M Yusuf Arifin
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENYERAPAN SENYAWA MERKURI (Hg) DI KARAMBA JARING APUNG OLEH TANAMAN AZOLLA DENGAN KEPADATAN BERBEDA M Yusuf Arifin; Misryadi Akbar Goang
Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau Vol 3, No 1 (2018): April
Publisher : Universitas Batangahari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.241 KB) | DOI: 10.33087/akuakultur.v3i1.30

Abstract

Potential content of Hg content in waters has exceeded the standard quality standard that can thwart the fish farming activities. For further research of Hg analysis on water and meat of catfish at KJA Danau Sipin in 2016, research with model looking for solution to solve contamination of mercury (Hg) content in water and catfish meat (Pangasionodon hypopthalmus) with technical use of azolla (azolla microphilla) as phytoremediation to decrease Hg of water to prevent Hg from entering fish body. The research activities will be conducted month (July - September 2017) covering the preparation, implementation of research, and data analysis. Research conducted around KJA fish cultivation in the waters of Sipin Lake Jambi. The design of this research is Completely Randomized Design with azolla density level as treatment. The results of the analysis and observation show that the azolla density gives no significant effect on the content of mercury (Hg) in water, fish meat and Azolla plant. The higher the density of the azolla plant will be the higher the mercury absorbed and further impact on the decrease of Hg levels in the water. Keyword : Absorption, Mercury, Azolla, KJA ABSTRAKPotensi kandungan kandungan Hg pada perairan telah melebihi dari standar baku mutu yang dapat menggagalkan kegiatan budidaya ikan. Untuk penelitian lanjutan dari analisis Hg pada air dan daging ikan patin di KJA Danau Sipin tahun 2016, dilakukan penelitian dengan model  mencari solusi mengatasi pencemaran kandungan merkuri (Hg) pada air dan daging ikan patin (Pangasionodon hypopthalmus) dengan teknis pemanfaatan  azolla (azolla microphilla) sebagai  fitoremediasi untuk penurunan Hg air guna mencegah Hg masuk kedalam tubuh ikan. Kegiatan penelitian akan dilaksanakan bulan (Juli - September 2017) yang meliputi persiapan, pelaksanaan penelitian, dan analisis data. Penelitian dilaksanakan disekitar KJA budidaya ikan  di perairan danau Sipin Kota Jambi. Rancangan penelitian yang digunakan ini adalah Rancangan Acak Lengkap dengan tingkat kepadatan azolla sebagai perlakuan. Hasil analisis dan pengamatan menunjukkan bahwa kepadatan azolla memberikan pengaruh berbeda tidak nyata tehadap kandungan merkuri (Hg) didalam air, daging ikan dan tumbuhan Azolla. Semakin tinggi tingkat kepadatan tanaman azolla akan semakin tinggi merkuri yang diserap dan selanjutnya berdampak terhadap penurunan kadar Hg didalam air. Keyword :  Penyerapan, Merkuri, Azolla, KJA
PERBEDAAN WAKTU PEMELIHARAAN TELUR DAN LARVA OLEH INDUK JANTAN TERHADAP DAYA TETAS DAN KELANGSUNGAN HIDUP LARVA IKAN CUPANG (Betta splendens) M Fauzan; Muhammad Sugihartono; M Yusuf Arifin
Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau Vol 3, No 2 (2018): Oktober
Publisher : Universitas Batangahari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.345 KB) | DOI: 10.33087/akuakultur.v3i2.40

Abstract

Ornamental fish is a type of fish that lives in both fresh and sea water which has attractive and beautiful body shapes or colors. One type of ornamental fish with its own uniqueness compared to other ornamental fish is Betta fish (B. splendens.). As an alternative, the test was carried out for a long time the male parent who cared for larvae at different times on the effect of survival of betta fish larvae on the type of plaque (B. splendens). The parent used in this study is a parent of 4 months old which is prepared as many as 1 pair / container of maintenance and in total there are 12 pairs. The research container used in this study was an aquarium with a water level of 10 cm, 12 pieces. Each container is labeled according to randomization and is equipped with aeration with a small pressure. The water used in this study is water originating from excavated wells. Before use water is first deposited to remove sedimentation. For the best treatment, the highest survival rate of betta (B. splendens) larvae was found in treatment A, which was 11.56%, followed by treatment B (8.44%), then treatment C (7.51%) and treatment D (4.81%). The highest absolute length growth is found in treatment D, which is equal to 14.33 mm, followed by treatment C (14.00 mm), then treatment B (12.83 mm) and treatment A (11.17 mm).Keywords: Plaque Betta Fish, Maintenance Length by Male Parent, Survival, Growth, Water Quality.AbstrakIkan hias merupakan jenis ikan yang hidup di air tawar maupun laut yang mempunyai bentuk atau warna tubuh menarik dan indah. Salah satu jenis ikan hias dengan keunikan tersendiri dibandingkan ikan hias lainnya adalah ikan cupang (B. splendens.). Sebagai alternatif uji yang dilakukan adalah lama induk jantan yang mengasuh larva dengan waktu yang berbeda terhadap pengaruh kelangsungan hidup larva ikan cupang jenis plakat (B.  splendens).Induk yang digunakan dalam penelitian ini adalah induk yang berumur 4 bulan yang di persiapkan sebanyak 1 pasang / wadah pemeliharaan dan secara total berjumlah 12 pasang.Wadah penelitian yang digunakan dalampenelitian ini adalah akuarium dengan ketinggian air 10 cm, sebanyak 12 buah. Masing-masing wadah diberi label sesuai dengan pengacakan dan dilengkapi aerasi dengan tekanan yang kecil. Air yang digunakan dalam penelitian ini adalah air yang berasal dari sumur galian. Sebelum digunakan air terlebih dahulu diendapkan untuk menghilangkan sedimentasi. Untuk perlakuan yang terbaik menunjukkan bahwa tingkat kelangsungan hidup larva ikan cupang (B. splendens) tertinggi terdapat pada perlakuan A yaitu sebesar 11,56% selanjutnya diikuti perlakuan B (8,44%), kemudian perlakuan C (7,51%) dan perlakuan  D (4,81%). Pertumbuhan panjang mutlak tertinggi terdapat pada perlakuan D yaitu sebesar 14,33 mm selanjutnya diikuti oleh perlakuan C (14,00 mm), kemudian perlakuan B (12,83 mm) dan perlakuan  A (11,17 mm).Kata Kunci :Ikan cupang Plakat, Lama Waktu Pemeliharaan Oleh Induk Jantan, Kelangsungan Hidup, Pertumbuhan, Kualitas air.
ANALISIS KANDUNGAN MERKURI (Hg) PADA AIR DAN DAGING IKAN PATIN SIAM (Pangasius hypopthalmus) Di KJA DANAU SIPIN JAMBI Syahrizal Syahrizal; M Yusuf Arifin
Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau Vol 2, No 1 (2017): April
Publisher : Universitas Batangahari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (476.963 KB) | DOI: 10.33087/akuakultur.v2i1.13

Abstract

AbstractEnvironment Agency Jambi Province in 2014 stipulates that the Batanghari River uncategorised heavy pollution with the effluent of 0.3265 ppm. The river water flow into the Lake Sipin, so worried farmers catfish (Pangasius hypopthalmus) in the floating  nets cage on heavy metal pollution Hg when exceeding quality standards. The content of Hg was observed through the method of survey study purposive sampling with 4 stations for 3 weeks of observation with sample analysis Atomic Absorption Spectrophotometer. The observation that the accumulation of heavy metals mercury (Hg) meat catfish in the lake Sipin from 0.0930 to 0.3960 ppm. Hg content is in torelansi SNI standards for heavy metals Hg categories food fishery products including mollusks and shrimp is 1 ppm and 0.5 ppm for predatory fish. So fish farming Lake Sipin still safe for consumption humans..Hg value of water is observed from 0.0001 to 0.0009 ppm. Hg content was lower when compared to the water quality standard by the Ministry of Environment No. 51 In 2004 the threshold value for the biota is 0.001 mg / l (ppm). Then the category of heavy metal content of Hg in the waters of Lake Sipin still at the threshold of normal. Occurrence repaired Hg waters presumably because the number found fish brooms, Hypostomus plecostomus and plant water hyacinth, Eichhornia crassipes which absorbed Hg in the waters. The state of water quality when the observation temperatures averaging 30-32 ° C, pH 6.6 to 7.4 and DO 7.0 to 8.4 ppm. The range of this parameter is feasible for the cultivation of catfish (Pangasius Hyphopthalmus), as it supports the growth and survival.Keywords: Bioaccumulation Hg, Lake Sipin, catfish AbstrakBadan Lingkungan Hidup Provinsi Jambi pada tahun 2014 menetapkan bahwa Sungai Batanghari  dikategorikan tercemari berat dengan limbah 0,3265 ppm. Air sungai ini mengalir ke Danau Sipin, sehingga para petani ikan patin (Pangasius hypopthalmus) di KJA kawatir terjadi pencemaran logam berat Hg melebihi standar. Kandungan Hg diamati melalui metode studi survei purposive sampling dengan 4 stasiun selama 3 minggu pengamatan sampel dengan analisis Spektrofotometer Serapan Atom. Hasil pengamatan terhadap akumulasi logam merkuri (Hg) pada  ikan patin di Danau Sipin dari 0,0930 sampai 0,3960 ppm. Katagori kandungan Hg yang bisa di torelansi menurut standar  SNI untuk produksi pangan perikanan termasuk moluska dan udang adalah 1 ppm dan 0,5 ppm untuk ikan predator. Jadi budidaya ikan Danau Sipin masih aman untuk dikonsumsi manusia. Nilai Hg airnya dari 0,0001 sampai 0,0009 ppm. Kandungan Hg ini lebih rendah bila dibandingkan dengan standar kualitas air oleh Kementerian Lingkungan Hidup No. 51 Pada tahun 2004 nilai ambang untuk biota adalah 0,001 mg / l (ppm). Kemudian kategori kandungan logam berat Hg di perairan Danau Sipin masih di ambang normal. Terjadinya perbaikan Hg air diduga karena ditemukan sejumlah ikan sapu-sapu, Hypostomus plecostomus dan tanaman eceng gondok, Eichhornia crassipes yang dapat menyerap Hg di perairan. Keadaan kualitas air pengamatan berupa  suhu  rata-rata 30-32 ° C, pH 6,6 sampai 7,4 dan DO 7,0 sampai 8,4 ppm. Kisaran parameter ini layak untuk budidaya ikan patin (Pangasius Hyphopthalmus), karena mendukung untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup.Kata kunci: Bioakumulasi Hg, Danau Sipin, ikan patin
PENGARUH TUMBUHAN AZOLLA (Azolla microphylla) TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP IKAN PATIN (Pangasianodon hypophthalmus) Yustika Anggraini; Syahrizal Syahrizal; M Yusuf Arifin
Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau Vol 2, No 2 (2017): Oktober
Publisher : Universitas Batangahari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.591 KB) | DOI: 10.33087/akuakultur.v2i2.18

Abstract

Azolla (Azolla microphylla) aquatic plants can be used as a natural feed or as a source of artificial feed ingredients (pellets) of fish. In addition to Azolla plant as a fish feed, Azolla plant grown in fish maintenance water media can help improve water quality, because it can function as phytoremediation. The aim of this research is to see the influence of Azolla (Azolla microphylla) plant to survival rate on siamese catfish (Pangasianodon hypophthalmus) fish. The method used in this research is complete randomized design with 4 treatments and 3 replications. Treatment A. Without Azolla microphylla (control), B.Azolla microphylla treatment of 150 g / m2, Treatment C. Azolla. microphylla as much as 250 grams / m2, and D.Azolla microphylla as much as 350 grams / m2. The survival of the best catfish P1 54,20%, consecutive P2 28,30, P3 26,70 and P0 22,50. Initial ammonia concentration 0.33 mg / l after experiments P0 0.34, P1 0.27, P2 0.27 and P3 0.24 with correction factors P1 0.443, P2 435 and P3 0.541. The association of Azolla count toward survival of fish gave no significant correlation to survival R = 0.017, whereas the relation of the amount of azolla to ammonia correlated significantly R = 0.903. The best density of Azolla 350 gram / m2 plant on water surface media that can function as phytoremediation to absorb the remnants of fish and fish waste, so as to improve the water quality factor and at the same time can increase the growth of Siamese (Pangasianodon hypophthalmus) fish biomass and affect the production of Azolla biomass.Keywords: phytoremediation, azolla, catfishTumbuhan air Azolla (Azolla microphylla) dapat dijadikan pakan alami  atau sebagai salah satu sumber bahan pakan buatan (pellet) ikan. Selain tumbuhan Azolla sebagai pakan ikan, Azolla yang ditanam dalam media air pemeliharaan ikan dapat membantu memperbaiki kualitas air, karena dapat berfungsi sebagai fitoremediasi. Penelitian yang dilakukan bertujuan melihat efektifitas tumbuhan  Azolla (Azolla microphylla) sebagai fitoremediasi  pada media pemeliharaan ikan patin siam  (Pangasianodon hypophthalmus) Tanpa ganti air. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan A. Tanpa Azolla microphylla (kontrol), Perlakuan B.Azolla microphylla sebanyak 150 gram/m2, Perlakuan C. Azolla. microphylla sebanyak 250 gram/m2, dan D. Azolla microphylla sebanyak 350 gram/m2. Kelangsungan hidup ikan patin terbaik P1 54,20%, berturut-turut P2 28,30, P3 26,70 dan P0 22,50. Konsentrasi amonia awal 0.33 mg/l setelah percobaan P0 0,34, P1 0,27, P2 0,27 dan P3 0,24 dengan Faktor Koreksi P1 0,443, P2 435 dan P3 0,541. Hubungan jumlah Azolla terhadap kelangsungan hidup ikan memberikan korelasi tidak nyata bagi kelangsungan hidup R = 0,017, sedangkan hubungan jumlah azolla terhadap ammonia berkorelasi secara nyata R = 0,903. Kepadatan tanaman Azolla 350 gram/m2 terbaik pada permukaan air media  yang dapat berfungsi sebagai fitoremediasi menyerap sisa pakan dan kotoran ikan, sehingga dapat memperbaiki faktor kualitas air dan sekaligus dapat meningkat pertumbuhan biomassa ikan patin siam dan mempengaruhi produksi biomass Azolla.Kata Kunci: Fitoremediasi, azolla, ikan patin
TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN BETOK ( Anabas testudineus, Bloch) YANG DIPELIHARA DALAM WADAH MENGGUNAKAN SHELLTER DAN TANPA SHELLTER Randi Febriansyah; Muhammad Sugihartono; M Yusuf Arifin
Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau Vol 4, No 2 (2019): Oktober
Publisher : Universitas Batangahari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.708 KB) | DOI: 10.33087/akuakultur.v4i2.54

Abstract

Climbing Perch (Testudineus Anabas, Bloch) are Indonesian native fish that live in freshwater and brackish habitats, these Climbing Perch (A. testudineus, Bloch) have a high economic value not only in the form of live fish as consumption purposes, these fish are in the form processed also has a high selling price on the market. The purpose of this study was to determine the growth and survival rates of Climbing Perch Seeds (A. testudineus, Bloch) which were maintained in containers using shellter and without shellter. This study uses 2 different treatments, namely using shellter and without shellter. The seeds of Climbing Perch are then spread into an aquarium with a volume of 54 liters with a density of 3 fish / liter Climbing Perch. The results showed that the maintenance of Climbing Perch using shellter gave the best growth rate and survival of Climbing Perch.Keywords: Climbing Perch, Shellter Technology, Survival, Water QualityAbstrakIkan betok (Anabas Testudineus, Bloch) merupakan ikan asli Indonesia yang hidup pada habitat perairan tawar dan payau, Ikan betok (A. testudineus, Bloch) ini mempunyai nilai ekonomis yang tinggi tidak hanya dalam bentuk ikan hidup sebagai tujuan konsumsi, ikan ini dalam bentuk olahan juga memiliki harga jual yang tinggi di pasar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kelangsungan hidup Benih Ikan Betok (A. testudineus, Bloch) yang dipelihara dalam wadah menggunakan shellter dan tanpa shellter. Penelitian ini menggunakan 2 perlakuan yang berbeda yaitu menggunakan shellter dan tanpa shellter. Benih ikan betok kemudian ditebarkan kedalam akuarium dengan volume sebanyak 54 liter dengan kepadatan benih ikan betok 3 ekor/liter. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemeliharaan benih ikan betok menggunakan shellter memberikan tingkat kelangsungan hidup benih ikan betok terbaik.Kata Kunci : Benih Betok, Teknologi Shellter, Kelangsungan Hidup, Kualitas Air
KUALITAS AIR DAN KELANGSUNGAN HIDUP UDANG KETAK (Harpiosquilla raphidea) YANG DIPELIHARA PADA WADAH SUBSTRAT DAN TANPA SUBSTRAT M Yusuf Arifin; Muhammad Sugihartono
Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau Vol 2, No 1 (2017): April
Publisher : Universitas Batangahari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (569.26 KB) | DOI: 10.33087/akuakultur.v2i1.14

Abstract

AbstractThe high mortality of shrimp ketak (Harpiosquilla raphidea) in a temporary shelter is causing the low number of stays to be shrimp exports, while demand for the export market demand for the availability of an individual shrimp (Harpiosquilla raphidea) in living conditions. The main factors affecting the lingkugan factor is primarily the quality of the water. Therefore it needs an appropriate technology in order to maintain the water quality conditions of the media during the quarantine process prior to the shrimp for sale. This research was conducted for 30 days with the treatment that is the giving of the substrate on the bottom of the container in the form of active charcoal, and without granting the substrate (control). The observed water quality parameters i.e., NH3, pH, temperature, DO, Nitrite and nitrate. Water quality parameter measurements performed on the 0, 10, 20 and 30 days, while the Survival rate figure is calculated at the end of the study. The results showed that the water quality conditions and the survival rate is best found on the substrate active charcoal granting preferential treatment. Conclusion of this research is the awarding of the substrate to the active charcoal on the bottom of the container maintenance shrimp ketak (Harpiosquilla raphidea) was able to maintain water quality and produce the survival rate of 89%.Keywords:, prawns, Harpiosquilla,, substrate, water quality, SR. AbstrakTingginya kematian udang ketak (Harpiosquilla raphidea) di tempat penampungan sementara menyebabkan rendahnya jumlah udang ketak yang akan di ekspor, sementara permintaan pasar ekspor menuntut untuk tersedianya udang ketak (Harpiosquilla raphidea) dalam kondisi hidup. Faktor utama yang mempengaruhi adalah factor lingkugan terutama kualitas air. Oleh karena itu dibutuhkan teknologi yang tepat guna mempertahankan kondisi kualitas air media selama berlangsungnya proses karantina sebelum udang dijual. Penelitian ini dilakukan selama 30 hari dengan perlakuan yaitu pemberian substrat pada bagian dasar wadah pemeliharan berupa arang aktif, dan tanpa pemberian substrat (kontrol). Parameter kualitas air yang diamati yaitu NH3, pH, suhu, DO, Nitrit dan Nitrat. Pengukuran parameter kualitas air dilakukan pada hari ke-0, 10, 20 dan hari ke-30, sedangkan angka Survival rate dihitung pada akhir penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi kualitas air dan tingkat kelangsungan hidup terbaik terdapat pada perlakuan pemberian substrat arang aktif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian substrat arang aktif pada bagian dasar wadah pemeliharaan udang ketak (Harpiosquilla raphidea) mampu mempertahankan kualitas air dan menghasilkan tingkat kelangsungan hidup sebesar 89%.Kata kunci:, Udang, Harpiosquilla,, Substrat, Kualitas air, SR
PENGARUH AZOLLA (Azolla microphylla) TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN PATIN SIAM (Pangasianodon hypophthalmus) PADA MEDIA PEMELIHARAAN TANPA GANTI AIR Dian Rizki Putri; Syahrizal Syahrizal; M Yusuf Arifin
Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau Vol 2, No 2 (2017): Oktober
Publisher : Universitas Batangahari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.004 KB) | DOI: 10.33087/akuakultur.v2i2.19

Abstract

Azolla (Azolla microphylla) aquatic plants can be used as a natural feed or as a source of artificial feed ingredients (pellets) of fish. In addition to Azolla plant as a fish feed, Azolla plant grown in fish maintenance water media can help improve water quality, because it can function as phytoremediation. The aim of this research is to see the influence of Azolla (Azolla microphylla) plant to growth of siamese catfish (Pangasianodon hypophthalmus) fish without any change of water. The method used in this research is complete randomized design with 4 treatments and 3 replications. Treatment A. Without Azolla microphylla (control), B.Azolla microphylla treatment of 150 g / m2, Treatment C. Azolla. microphylla as much as 250 grams / m2, and D.Azolla microphylla as much as 350 grams / m2. The result of Azolla plant with 150 gram / m2 is the best absolute growth of P1 1.7 gram / head patish, followed by P2 1,6, P3 1,00 and P0 0,93 gram / ekor. The association of Azolla count toward growth  of fish gave no significant correlation to growth R = 0.073, whereas the relation of the amount of azolla to ammonia correlated significantly R = 0.903. The best density of Azolla 350 gram / m2 plant on water surface media that can function as phytoremediation to absorb the remnants of fish and fish waste, so as to improve the water quality factor and at the same time can increase the growth of Siamese (Pangasianodon hypophthalmus) fish biomass and affect the production of Azolla biomass.Keywords: Phytoremediation, azolla, catfishTumbuhan air Azolla (Azolla microphylla) dapat dijadikan pakan alami  atau sebagai salah satu sumber bahan pakan buatan (pellet) ikan. Selain tumbuhan Azolla sebagai pakan ikan, Azolla yang ditanam dalam media air pemeliharaan ikan dapat membantu memperbaiki kualitas air, karena dapat berfungsi sebagai fitoremediasi. Penelitian yang dilakukan bertujuan melihat pengaruh tumbuhan  Azolla (Azolla microphylla) terhadap pertumbuhan ikan patin siam  pada media pemeliharaan tanpa ganti air. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah  rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan A Tanpa Azolla microphylla (kontrol), Perlakuan B.Azolla microphylla sebanyak 150 gram/m2, Perlakuan C. Azolla. microphylla sebanyak 250 gram/m2, dan D. Azolla microphylla sebanyak 350 gram/m2. Hasil penelitian pemberian tanaman Azolla dengan jumlah 150 gram/m2 merupakan pertumbuhan mutlak terbaik rata-tata ikan patin P1 1,7 gram/ekor, diikuti P2 1,6, P3 1,00, dan P0 0,93 gram/ekor.. Hubungan jumlah Azolla terhadap pertumbuhan ikan memberikan korelasi tidak nyata bagi pertumbuhan R = 0,073, sedangkan hubungan jumlah azolla terhadap ammonia berkorelasi secara nyata R = 0,903. Kepadatan tanaman Azolla 350 gram/m2 terbaik pada permukaan air media  yang dapat berfungsi sebagai fitoremediasi menyerap sisa pakan dan kotoran ikan, sehingga dapat memperbaiki faktor kualitas air dan sekaligus dapat meningkat pertumbuhan biomassa ikan patin siam dan mempengaruhi produksi biomass Azolla.Kata Kunci: Fitoremediasi, azolla, ikan patin