Aminuddin Syam
unhas

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

THE EFFECT OF EDUCATION THROUGH WHATSAPP ON INTAKES OF ADOLESCENT STUDENTS FACULTY OF AGRICULTURE HASANUDDIN UNIVERSITY Putri Rahmawati Nento; Rahayu Indriasari; Aminuddin Syam; Devintha Virani; Sahanti Riskiytanti
Jurnal Gizi Masyarakat Indonesia (The Journal of Indonesian Community Nutrition) Vol. 11 No. 1 (2022): Jurnal Gizi Masyarakat Indonesia Vol. 1 2022
Publisher : Departement of Nutrition, Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30597/jgmi.v11i1.19392

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Anemia merupakan keadaan rendahnya kadar hemoglobin (Hb) yang sering disebabkan oleh asupan mikronutrien yang tidak adekuat. Anemia pada remaja putri biasa disebabkan oleh rendahnya asupan sumber zat besi dan zat lainnya. Edukasi gizi adalah salah satu upaya mendasar untuk memperbaiki perilaku makan remaja. Edukasi melalui sosial media menjadi salah satu pendekatan edukasi masa kini karena banyak digunakan oleh kalangan remaja, salah satunya WhatsApp. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh edukasi anemia melalui media WhatsApp terhadap asupan zat besi, protein, dan vitamin C. Bahan dan Metode: Penelitian ini menggunakan desain pra-eksperimen dengan one group pretest posttest. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Jumlah sampel sebanyak 79 remaja mahasiswi Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin angkatan 2020. Proses edukasi dilakukan selama 4 minggu dengan membagikan materi dalam bentuk teks, poster dan video melalui grup WhatsApp. Data asupan zat besi, protein, dan vitamin C diukur menggunakan SQ-FFQ online. Data dianalisis secara bivariat menggunakan uji statistik Mc Nemar. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan terdapat perubahan frekuensi asupan zat besi (p=0,008) yang mana terjadi penurunan pada persentase responden frekuensi asupan zat besi sering. Tidak ada perubahan pada frekuensi asupan protein (p=0,109) dan vitamin C (p=1,000) serta jumlah asupan zat besi (p=1,000), protein (p=0,832) dan vitamin C (p=0,424) sebelum dan setelah diberikan edukasi melalui media WhatsApp. Kesimpulan: tidak terdapat pengaruh pada asupan zat besi, protein, dan vitamin C. Kata kunci: Anemia, Edukasi, WhatsApp, Remaja Putri, Asupan ABSTARCT Introduction: Anemia is a condition of low hemoglobin levels which is often caused by inadequate micronutrient intake. Anemia in adolescent girls is usually caused by a low intake of iron and other nutrients. Nutrition education is one of the fundamental efforts to improve the eating behavior of adolescents. Education through social media become one of the newest educational approaches because it is widely used among teenagers, one of which is WhatsApp. This study aims to determine the effect of anemia education through WhatsApp on intakes of iron, protein, and vitamin C in adolescent girls. Methods: A pre-experimental research design with one group pretest-posttest was applied. The Subject was selected by simple random sampling and conducted on 79 adolescent girl students of the Faculty of Agriculture, Hasanuddin University. The education process is four weeks long by distributing texts, posters, and videos through the WhatsApp group. The intake of iron, protein, and vitamin C was measured using an online semi quantitative-food frequency questionnaire (SQ-FFQ). All of the data were analyzed using the Mc Nemar test. Results: This study shows that there was a change in the frequency of iron intake (p=0,008), in which the frequency of iron intake decreased. There was no change in frequency of protein (p=0,109) and vitamin C (p=1,000) intake, as well as the amount of iron (p=1,000), protein (p=0,832), and vitamin C (p=0,424) intake before and after the education through WhatsApp. Conclusion: There was no effect of anemia education through WhatsApp on frequency and amount of iron, protein, and vitamin C intake. Keywords: Anemia, Education,WhatsApp, Adolescent Girl, Intakes
HUBUNGAN TINGKAT STRESS DENGAN KADAR GULA DARAH PADA POLISI YANG MENGALAMI GIZI LEBIH DI POLRESTA SIDENRENG RAPPANG adilah Fitri -; Nurhaedar Jafar; Rahayu Indriasari; Aminuddin Syam; Abdul Salam
Jurnal Gizi Masyarakat Indonesia (The Journal of Indonesian Community Nutrition) Vol. 10 No. 1 (2021): Jurnal Gizi Masyarakat Indonesia
Publisher : Departement of Nutrition, Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30597/jgmi.v10i1.20353

Abstract

Pendahuluan: Diabetes Melitus merupakan penyakit gangguan metabolisme kronis yangditandai peningkatan glukosa darah. Faktor diabetes melitus diantaranya adalahketurunan/genetik, obesitas, perubahan gaya hidup, kurangnya aktivitas fisik, dan stress. Stresmenyebabkan produksi berlebih pada kortisol. Kortisol adalah suatu hormon yang melawanefek insulin dan menyebabkan kadar gula darah tinggi.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untukmengetahui hubungan tingkat stres dengan kadar gula darah pada polisi yang mengalami gizilebih di polresta Sidenreng Rappang. Bahan dan Metode: Jenis penelitian yang digunakanadalah observasional analitik dan desain cross sectional. Untuk mendapatkan sampel gizilebih dilakukan skrinning BB dan TB. Skrinning awal berdasarkan IMT dan didapatkanpopulasi 100 orang dan sampel 50 orang. Data kadar gula darah dilakukan dengan caramengambil darah dari ujung jari menggunakan strip gula darah dan membaca hasilmenggunakan gluko meter digital (Accu-Check). Hasil: Dari sampel 50 orang polisididapatkan hasil bahwa jenis kelamin laki-laki lebih banyak mengalami gula darah tinggidengan usia dewasa tua (40-55 tahun). Orang yang mengalami hiperglikemia rata-rata kadargula darah normal sebesar 95,84 mg/dL dengan standar deviasi 11,857 mg/dL, sedangkanrata-rata kadar gula darah tinggi sebesar 151,06 mg/dL dengan standar deviasi 47,433 mg/dL.Kesimpulan: Semakin tinggi tingkat stres pada seseorang maka semakin tinggi kadar guladarah sehingga memiliki hubungan antara tingkat stres dengan kadar gula darah pada polisiyang mengalami gizi lebih. Perlu untuk diadakan tes pemeriksaan gula darah rutin minimal 1tahun sekali dan lebih mengontrol berat badan, perilaku makan, rajin berolahraga danmenghindari stres.
DESCRIPTION OF FUNCTIONAL FOOD CONSUMPTION IN PRACONSEPTIONAL WOMEN IN TAKALAR Rasni Sanusi; Veni Hadju; Djunaidi M Dachlan; Abdul Salam; Aminuddin Syam
Jurnal Gizi Masyarakat Indonesia (The Journal of Indonesian Community Nutrition) Vol. 11 No. 1 (2022): Jurnal Gizi Masyarakat Indonesia Vol. 1 2022
Publisher : Departement of Nutrition, Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30597/jgmi.v11i1.20998

Abstract

Introduction : The daily diet of preconception women can affect their nutritional status and health status. Objective: To assess the description of functional food consumption intake in preconceptional women in North Polongbangkeng District, Takalar Regency. Methods: This type of research is a descriptive study where consumption patterns are measured using the FFQ (food frequency questions) questionnaire. Functional foods are divided into seven groups, namely staple foods, animal side dishes, vegetable side dishes, vegetables, fruits, drinks and spices. Sampling used purposive sampling technique. The number of samples was 67 preconception women from North Polongbangkeng District, Takalar Regency. Results: The subjects were 67 people with the highest age being 18-25 years (62.7%), the highest length of education having graduated from high school (53.7%) with the majority of the subjects being Muslim (100%) and ethnic Makassar (98.5%) and most of the work in IRT (64.1%). Based on each functional food group the most frequently consumed were corn (14.6), fish (42.0), tempe (15.9), kale (18.2), mango (29.5), honey (8,2), shallots (44.9). Conclusion: All types of functional food that are often consumed are the types of food that are easiest to obtain around the home environment, are generally available in the market at affordable prices and have good nutritional content and bioactive compounds to maintain health and are abundant in the area. Suggestion: Increase the consumption of vegetables and fruits more and eat nutritious foods.