Devintha VIrani
unhas

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

The Relationship Between Dietary Habit And Nutrition Knowledge With The Incidence Of Chronic Energy Deficiency In Pregnant Women At Sudiang Health Care Center City Of Makassar: Hubungan antara Pola Konsumsi dan Pengetahuan Gizi dengan Kejadian Kurang Energi Kronik pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang Kota Makassar Wahyuni Nurqadriyani Bustan Uni; Abdul Salam; Nurhaedar Jafar; Devintha VIrani; Marini Amalia Mansur
Jurnal Gizi Masyarakat Indonesia (The Journal of Indonesian Community Nutrition) Vol. 10 No. 1 (2021): Jurnal Gizi Masyarakat Indonesia
Publisher : Departement of Nutrition, Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30597/jgmi.v10i1.12798

Abstract

Introduction: The maternal mortality can be caused by one of the indirect factors that has a major effect on pregnancy complications that is Chronic Energy Deficiency (CED). In nationally, the risk of CED is at the level of moderate public health problems (10-19%). One of the causes of emergency of CED is low food intake and nutrition knowledge. Purpose: This study aims to determine the relationship between dietary habit and nutritional knowledge with the incidence of CED in pregnant women. Material and Methods: This research is an observational analytic study with cross sectional design. The sample size was 104 pregnant women with purposive sampling technique. The data collected is the characteristics of respondents, the SQ-FFQ questionnaire, the nutrition knowledge questionnaire, and LiLA size of respondents by primary and secondary data. Data analysis was performed using univariate and bivariate analysis. Result: The results showed that there were 26,0% of pregnant women suffering from CED with the majority of respondents having good energy intake (53,8%), good protein intake (57,7%), lack of fat intake (72,1%), good carbohydrate intake (52,9%). Other than that, the majority of pregnant women having proportion of the frequency of staple foods are often (92,3%), side dishes are sometimes (67,3%), vegetables are often (81,7%), fruits are rarely (88,5%), and drinks & supplements are sometimes (61,5%), and good of nutrition knowledge (59,6%). The result of statistical test using Chi-Square that there is correlation between intake of energy, protein, carbohydrate, frequency of side dishes, and nutrition knowledge with the incidence of CED in pregnant women with p value (0,000), (0,001), (0,001), (0,021), dan (0,000). Meanwhile, there is also no correlation between fat intake and the frequency of staple foods, vegetables, fruits, drinks & supplements with the incidence of CED in pregnant women with p value (0,078), (0,829), (0,190), (0,234), dan (0,227). Conclusion : There is a correlation between dietary habits (energy, protein, carbohydrate, and frequency of side dishes) and nutritional knowledge with the incidence of CED in pregnant women. There is no correlation between fat intake and food frquency (staples foods, vegetables, fruits, drinks & supplements) with the incidence of CED in pregnant women at Sudiang Health Care Center.
THE EFFECT OF EDUCATION THROUGH WHATSAPP ON INTAKES OF ADOLESCENT STUDENTS FACULTY OF AGRICULTURE HASANUDDIN UNIVERSITY Putri Rahmawati Nento; Rahayu Indriasari; Aminuddin Syam; Devintha Virani; Sahanti Riskiytanti
Jurnal Gizi Masyarakat Indonesia (The Journal of Indonesian Community Nutrition) Vol. 11 No. 1 (2022): Jurnal Gizi Masyarakat Indonesia Vol. 1 2022
Publisher : Departement of Nutrition, Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30597/jgmi.v11i1.19392

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Anemia merupakan keadaan rendahnya kadar hemoglobin (Hb) yang sering disebabkan oleh asupan mikronutrien yang tidak adekuat. Anemia pada remaja putri biasa disebabkan oleh rendahnya asupan sumber zat besi dan zat lainnya. Edukasi gizi adalah salah satu upaya mendasar untuk memperbaiki perilaku makan remaja. Edukasi melalui sosial media menjadi salah satu pendekatan edukasi masa kini karena banyak digunakan oleh kalangan remaja, salah satunya WhatsApp. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh edukasi anemia melalui media WhatsApp terhadap asupan zat besi, protein, dan vitamin C. Bahan dan Metode: Penelitian ini menggunakan desain pra-eksperimen dengan one group pretest posttest. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Jumlah sampel sebanyak 79 remaja mahasiswi Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin angkatan 2020. Proses edukasi dilakukan selama 4 minggu dengan membagikan materi dalam bentuk teks, poster dan video melalui grup WhatsApp. Data asupan zat besi, protein, dan vitamin C diukur menggunakan SQ-FFQ online. Data dianalisis secara bivariat menggunakan uji statistik Mc Nemar. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan terdapat perubahan frekuensi asupan zat besi (p=0,008) yang mana terjadi penurunan pada persentase responden frekuensi asupan zat besi sering. Tidak ada perubahan pada frekuensi asupan protein (p=0,109) dan vitamin C (p=1,000) serta jumlah asupan zat besi (p=1,000), protein (p=0,832) dan vitamin C (p=0,424) sebelum dan setelah diberikan edukasi melalui media WhatsApp. Kesimpulan: tidak terdapat pengaruh pada asupan zat besi, protein, dan vitamin C. Kata kunci: Anemia, Edukasi, WhatsApp, Remaja Putri, Asupan ABSTARCT Introduction: Anemia is a condition of low hemoglobin levels which is often caused by inadequate micronutrient intake. Anemia in adolescent girls is usually caused by a low intake of iron and other nutrients. Nutrition education is one of the fundamental efforts to improve the eating behavior of adolescents. Education through social media become one of the newest educational approaches because it is widely used among teenagers, one of which is WhatsApp. This study aims to determine the effect of anemia education through WhatsApp on intakes of iron, protein, and vitamin C in adolescent girls. Methods: A pre-experimental research design with one group pretest-posttest was applied. The Subject was selected by simple random sampling and conducted on 79 adolescent girl students of the Faculty of Agriculture, Hasanuddin University. The education process is four weeks long by distributing texts, posters, and videos through the WhatsApp group. The intake of iron, protein, and vitamin C was measured using an online semi quantitative-food frequency questionnaire (SQ-FFQ). All of the data were analyzed using the Mc Nemar test. Results: This study shows that there was a change in the frequency of iron intake (p=0,008), in which the frequency of iron intake decreased. There was no change in frequency of protein (p=0,109) and vitamin C (p=1,000) intake, as well as the amount of iron (p=1,000), protein (p=0,832), and vitamin C (p=0,424) intake before and after the education through WhatsApp. Conclusion: There was no effect of anemia education through WhatsApp on frequency and amount of iron, protein, and vitamin C intake. Keywords: Anemia, Education,WhatsApp, Adolescent Girl, Intakes
RELATIONSHIP OF ENVIROMENTAL SANITATION AND HISTORY OF INFECTIOUS DISEASES WITH THE INCIDENCE OF STUNTING TO CHILDREN WITH AGED 6-23 MONTHS IN THE WORKING AREA OF PATIMPENG HEALTH CARE BONE DISTRICT Khirana Salsabila P. Al-firdausyah; Abdul Razak Thaha; Djunaidi M Dachlan; Devintha Virani; Sabaria Manti Battung
Jurnal Gizi Masyarakat Indonesia (The Journal of Indonesian Community Nutrition) Vol. 10 No. 1 (2021): Jurnal Gizi Masyarakat Indonesia
Publisher : Departement of Nutrition, Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30597/jgmi.v10i1.20426

Abstract

Pendahuluan: Baduta yang stunting merupakan hasil dari masalah gizi kronik sebagai akibat dari asupan makanan yang kurang, ditambah dengan penyakit infeksi, dan masalahlingkungan. Baduta stunting dalam jangka pendek dapat mengalami perkembangan yangterhambat, penurunan fungsi kognitif, penurunan fungsi kekebalan tubuh hingga gangguansistem pembakaran dan pada jangka panjang yaitu pada masa dewasa dapat menimbulkanrisiko penyakit degeneratif. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubunganantara sanitasi lingkungan dan riwayat penyakit infeksi dengan kejadian stunting pada anakbaduta. Bahan dan Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitian desain cross sectional.Sampel yang diambil adalah semua bayi 6-23 bulan yang berada di wilayah kerja PuskesmasPatimpeng Kab. Bone yang berjumlah 125 orang dengan teknik pengambilan sampelpurposive sampling. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat dan bivariat. Hasil :Hasil penelitian menunjukkan terdapat 25,6% anak yang menderita stunting. Berdasarkanhasil uji statistik menggunakan chi square dan fisher’s, pada variabel sanitasi lingkunganmenunjukkan tidak terdapat hubungan antara sarana air bersih, sarana pembuangan tinja,tempat pembuangan sampah dan saluran pembuangan air limbah dengan kejadian stuntingpada anak usia 6-23 bulan dengan masing-masing nilai p (0,270), (0,161), (1,000) dan(0,148). Sedangkan pada variabel riwayat penyakit infeksi juga menunjukkan tidak terdapathubungan antara riwayat diare dan riwayat infeksi saluran pernapasan (ISPA) dengankejadian stunting pada anak usia 6-23 bulan dengan masing-masing nilai p (0,679) dan(0,839).