Junende Rahmawati
Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KEBERADAAN MASYARAKAT KEREK SEBAGAI PENGHASIL KAIN TENUN GEDOG TUBAN Junende Rahmawati; Guntur Guntur
Ornamen Vol 15, No 2 (2018)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3136.957 KB) | DOI: 10.33153/ornamen.v15i2.2564

Abstract

Masyarakat Kerek adalah penghasil tenun gedog khas Tuban. Keberadaannya merupakan kunci dari keberhasilan kebudayaan bertenun dan berswasembada sandang tradisional di Tuban. Bagaimana keberadaan masyarakat Kerek sebagai penghasil kain tenun gedog Tuban?. Melalui metode etnografi dan pendekatan antropologi akan menemukan data yang terkait dengan keberadaan masyarakat Kerek dengan analisis deskriptif. Sejarah mengungkapkan perjalanan kronologi masyarakat jaman dahulu hingga saat ini. Masyarakat sebagai pelaku akan memberikan data berdasarkan sudut pandangnya sebagai pemilik kebudayaan (emik). Lingkungan sekitar sebagai batas area atau wilayah sebagai lokasi kebudayaan masyarakat, yaitu Kecamatan Kerek. Mengungkap perjalanan sejarah, kondisi masyarakat, dan kondisi lingkungan akan mengetahui keberadaan ayarakat sebagai penghasil kain tenun gedog Tuban.Kata kunci: sejarah, masyarakat, lingkungan, keberadaan.ABSTRACTThe community of Kerek is a producer of Tuban weed gedog. Its existence is the key to the success of traditional weaving and self-sufficient culture in Tuban. How the existence of Kerek community as a producer of Tuban gedog fabric?. Through ethnographic methods and anthropological approach will find data related to the existence of Kerek society with descriptive analysis. History reveals the chronological journey of ancient society to this day. The community as the perpetrator will provide data based on his point of view as the owner of culture (emik). The surrounding environment as a boundary area or region as a cultural location of the community, namely District Kerek. Revealing the history, society conditions, and environmental conditions will know the existence of a community as a producer of Tuban gedog fabric.Keywords: history, society, environment, existence
TECHNICAL KNOWLEDGE OF CREATING STEADY INLAY SHAPES IN SHADOW PUPPETS FOR BEGINNER INLAYS Rahmawati, Junende
Runtas : Journal Of Arts And Culture Vol. 2 No. 2 (2024)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research aims to provide technical knowledge for parchment inlay to beginner inlays to produce steady inlay, which means constant or consistent. Through qualitative research with artistic research methods that discuss practice-based research that produces technical knowledge and understanding of inlays to produce inlays that are considered good. It is hoped that the technical knowledge of creating steady inlays that novice inlays pay attention to will provide clues that there are several things that need to be considered apart from continuous practice. It should be noted that the inlay results in the form of shadow puppets greatly influence the quality of beauty and aura of the puppet characters created. Apart from that, a good inlay will make the stitching process menyungging.
Penciptaan Karya Tatah Timbul pada Kulit Nabati dengan Konsep Nusantara Rohmad Eko Priyono; Junende Rahmawati
DESKOVI : Art and Design Journal Vol. 8 No. 1 (2025): Vol. 8 No.1 JUNI 2025
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/deskovi.v8i1.16889

Abstract

Penelitian karya seni kriya kulit yang mengutamakan keterampilan tangan (handicraft) dengan memperhatikan nilai estetika dan fungsionalitas.Seni kriya memiliki akar dalam tradisi lokal yang diwariskan secara turun-temurun, dan biasanya mencerminkan identitas budaya suatu masyarakat. Sebagai perpaduan antara seni dan keterampilan, seni kriya tidak hanya memiliki nilai seni tetapi juga bisa mengangkat nilai budaya yang ada di Indonesia, karena banyak produk seni kriya yang dipasarkan sebagai barang konsumsi atau suvenir. Kulit menghadirkan sesuatu yang dapat digunakan sebagai alternatif bahan berkesenian, keunggulan dari tatah timbul adalah adanya verifikasi ornamen yang bisa dikembangkan sedemikian rupa, kulit juga menawarkan susunan kepadatan yang unik. Selain itu, kulit memiliki kemampuan bahan yang berada ditengah kayu dan kain. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penciptaan kriya adalah metode penelitian kualitatif meliputi studi observasi, studi pustaka, dan dokumentasi. Pada penelitian ini pengetahuan sebagai keterampilan yang dapat kita sebut sebagai teknik tentang-mengetahui membuat, bagaimana bertindak, bagaimana melaksanakan. Karya seni kriya dengan teknik tatah timbul memakai kulit nabati ketebalan 2,3 mm dengan mengangkat konsep nusantara seperti motif kawung, motif parang, dan tokoh pewayangan, dan beberapa motif tradisional Indonesia lainnya. Karya tatah timbul yang dijadikan sebuah teknik penciptaan mengambil konsep Nusantara sebagai ide utama dalam pembuatan sebuah karya. Penciptaan karya ini menunjukan kreativitas dan inovasi produk kulit dengan teknik tatah timbul, konsep Nusantara sendiri diambil oleh peneliti dengan tujuan selain upaya pelestarian, tetapi juga menjadi upaya respon dari kebutuhan Masyarakat terhadap produk fungsional tas kulit tatah timbul yang terus berubah. Dengan adanya karya ini penulis berharap bisa ikut dalam melestarikan budaya di Indonesia lewat karya yang sudah diciptakan dan bisa mengenalkan budaya Indonesia kekancah Internasional, penulis juga berharap Kerajinan kulit di Indonesia semakin maju dan berkembang dan melahirkan karya-karya inovasi sesuai dengan perkembangan zaman.
Karya Tatah Sungging Non Wayang Produk Aksesori Kulitan Tari Gagrak Yogyakarta Rohmad Eko Priyono; Junende Rahmawati
Ornamen Vol. 22 No. 1 (2025): Juni
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/ornamen.v22i1.7017

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengenalkan tatah sungging pada produk non wayang seperti aksesori kulitan tari. Teknik tatah sungging ini dikerjakan pada aksesori tari dengan tatahan bubukan, langgatan, semut dulur, mas-masan, dan juga dibagian jamang sebagian menggunakan patran. Teknik sunggingan pada produk non wayang untuk garak Yogyakarta hanya disungging warna emas dapat menggunakan brom atau prodo mas. Produk-produk tatah sungging non wayang dikerjakan dengan handmade memperhatikan nilai estetika dan fungsionalitas. Melalui penelitian kualitataif dengan metode penelitian artistic yang membahas tentang penelitian berbasis praktik yang menghasilkan pengetahuan dan pemahaman teknis tatah sungging diterapkan pada media kulit perkamen dan disungging hanya menggunakan satu warna emas memakai brom atau prodo mas, yang belum banyak diterapkan pada. Identitas produk tatah sungging non wayang ini tidak hanya dari segi teknis penciptaannya, namun juga bentuk tatahan dan sunggingan yang mengangkat gagrak Yogyakarta sebagai ide penelitian.
Inovasi Seni Tatah Timbul Kulit Sapi Pada Produk Fungsional di UMKM Geoge Leather Yogyakarta Priyono, Rohmad Eko; Novilasari, Ima; Rahmawati, Junende
Corak Vol 14, No 1 (2025): Corak : Jurnal Seni Kriya
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/corak.v14i1.14757

Abstract

This research aims to raise the embossed inlay technique applied to functional products made by Geoge Leather Yogyakarta MSMEs. The embossed inlayment technique produced by Geoge Leather Yogyakarta MSME products is one of the innovative products that is the hallmark of the Geoge Leather Yogyakarta Brand DNA. Embossed inlaid products as one of the leather craft arts prioritize hand skills (handicraft) by paying attention to aesthetic and functional values. Through qualitative research with artistic research methods that discuss practice-based research that produces knowledge and technical understanding of embossed inlays applied to plant-based tanned leather media that has not been widely applied to leather industry products that produce bags, shoes, jackets, etc. The identity of Geoge Leather products is not only in terms of technical creation, but also motif designs that raise the local wisdom of the archipelago's culture such as puppets, batik, dance visuals, and so on as part of product innovation that becomes the identity or Brand DNA of the UMKM.ABSTRAKPenelitian ini bertujuan mengangkat teknik tatah timbul yang diterapkan pada produk fungsional karya UMKM Geoge Leather Yogyakarta. Teknik tatah timbul hasil produk UMKM Geoge Leather Yogyakarta sebagai salah satu produk inovasi yang menjadi ciri khas dari Brand DNA Geoge Leather Yogyakarta. Produk-produk tatah timbul sebagai salah satu karya seni kriya kulit mengutamakan keterampilan tangan (handicraft) dengan memperhatikan nilai estetika dan fungsionalitas. Melalui penelitian kualitataif dengan metode penelitian artistic yang membahas tentang penelitian berbasis praktik yang menghasilkan pengetahuan dan pemahaman teknis tatah timbul diterapkan pada media kulit samak nabati yang belum banyak diterapkan pada produk industry kulit penghasil tas, sepatu, jaket, dsb. Identitas produk Geoge Leather tidak hanya dari segi teknis penciptaannya, namun juga desain motif yang mengangkat kearifan lokal budaya Nusantara seperti wayang, batik, visual tarian, dan lain sebagainya sebagai bagian dari inovasi produk yang menjadi identitas atau Brand DNA UMKM tersebut.