Tahir Kasnawi
Dosen Sosiologi Fisip Universitas Hasanuddin, Makassar

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Fungsi Lembaga Sosial dalam Perlindungan Sosial Anak yang Membutuhkan Perlindungan Khusus (Studi Kasus Rumah Perlindungan Sosial Anak “Turikale” Kota Makassar) Akmal Achmad Sulawanta; Tahir Kasnawi; Hasbi Hasbi
Hasanuddin Journal of Sociology VOLUME 1, ISSUE 1, 2019
Publisher : Department of Sociology Faculty of Social and Political Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31947/hjs.v1i1.6929

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) fungsi dan potensi RPSA “Turikale” Kota Makassar dalam melakukan pembinaan dan menjadi agen penanganan AMPK yang ada di kota Makassar, (2) Bentuk tahapan pelayanan, strategi, serta fungsi dari setiap tahapan pelayanan anak yang ada di RPSA dikaitkan dengan prosedur dan etika dalam dunia pekerjaan sosial, (3) hal-hal yang mendukung dan menghambat proses pelayanan yang dilakukan petugas/pekerja sosial yang ada di RPSA. Penelitian ini dilakukan Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA) “Turikale” Kota Makassar. Metode yang digunakan adalah kualitatif melalui wawancara mendalam yang dilakukan bersamaan dengan observasi partisipasi serta mempelajari dokumentasi untuk melengkapi hasil wawancara dan observasi. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah pengelola RPSA (pengurus//pekerja sosial) serta anak yang mendapatkan pelayanan di RPSA. Sedangkan sumber data sekunder adalah dokumen RPSA seperti panduan kerja, data kasus yang telah ditangani serta laporan sosial dari hasil pelayanan yang dilakukan. Analisis data dalam penelitian ini dengan menganalisa, menyajikan serta menyimpulkan data sebagai hasil temuan penelitian. Hasil penelitian menemukan bahwa (1) ada dua fungsi utama dalam pelayanan yang dilakukan di RPSA “Turikale” yaitu fungsi temporary shelter (penampungan sementara) dan fungsi protection home (rumah perlindungan) serta fungsi lain diluar fungsi utama sebagai motivator, fasilitator dan mediator yang berjalan seiring fungsi utama yang sudah ada (2), dalam proses pelayanan yang dilakukan terdapar prosedur dan tahapan-tahapan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan yang dinginkan (3), adanya hal-hal yang mendukung seperti anggaran, pekerja sosial dan patisipasi aktif dari penerima layanan, selain itu juga terdapat hal-hal yang menghambat dalam proses pelayanan seperti keterbatasan sarana dan prasarana yang ada serta keterbatasan anggaran dalam proses pelayanan dan pembinaan yang dilakukan.
Modal Sosial Petani dalam Peningkatan Produktifitas Pertanian di Kelurahan Biraeng Kecamatan Minasate’ne Kabupaten Pangkep Besse Wulandari Aziz; Tahir Kasnawi; Sakaria Sakaria
Hasanuddin Journal of Sociology VOLUME 1, ISSUE 1, 2019
Publisher : Department of Sociology Faculty of Social and Political Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31947/hjs.v1i1.6935

Abstract

Modal sosial sangat berperan penting dalam peningkatan produktifitas pertanian. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui danHASANUDDIN JOURNAL OF SOCIOLOGY67mendeskripsikan potensi modal sosial dan konstribusi modal sosial petanidalam meningkatkan produktivitas pertanian di Kelurahan BiraengKecamatan Minasate’ne Kabupaten Pangkep. Adapun penelitian inimerupakan gabungan antara kuantitatif dan kualitatif. Teknikpengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, kuesioner, wawancara,kajian pustaka dan dukumentasi. Teknik analisis data berbentuk dataprimer dengan menggunakan strategi tiangulasi konkuren. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa potensi modal sosial petani Kelurahan Biraeng tinggi.Hal ini di uraian dari tiga variabel bebas yakni variabel kepercayaan (trust)ditunjukkan dengan kelompok tani dapat mempermudah urusan sebesar66,00 %, variabel jaringan yang ditunjukkan dengan meluangkan waktuberinteraksi dengan organisasi (kelompok tani) sebesar 72,00 %, danvariabel norma sosial yang ditunjukkan dengan adanya kedisplinan dalammembayar pinjaman sebesar 82,00 %. Artinya, kepercayaan, jaringan, dannorma sosial yang merupakan bagian dari modal sosial petani sebesar satusatuan akan meningkatkan produktivitas pertanian sebesar satu satuanpula, begitu juga sebaliknya. Sehingga dengan kepercayaan yang baikantar petani dan unsur-unsur yang ada dalam masyarakat, serta tidakterlepas dari nilai-nilai dan norma sosial yang sudah diyakini sebagaiaturan yang mengikat dan mengatur tatanan hidup bermasyarakat. Hasilpenelitian ini juga menunjukkan bahwa modal sosial petani berpengaruhpositif terhadap produktivitas pertanian di Kelurahan Biraeng yangditunjukkan oleh T Statistik = 2,2823 > t – Tabel = 2,01290.