi, Akuntansi, dan Perpajakan (JEAP)
Publisher : Asosiasi Riset Ekonomi dan Akuntansi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61132/jeap.v2i2.950

Abstract

Ibn Khaldun's thoughts, especially those presented in his work Muqaddimah, have made important contributions to understanding the dynamics of society, economy, and politics. This article comprehensively examines Ibn Khaldun's development theory with a historical approach, conceptual analysis, and reflection on the relevance of his thoughts in the modern era. Using literature study and content analysis methods, this study explores central concepts such as asabiyyah, dynasty cycle, economic productivity, and the role of the state in development. The findings show that although issued in the 14th century, Ibn Khaldun's development theory has essential similarities with contemporary development paradigms such as the importance of social capital, fiscal balance, and leadership regeneration. The theoretical implications of this study are expected to enrich the discourse on development based on ethical values ​​and social justice.
Transformasi Qris sebagai Instrumen Pembayaran Digital dalam Perspektif Ekonomi Syariah Ade Suryawirawan
Jurnal Ekonomi, Manajemen Pariwisata dan Perhotelan Vol. 4 No. 1 (2025): : Jurnal Ekonomi, Manajemen Pariwisata Dan Perhotelan
Publisher : Lembaga Pengembangan Kinerja Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jempper.v4i1.4892

Abstract

The rapid expansion of digital payment systems in Indonesia is reflected in a 198.7% increase in Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) transactions during the first quarter of 2025, involving over 53 million active users and 34 million registered merchants. This study aims to examine the integration of financial technology with Islamic economic principles and to develop a digital financial services framework based on maqashid shariah. As a modern payment instrument, digital money offers efficiency, flexibility, and robust security features. However, its implementation must adhere to Islamic legal principles, particularly by avoiding riba (usury), gharar (uncertainty), and other prohibited elements. Fatwas issued by the National Sharia Council of the Indonesian Ulema Council (DSN-MUI) serve as fundamental references to ensure the sharia compliance of digital financial transactions. Contracts such as mudharabah, musyarakah, and wakalah are frequently employed in Islamic fintech to maintain alignment with Islamic legal norms. This research adopts a qualitative descriptive approach, utilizing data from academic literature, Islamic finance sources, and regulatory documents related to digital payment systems. The findings emphasize QRIS’s substantial role in advancing Islamic financial inclusion, enhancing transaction security, and broadening public access to sharia-compliant financial services. This study contributes to the ongoing discourse on fostering an equitable, ethical, and competitive digital financial ecosystem grounded in maqashid shariah principles.
Pemikiran Ekonomi Syariah dan Prinsip - Prinsip Hukum dalam Penerapan Akad Mudharabah Muqayyadah Ade Suryawirawan; Ahmad Hasan Ridwan
Jurnal Bisnis, Ekonomi Syariah, dan Pajak Vol. 2 No. 3 (2025): September : Jurnal Bisnis, Ekonomi Syariah, dan Pajak (JBEP)
Publisher : Asosiasi Riset Ekonomi dan Akuntansi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61132/jbep.v2i3.1462

Abstract

This study examines the philosophy of Islamic economics and the legal principles underlying the implementation of the mudharabah muqayyadah contract in Islamic financial institutions. The mudharabah muqayyadah contract is a form of partnership contract involving the shahibul maal (capital owner) and mudharib (business manager), with provisions limited to a certain scope, so that the implementation of this contract must be based on sharia principles that regulate all forms of financial transactions. This study focuses on how ethical values in Islam are integrated with the legal principles of sharia contracts, particularly in maintaining fair relations between the two parties. Through a normative qualitative approach, data were collected from classical and contemporary literature as well as regulations applicable in the Islamic financial sector. The results show that the mudharabah muqayyadah contract is a manifestation of maqashid al-shariah in economic practice, which aims to safeguard assets, uphold justice, and create balance in economic transactions. The legal principles applied in this contract include freedom of contract, good faith, and fairness, which serve to ensure transparency, accountability, and justice between the parties involved. However, the biggest challenges in implementing the mudharabah muqayyadah contract are the aspects of supervision and compliance with sharia principles, as well as technical practices that are often influenced by conventional systems. Therefore, this study recommends the need to strengthen education on sharia philosophy for practitioners in the Islamic financial sector, as well as the need for regulatory harmonization to ensure the fair implementation of the contract, in accordance with the transcendental values taught in Islam. Furthermore, harmonization of regulations governing the mudharabah muqayyadah contract is also crucial to create uniformity in practice across Islamic financial institutions. Clear and firm regulations will reduce the potential for misinterpretation that can lead to bias against the interests of one party.